3 || Pesta dan Keputusan

5.1K 472 42
                                    

HOURGLASS



Gedung yang berada di samping perusahaan Neo Croup sudah dipenuhi oleh para tamu dan juga para karyawan.

Acara tiap tahun yang selalu diadakan oleh Neo Croup, memberi reward pada para karyawan yang berhasil meraih kesuksesan sekaligus merayakan diangkatnya Jeno menjadi sosok HRD yang baru.

Memang bukan CEO atau Presiden direktur, karena kursi CEO milik Jaehyun sudah ditetapkan untuk Mark yang bahkan sampai saat ini masih belum berniat mengambil alih.

Jaemin datang bersama Renjun dan Haechan, tidak dijemput oleh Jeno. Pemuda manis itu terlalu canggung dan merasa tidak enak jika harus merepotkan Jeno.

"Yak, kenapa kau tidak bilang jika tunanganmu itu kak Mark. Dia kakaknya Jeno tahu," kata Jaemin pada Haechan.

Haechan dan Renjun hanya terkekeh. Sesaat Jaemin menyadari jika memang dirinya tidak tahu apa-apa.

"Tidak ada gunanya memberitahumu. Bukannya kau juga baru mengenal Jeno? Lagipula kuingatkan jika aku dan Mark hyung belum tunangan." Haechan menjawab.

"Iya juga sih. Tidak papa lah, lagipula Mark hyung juga baik. Beda sekali dengan Jeno."

"Jangan begitu. Bukankah sebentar lagi kita akan jadi saudara? Aku akan jadi kakak iparmu nanti. Hahahaha," Haechan tertawa dengan ucapannya sendiri.

"Aku tidak tahu. Jangan pikirkan tentang itu."

Jaemin jadi kesal sendiri jika sudah memikirkan tentang dirinya dan juga Jeno. Bungsu dari keluarga Jung itu masih juga tidak bersahabat dengannya.

Sejauh ini Jaemin sangat mudah untuk membangun sebuah hubungan dan membuat orang lain nyaman dengannya. Tapi tidak dengan Jeno, sudah berhari-hari bahkan berminggu-minggu, Jeno masih saja bersikap dingin padanya.

"Hei," Jaemin sedikit terhuyung ke depan saat dengan tiba-tiba ada yang merangkul pundaknya.

"Mark hyung?"

Yap! Orang yang merangkul Jaemin adalah Mark.

"Kenapa kau di sini? Bukankah seharusnya bersama Jeno?" Tanya Mark yang sudah melepaskan rangkulannya pada Jaemin.

"Siapa yang betah bersama dengan Jeno? Yang ada kau hanya akan didiami saja. Sungguh menyebalkan," sahut Renjun mengundang tawa dari Mark.

"Kau benar. Rasanya aku ingin sekali menonjok wajah datar dan menyebalkan milik adikku itu." Timpal Mark.

"Aku akan memberinya pelajaran setiap hari jika saja aku tidak ingat dia adalah atasanku. Menyebalkan." Gerutu Renjun.

"Sungguh? Apakah dia berlagak sebagai bos atau bagaimana?" Mark nampak tertarik.

Berpisah cukup lama dengan Jeno membuat Mark semakin kepo bagaimana perubahan sikap adiknya itu.

"Tidak juga. Hanya saja ekspresi Jeno itu yang selalu membuatku kesal. Apakah dia pikir dia tampan dengan bersikap sok cool ? Cih, bahkan Papa Jae kuakui lebih tampan."

Disetiap perkataan Renjun memang terdengar seperti ia dendam sekali pada Jeno. Hampir sembilan puluh persen benar, dan sisanya Renjun juga mengakui bagaimana hebat dan kompetennya Jeno dalam bekerja.

Baru saja dibicarakan, Renjun langsung melihat kehadiran Jeno yang tengah melangkahkan kaki menuju ke arah mereka.

"Aku butuh waktumu sebentar," kata Jeno pada Jaemin.

Jaemin sedikit terkejut melihat kehadiran Jeno di belakangnya. Pandangan Jaemin langsung terfokus pada wajah tampan Jeno.

Malam ini Jaemin mengakui jika Jeno benar-benar sosok yang sempurna. Tubuh tinggi, wajah tampan, terlebih lagi setelan formal yang membuat Jeno semakin memukau di mata Jaemin.

Hourglass (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang