Two Sides of The Coin : Pt 4. Neha

1 1 0
                                    

"aku pikir aku sudah mengatakan bahwa aku tidak membutuhkan tiga orang untuk melawan satu musuh." Ujar Deph padaku.

"aku rasa kau tidak menghabisinya dengan tiga orang, karena aku tidak melakukan apa-apa karena dinding api itu." Jawabku.

"ya, kau benar, dan kau, aku sepertinya tidak pernah melihatmu dari tadi, sekarang kau bisa berada di sini." Ujar Deph pada Abel.

"dia bersama pasukan Mien tadi, tapi mungkin dia tidak terbiasa dengan memakai panah dan busur dan memutuskan untuk maju, aku yang salah, meski aku tahu dia tidak pandai menggunakan busur dan panah aku tetap menyurunya bersama Mien, dan sekarang dia sudah membuktikan bahwa dia berguna dalam pertarungan jarak dekat." Potongku sebelum Abel bisa menjawabnya, aku takut dia tidak memberikan jawaban yang aku inginkan.

"baiklah, sekarang kita bisa mengambil tombak ini." Ujar Deph.

"bagaimana kalau kau jelaskan dulu bagaimana vecku pada tombak ini bisa digunakan oleh dua orang?" Tanyaku mendesak Deph.

"ini bukanlah vecku, melainkan......" Belum selesai Deph berbicara, semburan api mengarah pada Deph dan dia menghindar dari serangan itu.

"apa-apaan ini!" Ujar Deph yang terkejut. Pemegang tombak itu tidak lain dan tidak bukan adalah Jerod.

"Jerod, apa yang kau lakukan?" Tanya Deph.

"aku akan menghabisimu di sini, tidak ada yang akan mengganggu kita lagi, semua pasukan musuh sudah lari tunggang-langgang."

"apa kau gila? Hentikan bercanda ini Jerod." Kembali Ujar Deph.

"dengan senjata ini, aku tidak membutuhkan kemampuan bodoh itu, dan dengan ini aku bisa menjadi yang di depan."

"hentikan omong kosong ini Jerod, apa kau tidak melihat apa yang terjadi pada penghianat? Lihatlah apa yang terjadi dengan Dermon, aku bisa membunuhmu di sini dan jika kami bisa membawamu pulang, kau juga akan mati seperti Dermon."

"aku tidak akan mati, kalau aku bisa menghabisi kalian di sini."

"apa kau lupa, pertempuran kali ini disiarkan pada markas, mereka akan melihat seluruh kelakuanmu." Potongku.

"siapa peduli, aku tidak berniat untuk kembali ke markas. Aku berniat untuk menjadi pemimpin dari seribu prajurit."

"kau dijanjikan hal yang sama dengan Dermon dan itu adalah janji kosong belaka, kau harusnya lebih pintar dari ini." Ujar Deph. Ini bagus, dengan adanya kejadian ini, setidaknya menjustifikasi kebenaran yang aku sampaikan pada pengadilan Dermon, menghilangkan semua keraguan bahwa akulah pelakunya dan menjebak Dermon, bahwa Dermon benar-benar dihasut dan ditawari suatu jabatan di pihak musuh.

"aku tidak bertanggung jawab dengan apa yang akan terjad setelah ini." Kembali ujar Deph sambil mengambil kuda-kuda.

"kita akan mengambil jalan keras, setelah ini aku bisa menjadi yang nomer satu." Balas Jerod yang juga mengangkat senjatanya.

Setelah itu mereka sudah bersiap untuk bertarung, keadaan menjadi semakin genting, aku sedikit bingung di sini, apakah aku akan mengintervensi atau tidak, sebenarnya aku ingin tapi ini seperti mpertarungan personal bagiku yang harus diselesaikan antara mereka berdua saja dan tidak ada campur tangan dari pihak lain, tapi kegundahan itu hilang, hilang disaat Deph mengajakku untuk mengalahkan Jerod, menurutnya pertempuran ini sudah cukup lama dan tidak bisa lagi diteruskan, pertempuran ini harus diselesaikan di sini dan secepat mungkin. Dengan anggukan, aku mengiyakan ajakannya untuk mengalahkan Jerod, Deph bilang bahwa kami harus berhati-hati agar tidak membunuh Jerod kalau bisa, tapi kalau memang situasinya genting, kehilangan satu nyawa penghianat tidaklah berarti. Sebuah lampu hijau, lampu hijau yang diberikan agar aku bisa membunuh Jerod, tentu saja akan aku lakukan, tapi bagaimana dengan perasaan Deph, Jerod sudah menjadi prajurit dalam pasukannya dalam waktu yang sangat lama, disaat waktu Deph mungkin akan berakhir di sini sebentar lagi untuk dipanggil, kejadian ini malah terjadi, aku tahu, aku sangat tahu dan yakin bahwa Deph ingin sekali dipanggil dengan pasukannya yang sangat loyal hingga waktunya tiba, tapi Jerod. Aku tidak begitu mengenal Dermon dan tidak ada niat untuk mengenalnya lebih jauh, aku hanya mengenal dan berteman dengannya untuk bertukar informasi seputar organisasi, tidak lebih dan juga tidak kurang, tapi disaat aku tahu bahwa dia adalah penghianat dalam ekspedisiku, rasanya seperti aku akan menghabisinya hingga menjadi atom, bagaimana dengan perasaan Deph? Tapi masa bodoh, Jerod adalah seorang pengganggu, sebuah duri atau paku yang berada di jalan yang sewaktu-waktu dapat kuinjak dan itu akan menghentikan langkahku, waktu sangat singkat di dunia ini, aku tidak boleh berhenti meski sebentar saja, aku harus mencari celah untuk menghabisinya. Seperti yang sudah kuduga, senjata itu dapat digunakan siapa pun, Jerod mulai menembakan api dan juga membuat dinding api, tapi api yang dia buat sangatlah off, menandakan bahwa memang dia tidak berpengalaman menggunakan kemampuan ini, atau memang dia tidak berpengalaman menggunakan tombak? Aku tidak tahu, aku terus saja maju untuk menyerangnya, satu ayunan pedangku dapat ditangkisnya, seperti strategi sebelumnya, di belakangku sudah ada naga petir Deph yang siap menyerang, aku segera menunduk, naga petir itu menyerang, tapi naga itu hanya menggigit tombak Jerod, mungkin adalah pertanda bahwa sebenarnya Deph memang tidak ingin membunuh Jerod, tapi sekali lagi masa bodoh, aku tidak peduli akan perasaan Deph sekarang, toh Deph pasti tidak akan menyimpan dendam kalau aku membunuh Jerod. Tombak itu terbelah menjadi dua dan Jerod sedikit terlempar, setelah dia terbangun, Jerod menyerangku lagi dengan semburan api, tapi aku bisa bermanuver ke kanan dan menahan api itu dengan perisaiku selagi aku melangkah maju. Jarak kami sudah dekat, Jerod menyerangku dengan tombak itu, meski tombak itu sudah terbagi dua tapi Jerod masih memegang bagian yang ada ujung tombaknya, jadi dia masih bisa menyerangku dengan itu, tapi memang Jerod bukanlah lawan yang tangguh, semua pergerakannya bisa kulihat, bahkan lebih sulit melawan Zahar dibandingkan melawan Jerod sepertinya, aku berhasil menepis tombak itu sehingga tombak itu terlempar dari genggaman Jerod, dan dengan satu gerakan aku menghunuskan pedangku padanya, dengan satu serangan, Jerod kalah.

SfirillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang