Kami pergi menuju kemah dari pasukan yang dibicarakan oleh Xavier, pertemuan ini adalah pertemuan yang tidak disengaja dan dia tidak menyiapkan kendaraan untuk kami, akhirnya Xavier membiarkan kami menunggangi kudanya bersama-sama.
"apakah tidak apa-apa jika kuda ini kita naiki bertiga?" tanyaku pada Xavier menghawatirkan kuda ini.
"tidak, santai saja, seperti yang kau lihat, kuda ini sangat besar dan tubuh kita berdua lebih kecil dari orang lain, hanya Zahar saja yang mempunyai tubuh normal." Jelas Xavier kepadaku.
"baiklah kalau memang bisa." Jawabku mengiayakan, lagipula kami sudah lelah tanpa makanan dan minuman selama beberapa hari, kalau kami disuruh untuk berjalan lagi rasanya aku tidak kuat.
Kami menaiki kuda itu sampai ke kemah dari pasukan Xavier, kemahnya cukup jauh dari desa yang baru saja kami singgahi, Xavier menawari kami roti dan air selama perjalanan, makanan dan minuman sederhana tapi aku sudah sangat bersyukur atas hal ini. Xavier bercerita selama perjalanan bahwa Noit mulai memeriksa pertempuran yang lain dan waktu dia memeriksa pertempuranku dia melihat bahwa jauh di belakang barisan musuh terdapat jumlah musuh yang sangat banyak bahkan bisa disimpulkan bahwa mereka akan melakukan serangan besar lewat jalur ini dan tidak ada prajuritmu yang dapat berkomunikasi dengan markas, maka Noit mengumumkan pada seluruh prajurit yang tersisa untuk membuat sebuah pasukan baru, pasukan ini tidak banyak selagi Noit mencari prajurit lainnya, prajurit yang sudah terkumpul dibuat sebuah pasukan baru dan ditugaskan mencari kami sementara prajurit yang akan dikumpulkan Noit akan ditugaskan untuk bertempur bersama kami nantinya. Xavier juga menjelaskan bahwa pemimpin pada pertempuran ini belum ditentukan dan akan ditentukan pada semua pasukan berkumpul, kali ini, Xavier hanya kana memberi informasi pada Noit bahwa dia sudah menemukan aku dan Zahar.
Kami terus berjalan menyusuri padang pasir yang terbentang sejauh mata melihat, aku merasakan bahwa saat kami sampai di sini, sangat sebentar waktu antara pertama kali aku memasuki Orken dan menuju lokasi pertempuranku, kenapa sekarang menjadi panjang dan lama seperti ini? Apakah ada sesuatu? Aku tidak tahu. Kami sampai di kemah dari pasukan Xavier, cukup besar, aku tidak tahu jumlahnya tapi mungkin jumlahnya sebananyak empat sampai lima kali pasukanku, pasukan yang cukup besar yang hanya ditugaskan untuk mencari pasukan hilang.
"pasukan yang cukup banyak hanya untuk mencari pasukan yang hilang." Gumamku pada Xavier.
"ya mau bagaimana lagi. Lagipula selain mencarimu dan juga pasukanmu, pasukan ini ditugaskan untuk menjaga batas ini sampai pasukan yang lainnya datang jadi kita juga harus bersiap untuk bertahan jika ada serangan dari musuh." Jelas dari Xavier, sekarang aku mengerti kenapa mereka mengirimkan pasuka sebanyak ini.
Xavier, masuk ke sebuah tenda dan dia memberiktahukan pada seseorang yang berada di tenda tersebut untuk memberikan informasi bahwa dia sudah menemukan pasukanku kepada Noit, tentu saja beserta informasi bahwa aku hanya tinggal berdua dengan Zahar. Ini membuatku sedikit frustasi dan juga malu, disamping rasa legaku karena aku sudah berhasil bertahan hidup, sekarang semua orang akan tahu bahwa aku sudah kalah telak dari sebuah pertempuran dan aku hanya bisa menyisakan satu orang dari pasukanku untuk bertahan hidup, sekarang semua orang akan tahu bahwa aku adalah pemimpin yang payah, seorang prajurit yang payah. Xavier kembali keluar dari tenda itu, dia mengantarkan kami pada tenda kami, dia memberikan tenda yang cukup besar karena perhitungan dia bahwa bila pasukanku kalah sekali pun akan meninggalkan beberapa prajurit dan tidak habis seperti ini, bahkan sekarang aku berada di bawah ekspektasi dari teman seangkatanku sendiri, betapa memalukannya hal ini.
Kami membersihkan tubuh kami setelah beberapa hari perjalanan, pada pemandian yang memang di buat di kemah ini dengan bangunan kayu sederhana dan ada sebuah wadah untuk air dan alat untuk mengambil airnya. Setelah aku kembali ke tenda, Zahar sudah beristirahat, aku tidak bisa, karena rasa malu ini, memang mereka tidak mengatakan sesuatu tapi aku merasakan hal itu, rasa kasihan mereka padaku, aku tidak membutuhkan rasa kasihan dari siapa pun. Aku hanya duduk di atas kasur materas yang disediakan, aku berpikir dan merenung. Berpikir apa yang kulakukan bila aku bertemu lagi dengan makhluk-makhluk itu, bagaimana cara mengalahkan mereka, dan aku juga merenung atas kegagalanku ini, aku terus saja berkata pada Zahar bahwa ini adalah kegagalan pertama dan itu adalah sebuah hal yang sangat wajar tapi aku sendiri sangat tidak bisa menerima kekalahan ini, dari hasil renungan ini aku berjanji bahwa aku tidak boleh mengalami kekalahan ini lagi. Akhirnya aku memberanikan diri untuk keluar, aku bertemu dengan Chen dan Achdiet di sini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sfirilla
FantasyVivandy terbangun di dunia yang aneh dan dalam keadaan lupa ingatan, tapi mendapat tugas penting untuk menyelamatkan hari. Apakah dia bisa melakukannya? Akankah dia bisa mengingat masa lalunya? Ikuti perjalanan penuh aksi dari peperangan juga mister...