Unsettling Place : Pt 3. Battle of The Ages

2 0 0
                                    

Malam ini kuputuskan untuk pergi bersama Hartwell, Mien, dan Irhwa. Kami makan di sebuah restoran yang lumayan dekat dari markas, restoran bernuansa oriental dengan koki dan pegawai seorang manusia dan makanan special sup, malam yang dingin dan ditemani dengan sup.

"kalian semua, apa kalian mengingat kehidupan lama kalian?" Tanyaku kepada mereka.

"tidak, aku tidak mengingat satu pun kehidupan lama, hanya saja, semua kemampuan dan pengetahuan yang kumiliki sekarang ini terasa natural seperti memang sudah ada di kepala sejak dulu." Jawab Mien, dan Irhwa juga Hartwell menggelengkan kepala mereka.

"dalam beberapa hari pasukan kita khususnya EMTEN dan JORTEN akan bertempur dengan mereka di sungai yang bahkan aku saja tidak mengetahui nama sungai tersebut, apakah mungkin kalian memiliki ide?" Tanyaku lagi.

"aku hanya mengetahui satu sugai di sini, itu adalah sungai yang disebut dengan Styx dan sungai itu berada di area utara dekat dengan tempat makhluk-makhluk sialan ini muncul." Jawab Hartwell.

"ada lagi satu sungai di area paling selatan, namanya Charon, aku pun belum pernah ke sana dan katanya di sana sangat menakutkan." Jawab Mien.

"apakah ada yang tahu apa yang ada di ujung dari dunia ini?" Tanya Irhwa.

"yang aku tahu adalah bahwa dunia ini seperti pulau, dan kita dikelilingi oleh lautan, dan ada satu gunung berapi di utara." Jawab Hartwell kembali, aku bingung, dan semua pertanyaan yang kami lontarkan pada malam ini, tidak ada satu pun yang terjawab.

Latihan hari berikutnya, hari ini kita berlatih pertarungan tanpa senjata dan aku lagi-lagi dipasangkan dengan seseorang yang baru aku kenal, Xavier namanya, orangnya bertubuh pendek seperti diriku, badannya toned dan tidak terlalu besar, kulitnya agak hitam, dan berambut keriting.

"aku dengar kau telah mengalahkan semua lawan latihanmu? Aku jadi penasaran." Sahutnya dari jauh.

"kalau kau selalu penasaran dengan semua orang yang ada di sini, termasuk dirimu." Jawabku.

Tanpa basa-basi kita berdua langsung berlari ke arah satu sama lain, aku melayangkan tinju kiriku, dia berhasil menghindar dengan kepalahnya ke arah kiriku dan melakukan hook dengan tangan kanannya, aku pun mengayunkan kepalaku secara memutar dan menunduk untuk menghindari pukulannya, dan dengan momentum perputaran tubuhku melingkari tangannya, aku melancarkan hook dengan tangan kiriku, dia pun menangkap tanganku dengan tangan kirinya, aku tetap memaksakan kepalanku dan dia terus menahannya, beberapa detik kemudian aku langsung mengambil beberapa langkah mundur.

"kau lincah juga, langkah dan pergerakan tubuhmu cepat." Pujinya.

"terima kasih." Hanya itu jawabku, aku mencoba untuk tetap fokus pada pertandingan ini.

Kuda-kudanya menyamping dengan kaki kiri berada di depan, jarak antar kakinya lebar, dan tangannya berada di bawah dagu, dia seseorang yang menggunakan kakinya, aku harus masuk sehingga dia tidak bisa menendangku. Dia maju ke arahku, sudah kuduga bahwa dia akan maju duluan, dia berhenti agak jauh dariku, dengan menggunakan momentum larinya, dia melayangkan tendangan kaki kanannya ke arah kepalaku. Apa ini? Tendangan ini memiliki tenaga yang besar, tenaga ini tidak bisa didapat dengan tubuh kecil seperti kita. Aku berhasil menangkis serangannya tapi tangan kiriku sedikit mati rasa, dengan cepatnya dia mengganti serangannya dengan kaki kiri, selang pergantian kakinya dalam menendang, tangan kananku sudah memukulnya dan dia bisa menangkis seranganku. Akhirnya dia kehilangan keseimbangan dan aku melancarkan pukulan dengan tangan kiriku, berhasil ditangkis tapi tidak akan lama. Aku terus menggempurnya dengan pukulan tangan kiriku dengan harapan bila pertahanannya sudah habis, aku akan menyerangnya dengan pukulan tangan kanan. Dia menunduk dan seranganku meleset, sial, dia sudak bisa melihat dan menerka tempo pukulanku. Dia melakukan hook ke badanku dengan tangan kirinya, aku pun dengan cepat menurunkan tangan kananku untuk menangkisnya, tapi ternyata bukan itu serangannya. Pukulannya hanyalah sebuah tipu daya, serangan aslinya adalah tendangan ke arah betisku, aku pun kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Hal yang pertama kali aku sadari adalah pukulannya yang mengarah kepadaku, dengan posisi terjatuh, satu pukulan yang mengenai mukaku, habis sudah.

SfirillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang