32. Tekanan

84 20 5
                                    

Lion dan Shyla berkumpul di dalam kamar Nana, keduanya duduk di lantai kamar, Nana sedang mengambil camilan untuk mereka di lantai bawah, keduanya tidak ada yang ingin bicara, Shyla masih marah, perasaannya kacau, sementara Lion juga tidak tahu bagaimana harus menghibur Shyla.

Nana datang, kemudian meletakkan nampan berisi sepiring camilan juga tiga gelas minuman rasa di hadapan Lion dan Shyla, lalu ikut duduk di lantai kamar berhadapan dengan Lion dan Shyla.

"Ada apa?" Tanya Nana,

Shyla melirik Lion, kedatangan mereka memang karena ingin menyampaikan sesuatu pada Nana, tapi Shyla merasa tidak punya tenaga untuk itu, biar Lion saja yang menyampaikannya.

Lion menghela nafas lalu menatap Nana, Lion tahu perasaan Nana saat ini sedang kacau, melihat adiknya menangis seperti tadi sudah cukup jelas untuk Lion, ditambah Lion yakin kedatangannya kali ini akan membuat Nana lebih kesulitan.

Sebenarnya bukan hanya Nana yang kacau, Shyla dan dirinya sendiri juga tidak baik-baik saja. Lion tidak pernah membayangkan mereka bertiga akan berada di situasi seperti ini, tidak pernah menyangka Hana akan pergi seperti itu.

Lion setuju pada keinginan Shyla, ia juga ingin Nana kembali, tapi Lion juga mengenal Nana dengan baik, tidak peduli sesulit apapun rintangannya, Nana tidak akan menyerah begitu saja, jadi tidak ada cara lain, Lion harus mengikuti cara Nana bermain.

"Sekolah meminta anggota club band untuk melakukan kegiatan yang bisa dijadikan documenter." Ucap Lion setelah diam menatap Nana cukup lama,

"Jadi?" Nana masih bingung,

"Anggota club band memutuskan untuk melakukan pertunjukan musik, dan aku pikir aku menemukan tempat yang bagus." Jawab Lion,

"Dimana? Kak Lion tidak bermaksud mengajakku kan?"

"Kenapa? Kamu tidak mau ikut? Kamu masih anggota club band sekolah, yang lain hanya berpikir kamu sedang berlibur, mereka tidak paham alasanmu yang tiba-tiba menangguhkan sekolah, tapi club band tetap membutuhkanmu, lagipula tempatnya tidak akan jauh dari sini."

"Apa?! Tidak jauh dari sini? Maksudnya?" Nana semakin bingung, sepertinya Lion merencanakan sesuatu yang aneh.

"Taman di dekat sini, aku pikir tempat itu bagus, ada banyak orang yang datang, hasil documenternya pasti akan bagus."

"Kak Lion!!!" Nana menatap Lion dengan tatapan tidak percaya, bagaimana bisa kakaknya memiliki ide seperti itu?

Shyla hanya diam memperhatikan pembicaraan Nana dan Lion, awalnya Shyla juga bingung dengan ide Lion, itu sama saja menempatkan Nana dalam masalah, identitas Nana bisa terbongkar, tapi Lion tetap berkeras ingin melakukan pertunjukan musiknya di taman itu.

"Kenapa? Ideku bagus kan?"

Lion terlihat sangat santai, lalu mengambil satu gelas minuman dan meminumnya.

"Bagus? Apa menurut kak Lion itu tidak gila?"

"Apanya? Lalu bagaimana dengan idemu? Bukankah yang kamu lakukan sekarang juga hasil dari idemu yang gila?" Lion menatap Nana sambil meletakkan kembali gelas yang isinya sudah ia minum.

Nana menghela nafas, ia tahu Lion pasti sengaja melakukan ini.

"Kak Lion sengaja kan?"

"Iya, aku sengaja."

Nana menatap Lion kesal, Lion benar-benar ingin menantangnya.

"Kenapa?"

"Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu kembali Nana."

HUBUNGAN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang