Kei, Anala, Cika, Joey, Alvin, Sophia dan Tata berjalan bersama menuju taman untuk menemui Nana, semua sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.
Tiba-tiba mereka berpapasan dengan ibu Lily, ibu Nadine dan juga pak Angga.
"Kalian semua mau ke mana?" Tanya ibu Lily ramah sambil tersenyum manis,
Mereka segera berhenti lalu membungkuk sopan secara bersamaan menyapa ibu Lily, ibu Nadine dan pak Angga. Ibu Lily tersenyum senang melihat siswa-siswanya yang sopan.
"Selamat siang bu.." sapa Kei sambil tersenyum, yang lain hanya diam dan membiarkan Kei yang bicara.
"Kalian pasti mau ke taman kan?" Tanya pak Angga,
"Benar, kami semua memang mau pergi ke taman." Jawab Kei,
"Kebetulan sekali, ibu dan kak Nadine juga mau ke taman lalu bertemu dengan pak Angga yang ternyata juga mau pergi ke taman, sekarang justru bertemu dengan kalian semua, bagaimana kalau pergi bersama?" Ajak ibu Lily,
Semua saling tatap dan ragu untuk memberi jawaban, Cika merasa berat hati, tujuannya bukan untuk bersenang-senang, ia ingin menginterogasi Nana, tapi kalau ibu Lily, ibu Nadine dan pak Angga ikut dengan mereka, maka ia tidak bisa melakukannya, kehadiran Sophia dan Tata saja sudah merusak tujuannya.
Anala hanya diam menatap Kei, berharap Kei mengiyakan, jadi untuk saat ini meskipun Cika bertemu dengan Nana ia tidak bisa membahas hal itu langsung, Anala bisa memberitahu Nana lebih dulu, tapi semoga saja mereka tidak bertemu dengan Nana.
Kei berdehem, ia tahu Cika tidak ingin pergi bersama dengan ibu Lily, ibu Nadine dan pak Angga tapi kalau menolak juga tidak sopan, lagipula nanti mereka bisa berpisah setelah sampai di taman.
"Boleh bu." Jawab Kei,
Ibu Lily tersenyum lebar, lalu berbalik menatap ibu Nadine dan pak Angga.
"Tidak masalah kan?" Tanya ibu Lily,
Ibu Nadine hanya mengangguk, ia tidak keberatan, pak Angga juga ikut mengangguk sambil tersenyum.
"Kalau begitu ayo.."
Ibu Lily, ibu Nadine dan pak Angga lalu melangkahkan kakinya lebih dulu, Kei, Alvin, Joey, Sophia dan Tata segera menyusul. Cika dan Anala masih berdiri diam di tempat mereka, Anala menatap Cika sebentar, Cika terlihat tidak senang, Anala beruntung karena Kei menyetujui permintaan ibu Lily.
Anala lalu segera melangkahkan kakinya meninggalkan Cika yang masih cemberut, Cika menatap punggung Anala yang menjauh, lalu menghela nafas berat, semoga saja ibu Lily, ibu Nadine dan pak Angga nantinya akan memisahkan diri dari mereka, Cika kemudian melangkah menyusul semua temannya, walau tidak suka, Cika tidak bisa pergi begitu saja.
***
Nana dan Shyla berjalan beriringan untuk pulang, tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengecek kondisi panggung dan peralatan musik yang lain, Nana sudah melakukan hal itu sebelum Shyla datang, dan semuanya baik-baik saja, jadi Nana meminta Shyla untuk segera pulang.
Shyla hanya menurut, sejak tadi ia terus diam memperhatikan Nana yang berjalan di sisinya, Shyla tidak tahu apa yang sedang Nana pikirkan, setelah tinggal terpisah dari Nana untuk waktu yang cukup lama, Shyla jadi tidak bisa menebak apa yang Nana pikirkan, Shyla hanya bisa merasakan kalau Nana masih menyembunyikan sesuatu darinya.
Shyla menghela nafas, berharap semoga hal yang masih disembunyikan Nana bukan sesuatu yang besar, Shyla mencoba memahami keadaan Nana, pasti sulit bagi Nana untuk bisa menceritakan semuanya, walau pada Shyla sekalipun.

KAMU SEDANG MEMBACA
HUBUNGAN (Tamat)
أدب الهواةNana, gadis manis dengan sikapnya yang sangat dingin harus berjuang untuk menguak kebenaran dari kehidupan saudara kembarnya Hana. Hubungan Nana dengan teman-teman dan keluarganya, jauh berbeda dengan hubungan yang dimiliki Hana dalam hidupnya. Cer...