Two Sides of The Coin : Pt 5. Battle of Maley

1 1 0
                                    

Suara gemuruh itu datang, suara yang sangat familiar di kepalaku, yaitu suara kedatangan dari pasukan musuh, bila dilihat dari sini, pasukan musuh terbagi menjadi tiga pasukan besar, yang berada di depan, di tengah, dan juga di belakang, aku asumsikan bahwa setiap pasukan memiliki pemimpinnya sendiri dan kami harus bersiap jika salah satu dari mereka atau bahkan mereka semua adalah pengguna vecku atau pusaka. Dengan acungan senjata Hartwell, itu menjadi pertanda untuk kami melaju ke depan dan menyerang, pacu kuda ini yang begitu kencang, tapi tidak ada diantara prajurit kami yang boleh melewati Hartwell, alasannya sudah jelas, Hartwell akan memakai kemampuannya, dia bercerita bahwa kemampuannya sekarang sudah berkembang, selain angin yang semakin kencang, dia juga dapat membuat tornado dan semacamnya sekarang, jadi hal itu akan semakin membantu. Pacuan kuda kami semakin lambat, karena memang kami berniat untuk berhenti tidak jauh dari musuh, Hartwell memulau memutar tombaknya, angin kencang menghembus kencang pada pasukan musuh seperti mereka terhembus oleh raksasa yang sangat besar, seketika pergerakan dari musuh berhenti, tunggangan mereka tidak kuat untuk menahan angin yang berhembus kencang ini, tapi pertempuran ini tidak hanya samapai di sini dan tidak akan semudah ini, beberapa makhluk berlari ke depan, makhluk-makhluk ini ukurannya dua sampai dua setengah kalinya dari pasukan musuh, dan mereka mempunyai wujud yang aneh, dari kaki hingga badan mereka berbentuk humanoid seperti kami atau seperti akame pada umumnya, hanya saja selain ukurannya yang besar yang tadi sudah aku sebutkan, tangan dan kepalanya berbentuk seperti kerbau atau banteng, dengan tanduk dan juga bulu yang berwarna gelap, kulit mereka juga gelap. Markas memerintahkan untuk menghentikan kemampuan Hartwell, Hartwell ditugaskan untuk mundur dan membawa beberapa regu untuk mencari tempat secara sembunyi-sembunyi agar kami bisa menyerang musuh dari sisi yang lain. Panah saling beradu, antara kami dengan mereka, tapi ada satu panah yang aku takuti, panah dari rusa-rusa sialan itu, dan benar saja, pemandangan yang aku lihat sebelumnya terjadi lagi di depan mataku, sebuah tombak yang ditusukan pada empat orang prajuritku seperti tusuk sate, ini adalah serangan dari rusa-rusa sialan itu, markas juga memerintahkan aku mengikuti Hartwell, cukup berbahaya bagi rencana dan manuver kami jika aku dan Hartwell berada di posisi yang sulit dan juga membahayakan, biarkan pertempuran ini untuk sementara dipegang oleh Xavier dan juga Gaim, aku yakin mereka pasti bisa membunuh para makhluk-makhluk aneh dan sialan itu. markas mengarahkan aku dan Hartwell kemana kami akan membawa regu-regu kami, kali ini yang ikut denganku adalah Irhwa, Zahar dan Durir aku perintahkan untuk tetap pada pasukan bersama Xavier dan juga Gaim, kemampuan teknik dan juga senjata dari Zahar dan Durir dapat membantu pertempuran di barisan terdepan. Kami sudah sampai pada tempat yang ditujukan bagi kami, sebuah bukit kecil di sebelah kiri dari pasukan kami, sepertinya beberapa regu musuh sudah menyadari bahwa mereka harus mengambil pos-pos dan juga posisi strategis pada pertempuran ini, mereka mulai menyerang kami ke sini, rencana kami dan markas tadinya untuk hartwell mengacaukan pasukan di barisan kedua dengan anginnya untuk memisahkan mereka sehingga pasukan kami dapat fokus untuk melawan mereka satu persatu, tapi aku mempunyai strategi lain, bagaimana kalau kita menghanguskan seluruh, mungkin sebagian dari barisan kedua pasukan musuh, angin Hartwell memang semakin kuat, tapi seperti sumber angina lainnya, semakin jaraknya jauh maka angin yang dihasilkan juga akan semakin kecil dan juga secara lebar tidak bisa mencakup banyak. Ini adalah rencana yang baru saja aku pikirkan sekitar dua hari lalu dan langsung aku sampaikan pada Hartwell secara pribadi, alasannya hanya satu, agar kami bisa membuat sebuah serangan yang terduga, serangan antara aku dan Hartwell, sebuah combo yang tidak bisa terbantahkan, karena memang serangan ini hanya kami yang bisa menggunakannya. Beberapa prajurit resah akan pergerakan musuh yang mendekati bukit ini, aku katakana pada mereka tidak perlu merasa bingung dan resah, karena setelah ini mereka akan melihat sebuah serangan yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya dan mungkin tidak akan pernah mereka lihat lagi jika aku dan Hartwell tidak bersama. Aku memberi aba-aba pada Hartwell untuk memutar tombaknya, angin sudah tercipta, angin besar yang membuat pasukan musuh sekali lagi tidak bisa bergerak, pergerakan mereka menuju bukit sudah diatasi, mereka tidak lagi bergerak, tetapi aku tidak ingin hanya berhenti bergerak, mereka harus mati. Aku mengeluarkan Neha, dan menyemburkan api tepat di depan Hartwell, api membutuhkan angin untuk menjadi lebih besar, itulah kenapa aku membutuhkan Hartwell, dia tidak hanya membuat sebuah angin topan atau angin ribut, tetapi sekarang Hartwell dan aku sedang membuat tornado api, tornado api yang sangat besar, tidak hanya dengan api biasa, tapi dengan api dunia bawah, mereka akan menikmati serangan mereka sendiri. Serangan yang sangat menakjubkan, setelah serangan ini, lokasi pertempuran ini sedikit terlihat seperti dunia bawah, seketika pemandangan yang kami dapatkan lebih horor dan menakutkan dari pemandangan pertempuran biasa, tidak hanya tubuh yang bertebaran di tanah, tapi tubuh-tubuh yang gosong dan juga hangus beserta tanah dan segala hal yang napak di atasnya. Serangan ini dapat menghanguskan tiga perempat prajurit dari satu baris pasukan musuh, dari pemandangan itu, aku melihat sesuatu, lebih tepatnya seseorang, sepertinya itu adalah prajurit musuh, sekujur zirah dan badannya mengeluarkan asap yang menandakan bahwa dia terkena serangan kami tadi, tapi dia masih bisa berdiri dan bahkan berjalan secara perlahan menuju kami dengan sisa pasukannya, semakin dekat dan semakin dekat, aku sudah bisa melihatnya dengan sedikit jelas sekarang zirahnya lain dari prajurit biasa, sudah bisa dipastikan bahwa dia adalah pemimpin pasukan dari baris kedua. Dia mengambil pedangnya yang dicabutnya dari tanah, mungkin pedang itu terlempar saat serangan kami tadi. Tiba-tiba sebuah suara masuk dari komunikatorku, suara Lephon.

SfirillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang