Scorching Stone : Pt 7. Abel

1 0 0
                                    

Hari kembali bekerja sudah tiba, seperti biasa pada sore hari kami dikumpulkan untuk berlatih, sebelum berlatih, kami mengadakan doa untuk para prajurit yang sudah gugur sampai pada saat ini, salah satunya adalah Xavier, bagaimana tidak, temannya mati di pangkuannya, sambil bersimbah darah, itu adalah sebuah kenyataan yang sangat pahit untuk dijalankan. Latihan kali ini adalah latihan tag team, aku bersama dengan Zahar melawan Irhwa dan satu orang yang aku tidak kenal sebelumnya tapi aku melihat Irhwa sangat dekat dan akrab dengannya karena mereka selalu berbincang dari sebelum masuk ke arena dan juga sebelum pertarungan ini dimulai, tubuhnya agak tinggi tapi tidak setinggi Zahar dan sebesar Irhwa, tubuhnya bisa dikatakan agak standar dan dia memakai kacamata. Aku belum sempat berkenalan dengannya tapi dari apa yang aku lihat dia memakai pedang bermata dua, tapi yang aneh dari pedangnya adalah ukurannya yang lebih kecil dari pedang pada umumnya. Kami bersiap satu dengan yang lainnya, aku sudah menatap mereka dengan tajam, dari posisi kami aku sudah mengisyaratkan pada Zahar bahwa aku akan melawan anak baru ini dan Zahar akan melawan Irhwa, rencananya sama seperti saat kami melawan Chen dan Achdiet. Aku tidak ingin mengulur waktu, kalau ini adalah pertarungan sungguhan maka aku tidak ingin diam dan melihat kemampuannya duluan, jika kemampuannya jauh melebihi kemampuanku maka aku sudah dipastikan akan mati, maaf saja tapi aku yang sudah merasakan pertempuran yang asli seakan sadar bahwa setiap detik dalam pertempuran bisa saja menjadi akhir dari hidupku dan aku tidak boleh main-main. Aku maju dengan cepat dan menyerangnya dengan cepat, aku lihat tidak ada wajah dan ekspresi terkejut dari wajahnya, apa dia bisa melihat seranganku? Sepertinya iya tapi dia tidak bisa menjadi secepat itu kan? Aku menyerangnya dengan ayunan pedangku dan dia bisa menahannya, aku coba untuk memaksakan terlebih dahulu seranganku yang ditahannya untuk melihat seperti apa kekuatannya apakah dia tangguh atau tidak. Dia tidaklah setangguh itu, dia langsung melepaskan pedangnya dan segera mengelak, aku merasakan sesuatu, ternyata Irhwa datang untuk menyerangku, ini adalah pertarungan antara dua lawan dua, dan kupikir memang Irhwa tidak bisa berdiam saja seperti strategi pertarungannya yang biasa, dengan cepat aku segera menghindar dari serangannya, aku melihat Zahar bahkan belum sempat menyerang Irhwa, hmm, Irhwa memang menyerangku duluan untuk menghindari kekalahan di awal, jadi, orang itu tidak sekuat Irhwa karena dia harus melindunginya, baguslah. Zahar kembali menyerang Irhwa beberapa kali dan membuat Irhwa sibuk dengan serangan dari Zahar, akhirnya ini adalah waktu bagiku untuk kembali ke urusanku yang semula. Aneh, kemana dia? Dia menghilang, aku tidak bisa menemukan temannya Irhwa. Aku melihat Zahar sedang tidak dalam konfrontasi dengan Irhwa dan aku mendekatinya.

"dia menghilang." Ujarku.

"menghilang apanya? Siapa?" Tanya Zahar dengan heran.

"temannya Irhwa, dia menghilang." Zahar langsung menengok ke arah kiri dan kanannya.

"kau betul, dia tidak ada." Aku sedikit melihat Zahar menjadi panik, dia secara konstan melihat ke segala arah.

"hahahahahaha" tiba-tiba ada suara tawa yang lumayan besar dan akupun menoleh. Ternyata suara tawa itu dari Irhwa.

"apa maksudnya ini?" Tanya Zahar.

"inilah kekuatannya, kau tidak akan bisa menemukannya." Jawabnya singkat.

"kemampuan apa?" Kembali tanya Zahar tapi kali ini lebih tenang.

"Kemampuannya, hehehe." Kembali jawab Irhwa sambil sedikit tertawa. Kemampuannya? Kemampuan apa? Apakah dia memakai vecku? Tidak mungkin, kami memakai pedang kayu di sini dan tidak mungkin pedang kayu ini bisa mengakses kemampuan vecku, sial, apa sih yang dia maksud.

"Zahar, kalau dia bisa menghilang seperti waktu itu, kita tidak bisa berbuat banyak sekarang, cobalah berdiri membelakangiku, kita harus menjaga satu sama lain dari belakang." Zahar langsung membalikan arah badannya dan sekarang kami menjaga sisi belakang kami satu sama lain.

SfirillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang