Esok hari telah tiba, kami mengendarai kuda kami menuju tempat yang dinamai Lacere, sebuah savanna yang terdapat dibalik hutan, mereka memang sengaja menaruh pasukan di situ untuk berlindung di balik hutan, hanya saja intel kami sudah menemukan mereka, jadi ini saatnya kami membumihangsukan mereka kembali ke tempatnya, sebuah tempat yang panas dengan nyala api yang membara setiap waktunya. Aku tidak melihat siapa pun dan makhluk apapun di sini, aku member isyarat pada Hartwell kalau kami sebaiknya mendirikan kemah di sini dan di sini tempat yang cukup aman, aku bahkan memberikan perintah pada beberapa pasukan untuk berkeliling dan memang tidak ada apa-apa di sekitar sini. Setelah mendirikan kemah, aku dan Hartwell berbincang-bincang tentang bagaimana strategi kami untuk bertempur besok, kami tidak tahu pasukan musuh memiliki formasi seperti apa jadi kami menyiapkan beberapa formasi, dari formasi yang sederhana hingga yang agak rumit tapi tidak serumit hingga pasukan kami sulit untuk mengikutinya, aku rasa Hartwell sedikit mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik, dari apa yang aku lihat selama perjalanan ini dan bagaimana cara dia berpikir dalam mengatur strategi, aku melihat bahwa dia memang tidak begitu cemerlang, formasinya juga mempunyai beberapa hal yang perlu aku sedikit benahi, tapi dia sangat dekat dan baik kepada prajuritnya dan prajuritnya mempercayai dia dengan sepenuh hati. Kami tidur dan beristirahat untuk mempersiapkan diri, hari yang cerah pun datang, padang savanna yang hijau ini akan menjadi merah dengan darah dan rumput-rumput dalam bentangan yang luas ini sebentar lagi akan tertutupi oleh tubuh-tubuh yang tergeletak tanpa nyawa.
Musuh sudah dalam pandangan mata, seperti yang diduga dan dilaporkan oleh Noit, tempat ini terdapat sedikit pos yang lumayan besar dan jumlah pasukannya pun sedikit besar, tapi tidak lebih besar dari pertempuran yang berada di Orken. Regu yang berada paling depan adalah regu berkambing atau apapun sebenarnya makhluk itu, seperti yang sudah aku bicarakan pada Hartwell semalam dan yang sudah kami briefing kepada seluruh pasukan pagi ini, kami akan menggunakan taktik nomer dua. Kami maju dengan memacu kuda kami, aku penasaran dengan kemampuan Hartwell dalam bertempur, apakah kemampuannya sehebat itu sehingga Noit memberikannya pasukannya sendiri sepertiku? Pasukan kami bertubrukan satu sama lain, aku menarik tali kudaku dan kudaku berdiri dengan kaki belakangnya, aku menarik lagi tali kudaku untuk mengarahkannya untuk menendang musuh yang ada di depannya dengan kaki depan, hal ini berhasil, tapi sedikit sulit dilakukan, aku maju tanpa memperdulikan musuh yang ada di sekitarku, sesuai strategi, aku mengatakan bahwa aku tidak pandai dalam pertarungan berkuda, apalagi kalau sampai bertemu dengan musuh yang cukup handal, jadi aku memberikan isyarat pada reguku untuk maju sampai melewati batas pasukan berkambing ini. Setelah melewatinya, aku segera turun dari kuda bersama reguku, kembali aku menyayat dan menebas semua makhluk yang aku lihat di depanku, bersama Zahar dan juga Mien, Irhwa aku tugaskan untuk memimpin regu berkuda yang sedang bertempur dengan pasukan Hartwell. Seperti biasa, Mien dan Zahar tampak apik dalam tugasnya, yaitu membunuh akame. Sampai aku melihat sesuatu, sebuah kereta terbuka, yang sedang berdiri di situ aku asumsikan adalah pemimpin dari semua pasukan ini, tapi, kereta itu tidak ditarik dengan kuda, melainkan oleh dua makhluk akame yang besar, sangat besar, tingginya mungkin mencapai 3 sampai 4 meter dan mereka menggunakan gada dan juga zirah yang sedikit terbuka tanpa memakai helm, mereka diikatkan pada leher mereka oleh rantai, rantai itulah yang digenggam dan dipakai oleh penumpang kereta untuk mengendalikan mereka.
"katakana kau sudah memikirkan sebuah cara untuk mengalahkan makhluk ini." Ujar Mien sambil mendenga untuk melihat makhluk besar ini.
"sejujurnya aku belum punya."
"sial." Ujar Mien singkat.
Bumm!! Suara gemuruh yang sangat besar saat makhluk itu menyerang kami dengan gadanya, untuknya ukurannya yang besar dan gerakannya yang lambat bisa memberikan kami waktu untuk menghindar, serangan yang sangat dahsyat, aku mengisyaratkan pada Mien dan Zahar untuk membuka ruang dengan menebas semua akame yang berada di sekitar kami sekarang, untuk memberikan ruang gerak pada kami dari serangannya, bila kami berada di tempat dimana kami tidak bisa bergerak, maka kami sudah pasti tidak akan bisa menghindar dari serangannya dan akan menjadi daging cincang. Serangannya terlalu besar dan kuat, mungkin zirahnya juga sangat tebal, serangan pedang biasa tidak akan bisa menembus zirahnya, mungkin juga mereka mempunyai kulit yang sangat tebal dan kami tidak akan bisa melukainya dengan cara biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sfirilla
FantasyVivandy terbangun di dunia yang aneh dan dalam keadaan lupa ingatan, tapi mendapat tugas penting untuk menyelamatkan hari. Apakah dia bisa melakukannya? Akankah dia bisa mengingat masa lalunya? Ikuti perjalanan penuh aksi dari peperangan juga mister...