Rain of Arrows : Pt 6. The Dragon

1 1 0
                                    

Pertempuran ini sudah berjalan berjam-jam hingga sudah terlihat matahari ingin beristirahat, Lephon bertanya pada markas apakah kami akan mundur atau tidak mengingat stamina dari prajurit yang sudah sangat menurun di tengah pertempuran sengit ini dan juga hari yang juga sudah mulai malam, jawaban dari markas sedikit tidak manusiawi bagi sebagian dari kami, tapi itu merupakan logika yang menurutku cocok dalam situasi ini, mereka mengatakan bahwa kami akan terus melanjutkan pertempurna ini bahkan jika memakan waktu seharian, pertarungan ini tidak akan berhenti dengan alasan kami sudah menduduki tempat-tempat yang strategis, akan sulit lagi merebut tempat-tempat itu jika pertempuran harus dilanjutkan besok dan belum tentu kami dapat mendapatkannya lagi, dan lagipula hanya tinggal sedikit lagi kami akan memenangkan pertempuran ini, naga-naga sudah diatasi oleh para EMTEN, meski mereka tidak bisa membunuh beberapa naga tersebut karena tangguhnya mereka, setidaknya mereka dapat membuat naga-naga itu sibuk dan tidak bisa mengacaukan barisan depan yang sudah memperbaiki formasinya, termasuk diriku yang sudah berada di barisan depan. Matahari sudah menutup setengah matanya, hampir malam, kami dari EKSTEN sudah mendorong musuh hingga hampir ke barisan mereka, dengan gabungan kemampuan dari pusakaku dan juga angin dari Hartwell, juga kemampuan bertarung dari Xavier dan pasukannya, Ardsonn menggunakan pedangnya yang besar itu, kami semua dengan mudah menerobos pasukan mereka, hingga akhirnya dia datang. Seseorang yang menaiki kudanya berlari dari dari barisan musuh menuju barisan depan, aku mengenal zirah itu, dia adalah si pedang! Dia turun dari kudanya dan menancapkan pedangnya ke tanah, aku tahu apa tandanya ini, sial! Aku mempunyai sebuah ide, aku menggandeng Ardsonn dan memerintahkannya untuk lompat setinggi-tingginya ke belakang, awalnya Ardsonn bertanya kenapa kami harus melakukan hal tersebut, tapi aku tetap menyuruhnya dengan cepat dan jangan banyak bertanya, ini adalah situasi gawat. Akhirnya aku melompat bersama Ardsonn ke belakang, awalnya aku sangat terkejut dengan hal ini, lompatan Ardsonn sangat cepat, tubuhku tidak pernah merasakan dorongan secepat dan sekuat ini, jika lebih cepat dari ini beberapa bagian dari tubuhku akan hancur. Pedang-pedang itu mulai tumbuh seperti duri dengan cepat dari tanah, seperti seekor landak yang halus lalu mendirikan duri-durinya, tentu saja pasukan yang berada di bawahku semuanya habis tertusuk oleh pedang-pedang itu. pada waktunya kami turun dari lompatan Ardsonn, kami hanya bisa tertegun oleh pemandangan di depan kami, aku tahu mungkin aku sudah berkata bahwa tidak ada hal yang bisa mengejutkanku lagi, tapi memang setiap waktu di dalam dunia ini, terdapat sesuatu yang dapat membuatku takjub dan terkejut dalam hal baik atau dalam hal mengerikan semacam ini. Untungnya pedang-pedang itu tidak tumbuh hingga tempat pendaratan aku dan Ardsonn, satu meter dari tempat aku berdiri sekarang, terdapat sebuah pemandangan, seperti serangga yang jatuh pada sebuah perangkap, semua pedang-pedang itu penuh menusuk pasukan kami, seperti tusuk sate yang menusuk daging, dengan cepat dan dengan sekejap mata kami kehilangan pasukan yang sangat banyak. Dari sini aku masih bisa memperhatikannya, ada satu akame lagi yang mendatinya, dia mengambil tombak dari punggungnya dan memberikannya pada si pedang, tiddak terduga padaku bahwa si naga menusukan tombak itu padanya.

"apa dia membunuh temannya sendiri?" Tanya Ardsonn masih dalam keadaan terkejut.

"tidak, itu bukan menusuk temannya, sial...sial...sial!" Balasku.

"aku asumsikan ini akan menjadi situasi buruk bagi kita."

"bukan buruk lagi, tapi yang terburuk."

"maksudmu?"

"dia mempunyai tipe vecku yang paling berbahaya dari yang lainnya."

"tipe vecku yang paling berbahaya."

"iya. Dimana vecku bukan berada pada senjatanya, tapi dirinya sendiri adalah vecku." Jelasku pada Ardsonn.

"aku tidak mengerti?!"

"apa kau tidak pernah diberitahu atau belajar tentang hal itu?! Yang penting singkatnya adalah dia bisa berubah menjadi sesuatu yang sangat kuat."

"seperti?" Tanya Ardsonn. Aku belum sempat menjawabnya karena kami terganggu oleh sebuah auman yang besar, suara yang sangat menggema hingga jantungku terkejut mendengarnya dan bulu di sekujur tubuhku merinding, padahal aku sedang memakai zirah dan tidak mungkin ada udara dingin yang bsia masuk ke sini.

SfirillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang