Rain of Arrows : Pt 4. Pull Out The Horn

1 1 0
                                    

"Ardsonn!! Kau bodoh sekali!!" Teriakku karena kesal akan kebodohannya.

"sial!! Kau harusnya membantuku sialan!" Ujar Ardsonn yang sedang bertahan dari ground and pound oleh si palu.

"kau selalu melakukan hal yang sama berulang-ulang."

"apa maksudmu sial! Berikan sesuatu yang jelas dalam situasi seperti ini!"

"seperti kau terus memukuli dia yang sedang terjatuh, kau melakukan hal tersebut berulang-ulang."

"terus apa yang aku bisa lakukan lagi selain hal itu hah!?"

"kau bisa menggunakan teknik lain kan?"

"aku tidak tahu teknik-teknik bodoh itu, teknik hanya dimiliki oleh orang yang lemah, aku selalu menggunakan kekuatan dan tinjuku untuk mencapai kekuatanku." Sepertinya dia memang sulit untuk diajak bicara kali ini, tapi aku mengerti respon dari Ardsonn, dia sedang berada di situasi yang terjepit.

"bagaimana aku mengatakannya. Hey!! Apa kau menonton pertarungan aku dan Abel?"

"tentu saja aku menonton pertarungan semua orang, aku selalu ikut program organisasi kan!! Lagipula pertarunganmu atau Xavier adalah pertarungan yang dinanti oleh semua orang"

"kau ingat gerakan yang dilakukan Abel?"

"aku lupa sialan!! Katakan saja yang mana mungkin aku tahu dari namanya, cepat!! Tanganku sudah sakit menahan serangannya!!"

"armbar...armbar, semoga kau tahu gerakan itu.

"ahh sedikit lupa, bisa berikan contoh atau pengingat sedikit?"

"duhh...itu ada di bagian akhir." Ujarku sedikit bingung untuk menjelaskan pada Ardsonn.

"aku tidak ingat jika seperti itu!"

"uhh...kunciang tangan, dari namanya arm!"

"ahhh...bodoh sekali aku lupa, aku ingat sekarang."

Dengan cepat Ardsonn menggenggam tangan kanan si palu, tapi tentu saja hal itu justru embuka pertahanan Ardsonn, si pal uterus memukul Ardsonn dengan tangan kirinya, pukulan itu terus menghantam Ardsonn, tapi semoga pukulan itu tidak memiliki efek atau dampak yang besar karena memang cuma menggunakan tangan kiri, bukan sebuah tangan yang dominan. Ardsonn melakukan kuncian arm bar, meski sangat kasar dan agak lama dilakukan karena memang dia tidak pernah melakukan hal tersebut, tapi setidaknya gerakan itu sudah terlaksana. Sebenarnya ini juga merupakan situasi yang sulit, karena dengan adanya zirah yang keras dan padat yang dikenakan si palu, akan sulit bagi Ardsonn untuk mematahkan tangan dari si palu. Aku bisa mendengar erangan dari keduanya, di satu sisi ada yang ingin mengencangkan kuncian dan mematahkan tangan lawannya, di satu sisi ada seseorang yang ingin melepaskan kuncian ini. Dari apa yang kulihat tampaknya dia juga tidak bisa atau mungkin tidak tahu cara bereaksi atau menangkal gerakan ini, karena apa yang dia lakukan adalah menggunakan kekuatan tangannya saja untuk keluar dari kuncian Ardsonn, begitu juga Ardsonn yang menggenggam tangannya, harusnya Ardsonn memeluk tangan si palu, bukan memegangnya, dalam kondisi seperti ini, bagi yang terkena serangan ini lebih baik jika dia mencoba untuk keluar dari kuncian ini dengan berputar atau mencari posisi yang bisa melepaskan dia dari kuncian ini, benar-benar sebuah pertarungan kekuatan. Sudah beberapa menit berjalan dan mereka terus berada di posisi yang sama, aku tidak tahu seberapa banyak tenaga yang mereka punya karena aku tidak begitu mengenal Ardsonn dan pertarungan seperti ini baru terjadi sekali, jadi aku tidak bisa memprediksikan hal itu. Karena aku takut Ardsonn akan kehabisan tenaga lebih dulu, aku memberikan sebuah saran bahwa dia harus melepaskan kuncian ini dan regroup pada diri sendiri terlebih dahulu, sedikit beristirahat dan juga memikirkan apa yang akan dia lakukan setelah ini. Pada awalnya tentu saja Ardsonn tidak melakukan apa yang aku sarankan padanya, Ardsonn merasa dirinya sudah berada di atas angin sejengkal lagi dengan kemenangan, dia hanya membutuhkan musuhnya untuk kehabisan tenaga dan mematahkan tangannya, maka pertarunga ini akan selesai. Tapi hal ini tidak bisa semudah itu, seperti yang aku katakan, jika Ardsonn menjadi yang pertama kali kehabisan tenaga, maka sudah bisa dipastikan dia akan kalah dan mati di sini. Setelah aku berbicara beberapa kali padanya untuk meyakinkannya. Akhirnya Ardsonn melepaskan genggamannya dan berguling untuk mengambil jarak dari musuhnya, sudah terlihat padaku bahwa Ardsonn menghabiskan banyak tenaga untuk melakukan gerakan itu dan mencoba untuk mematahkan tangan musuhnya, sementara di pihak musuh, aku melihat si palu sedikit menggoyangkan tangannya yang tadi terkunci oleh Ardsonn, mungkin tujuannya untuk kembali melemaskan otot dan tendon yang kemungkinan menegang atau menemui masalah. Aku rasa mereka berdua mempunyai kepala dan pemikiran yang sama kali ini dan ternyata aku benar, dengan cepat Ardsonn dan si palu berlari menjauh satu sama lain untuk mengambil senjata mereka kembali dan sekarang mereka sudah memegang senjata mereka masing-masing, apakah mereka akan kembali ke pertarungan yang yang heboh seperti tadi? Mereka melaju satu sama lain dan mengadu senjata mereka, sebuah ledakan dan shockwave yang tidak kurasakan untuk beberapa waktu, aku sampai menggunakan posisi bertahan dengan perisaiku karena dampak yang sangat dahsyat. Ardsonn mengayunkan pedangnya dari atas dan si palu mengayunkan palunya dari bawah, senjata mereka memoles satu sama lain, dan mereka berputar untuk menyerang lagi, tapi Ardsonn tidak memilih untuk menyerang dan memilih untuk bertahan, dia menangkis serangan palu itu dengan sisi pedangnya, si palu menggunakan kesempatan ini untuk sedikit agresif, dia mengayunkan palunya ke kiri dan kanan tapi Ardsonn bisa menangkis serangan-serangan yang dilancarkan, sampai akhirnya si palu mengayunkan senjatanya dari atas, Ardsonn kembali bisa menangkis serangan itu tapi tidak bisa menahannya, Ardsonn goyah, si palu mencoba untuk menghujamkan palu itu pada Ardsonn, dengan cepat Ardsonn menepis serangan itu, sekarang si palu tidak mempunyai pertahanan lagi, tapi juga Ardsonn yang tidak bisa menyerang dengan cepat karena tangannya terayun disaat mencoba untuk menepis serangan si palu, tapi Ardsonn lebih pintar di sini atau mungkin karena insting semata, dia menendang si palu dengan front kick kaki kanannya. Si palu tergerak mundur dan terpental, dengan cepat si palu menggunakan momentum dorongan dari tendangan Ardsonn untuk berguling ke belakang dan kembali berdiri, tapi Ardsonn dengan cepat melaju dan mencoba untuk menyerang si palu, dengan cepat dia bisa menangkis serangan Ardsonn tapi tidak bisa menahannya, palunya terayun begitu juga dengan pedang Ardsonn karena dia menggunakan kekuatan penuh sehingga tidak punya tenaga untuk menghentikan dan menarik tangannya dan senjatanya, tapi Ardsonn kembali menunjukan kecerdasannya di sini, dia melepaskan pedangnya dari genggamannya dan membiarkan pedangnya terlempar, dia menarik tangannya sendiri tanpa senjatanya lagi dan mencoba untuk meninju si palu, dengan reflek yang cepat si palu berbalik ke kanan dan mencoba untuk menangkis serangan Ardsonn dengan tangan kirinya. Serangan itu mengenai sasarannya dan si palu juga bisa menangkisnya dengan baik, tapi mungkin serangan Ardsonn terlalu besar dan kuat sehingga pukulan Ardsonn dapat merusah zirahnya dan juga melukai tangannya, dengan cepat si palu berbalik arah dan mencoba memukul Ardsonn dengan tangan kanannya, ternyata dia juga melakukan hal yang sama yaitu melepaskan genggaman pada palunya. Dengan serangan itu si palu juga bisa sedikit merusak helm dari Ardsonn, mungkin serangannya cukup lemah karena memang itu merupakan serangan desperate, jadi dalam peraduan kali ini aku rasa Ardsonn lebih unggul.

SfirillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang