Two Sides of The Coin : Pt 2. Integration

1 0 0
                                    

Setelah itu kami terus saja mendorong pasukan musuh lebih jauh lagi, kedua gajah itu sudah dihabisi dengan Durir dan juga Irhwa, jadi aku tidak perlu repot-repot melakukannya sendiri. Aku kembali bertemu dengan Zahar dan mengatakan bahwa aku ingin melihat situasi besar dari pertempuran ini sebenarnya, tapi hal itu sulit dilakukan saat ini karna aku tidak memiliki komunikator saat ini, Zahar mengatakan bahwa dengan kemampuan barunya mungkin dia bisa membantuku dalam hal ini, aku bertanya apa maksudnya, dia hanya menjawab bahwa dia bisa membuat sebuah dome semu pada suatu area, tentu saja dome ini dapat ditembus oleh siapa pun dan bahkan tidak terlihat, tapi bukan itu poinnya, poinnya adalah siapa pun yang berada di dome ini atau hal apa pun yang ada di dome ini Zahar dapat mengetahuinya seperti memetakannya, ini hal yang bagus, sungguh kemampuan yang sangat berguna, karena dalam situasi apa pun yang dibutuhkan oleh semua orang adalah informasi dan Zahar bisa memberikan hal itu dengan detil. Dengan persetujuanku, dia mengacungkan pedangnya ke atas dan katanya sedang membuat dome tersebut, benar saja, aku tidak bisa melihat dome tersebut, apa yang dilakukan Zahar di mataku hanyalah mengacungkan senjatanya ke atas dan tidak lebih, setelah tercipta Zahar memberikan situasi terkini adalah bahwa kami bisa mendorong pasukan musuh ke belakang, tapi hal itu sepertinya hanya disebabkan oleh momentum semata, sebenarnya dalam segi jumlah pasukan kami sudah menipis dan terus-menerus tergerus dengan adanya pertempuran, dalam waktu dekat kalau kami tidak memanfaatkan momentum ini dan membawa pertempuran ke dalam jangka panjang maka pasukan kami lah yang akan habis duluan. Aku mengajak Zahar untuk mencari Durir, setelah menemukannya aku memintanya untuk menemaniku untuk menerobos salah satu sisi bagian musuh, hanya kami bertiga, untuk melihat sekilas siapa pemilik vecku tersebut dan kalau dia adalah pemimpin dari pasukan ini, maka jawabannya cuma satu, yaitu untuk menghabisinya.

Aku memberikan sinyal pada Deph bahwa aku akan maju, Deph memasang muka sedikit heran dengan bagaimana aku akan melakukannya, tapi aku balas dengan aba-aba untuk memberikanku support jarak jauh, dengan kata lain dia harus menghalau semua serangan dari api itu yang mengarah kepadaku. Akhirnya Deph mengangguk, kami memacu kuda kami dan terus menerobos ke dalam barisan musuh, Durir berada di depan dan melibas siapa pun yang ada di depan kami seperti bor tanah, di tengah ada aku dan di belakang ada Zahar. Sudah beberapa barisan yang kami tembus, sepertinya musuh sudah melihat pergerakan kami, api sudah menyembur beberapa kali dari tanah dan juga menembakannya ke arah kami, tentu saja hal itu langsung ditepis oleh naga petirnya Deph, karena peraduan mereka yang sangat dekat, maka percikan api seringkali mengenaiku, untung saja aku memiliki perisai ini untuk melindungiku, tapi dengan kuda, kuda kami seringkali terkejut dengan peraduan ini, sepertinya selanjutnya aku harus memakaikan zirah atau sesuatu pada kuda ini, selan menjadi lebih efektif juga bisa sedikit terlihat keren. Di barisan musuh yang agak di belakang, kami menemukan ada beberapa pasukan berkuda, atau bisa aku katakan berkambing? Yang pasti mereka adalah pasukan yang sangat elit, dan aku bertatapan dengan seseorang yang sepertinya adalah pemimpin dari pasukan ini, dari mana aku tahu? Jawaban yang selalu kalian sudah tahu jawabannya, dia memiliki zirah yang berbeda dari yang lainnya. Kali ini zirahnya sangat tebal atau besar, dapat kulihat dari sini, juga zirah itu mempunyai ornamen seperti seekor badak, dengan dua tanduk di helmnya. Pergerakanku selanjutnya menentukan bagaimana nasib pertempuran ini berlangsung, dia tahu aku akan menyerangnya secara langsung, jadi dia mengacungkan senjatanya ke arahku dan dengan itu adalah sebagai pertanda untuk regunya maju untuk menyerangku, aku melihat dan menengok ke arah belakang, apakah pasukan kami sudah mendorong pasukan musuh lebih dalam lagi, aku bisa bilang begitu, tapi untuk menuju posisiku sekarang ini sepertinya masih akan memakan waktu sedikit lama. Beberapa musuh mendekat ke arah kami, tentu saja respon pertama dari kami adalah dengan bor Durir yang tiba-tiba muncul untuk membuat serangan kejutan pada mereka, tapi sepertinya mereka memang sulit untuk dikalahkan karena beberapa prajurit musuh bisa bermanuver. Tidak lama kemudian, aku bola api datang ke arah kami, tapi dapat ditangkis dengan petir, itu tidak lain dan tidak bukan adalah Deph.

SfirillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang