Rain of Arrows : Pt 1. Back to Square One

1 1 0
                                    

Kembalinya aku ke markas menjadi titik balik dua sisi yang melihatku, di satu sisi ada para prajurit dan pekerja yang tidak tahu apa apa yang memberikanku berbagai ucapan selamat dan menyambutku seperti seorang pahlawan, di sisi yang lainnya ada penggemar berat Evon dan juga organisasi yang mengutukku atas apa yang aku lakukan terhadap Evon, ya, Evon, seorang pahlawan perang yang sudah belasan kali membantu markas dan pihak kami dalam kemenangan dan juga sudah memimpin manusia seperti sekarang ini, sekarang aku seret ke markas dan kuperlakukan seperti kriminal murahan. Noit tentu saja bahagia untuk mendengar kembalinya diriku dan yang paling membuat dia bahagia adalah berita yang ku bawa, aku lupa mengatakan ada pula sisi ke tiga, yaitu para orang-orang yang tidak menyangka hal ini terjadi, mereka tidak menyangka bahwa Evon adalah seorang penghianat, mereka tidak tahu harus berada di pihak mana. Dengan ini, tentu saja aku kembali mendapatkan tambahan quota untuk pasukanku dan penghargaan tidak berguna lainnya, yang kubutuhkan hanyalah penambahan pasukan dan juga kekuasaan. Noit mengatakan bahwa besok lusa akan diadakan pengadilan untuk Evon, dia juga menepuk pudakku dan berkata bahwa dia menyesal bahwa aku sudah menghabisi teman-temanku sendiri, sedikit yang dia tahu tentangku adalah bahwa aku tidak merasakan apa-apa tentang hal ini, karena temanku adalah orang yang setia padaku dalam pasukanku, bukan orang-orang yang menentangku dan berada di seberang dari tujuan dan jalan yang aku tempuh. Hari esok aku mendapat hari libur, aku segera bertandang ke rumah Abel, dia ada di sana dan dalam keadaan selamat, aku bertanya apakah semua berjalan seperti yang aku duga, jawabannya iya, aku meninggalkan Abel di rumahnya dan tidak mengikuti ekspedisi yang kemarin, alasannya adalah aku tahu bahwa ada kemungkinan Evon tahu Rachel adalah penghianat dari organisasi, pasti Evon sudah menyuruh orang untuk menghabisi Rachel. Mengingat Rachel yang merupakan prajurit pasif yang berarti dia akan bertarung dan bertempur jika musuh sudah memasuki wilayah kota ini atau markas dalam bahaya, jadi Rachel tidak akan pernah melakukan ekspedisi, jadi tidak ada tempat dan waktu bagi mereka untuk membunuh Rachel. Satu-satunya tempat untuk membunuh Rachel adalah rumahnya sendiri, dia pasti akan diikuti ke rumahnya atau memang sudah ada orang yang menunggu di rumahnya untuk menghabisi Rachel, aku tidak bodoh, itulah mengapa aku memerintahkan Rachel untuk pulang ke rumah Abel bersama dengan Acacia juga. Aku tahu bahwa dengan begitu maka akan menutup kemungkinan kedua di mana percuma saja menunggu Rachel di rumahnya karena dia tidak akan pulang ke rumahnya, jadi sisa kemungkinan pertama dimana dia akan diikuti ke mana dia pulang, dan itu adalah rumah Abel, aku sengaja meninggalkan Abel untuk melindungi mereka berdua jika seseorang menguntit atau menyerang rumah Abel, dan itulah yang terjadi. Abel bercerita bahwa tiba-tiba rumahnya diketok, pertama orang tersebut dengan ramah ingin masuk dan bertamu dengan Abel, katanya ada urusan penting dari markas yang sangat mendadak, dia tidak bodoh dan menolak mentah-mentang ketukan itu, alhasil ketukan itu menjadi sangat keras dan juga menjadi sebuah ancaman bagi Abel, seseorang di balik pintu itu mengatakan bahwa dia hanya membutuhkan Rachel dan Acacia, jika Abel membetikannya dengan damai dan tenang maka dia berjanji tidak akan melukai dan berurusan dengan Abel. Tapi memang itulah tugas Abel di sini, yaitu menjaga Acacia dan Rachel, sehingga Abel mengambil pedangnya dan bersiap untuk mengkonfrontasi. Dengan tegas lagi-lagi Abel menolak permintaan dari orang itu, setelah ini kalian pasti sudah menduga apa yang terjadi di sini. Orang itu berusaha untuk masuk, tapi Abel terus menahan pintu hingga akhirnya Abel keluar rumah untuk berhadapan dengan orang itu, Abel mengatakan bahwa alsannya keluar adalah agar pertarungan ini tidak terjadi di dalam rumah karena dia takut akan menghancurkan dan membuat rumahnya berantakan, masuk akal. Setelah Abel keluar, baru diketahui bahwa orang itu adalah Gaen.

"serangkan wanita itu." Ujar Gaen singkat, dia memakai seragam tanpa zirah tapi membawa tombaknya.

"apa maksudmu? Tidak ada siapa-siapa di sini selain aku." Jawab Abel.

"aku tidak semudah itu untuk kau bohongi dasar sampah, aku telah mengikutinya sejak tadi." Kembali ujar Gaen dengan menodongkan senjatanya.

"yang pertama, kaulah yang sampah, bukan sampah sebenarnya, tapi lebih ke budak, iya budak."

SfirillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang