HOURGLASS
⏳
⏳
⏳
Sudah sejak setengah jam suara gaduh terus terdengar seiring dengan barang-barang yang berserakan di lantai.Selimut, bantal, pakaian, bahkan pecahan barang-barang sudah memenuhi ruangan berukuran 3 x 3,5 meter.
"ARRRGGHHHHH!!!"
Irene berteriak frustasi. Ia mengacak-acak rambutnya hingga berantakan.
Prang!
Lampu tidurnya ia lempar dengan cukup kasar hingga pecah. Kebencian terbesarnya saat ini adalah janin yang sedang berada di dalam rahimnya.
"Apa yang aku lakukan? Apa yang telah kau lakukan dasar bodoh! Arrghh!!!"
Segala dunianya hancur hanya karena kemunculan janin tidak berguna yang tengah berlindung di dalam perutnya. Air matanya mengalir dengan deras, makeup di wajahnya pun sudah luntur.
Irene terjatuh ke lantai, tubuhnya terduduk dengan lemas. Sejak tiga hari yang lalu kehidupannya dibuat tidak tenang.
Bola mata Irene sedikit bergerak ke atas untuk melihat siapa yang membuka pintu kamarnya. Decihan kecil ia keluarkan saat ternyata sang kakak tirilah yang datang menghampirinya.
Lihatlah, bahkan orang tuanya saja tidak peduli dan justru manusia sialan seperti Sehun yang datang padanya.
Berbeda dengan Irene, Sehun justru dibuat cukup terkejut melihat keadaan kamar dan juga keadaan Irene. Tampilan Irene saat ini sudah seperti orang gila.
"Ada apa denganmu?"
"Bukankah kau senang melihatku hancur seperti ini?" Irene tersenyum pahit.
Sehun sedikit mendecak, memang jarang-jarang ia melihat Irene yang nampak pasrah seperti saat ini. Sedikit menyenangkan karena ia bisa melihat Irene kehilangan kesombongannya yang sudah di atas rata-rata itu.
Sehun dengan santai berjongkok untuk menyamakan posisinya dengan Irene. Satu sudut bibirnya terangkat.
"Kau menyedihkan." Ucap Sehun.
"Aku tahu dan aku akan membuat hidup pria itu menjadi sengsara!" Balas Irene.
"Yah, sepertinya bukan waktu yang tepat aku membagi kebahagiaanku saat ini. Kau tahu, aku mendapatkan separuh harta Nakamoto hanya dalam satu malam." Sehun berkata dengan santainya.
Irene semakin menatap pada Sehun dengan tajam. Sehun benar-benar setan.
Perempuan itu lantas berdiri tak ingin membalas ucapan Sehun. Irene berjalan tertatih menuju ke nakas di samping tempat tidurnya.
Tangannya bergerak membuka laci dan mengacak-acak isinya seorang mencari sesuatu. Sehun memperhatikan Irene dengan cukup penasaran.
Irene mengeluarkan satu gunting dari dalam laci nakasnya. Segera setelah itu Irene terfokus pada ponselnya untuk menelpon seseorang.
Prang!
Irene melempar ponselnya saat lagi-lagi nomor yang ia telepon tidak menjawab. Tawa pahitnya mulai terdengar, penglihatannya saat ini terfokus pada gunting yang ia pegang.
"YAK! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Sehun buru-buru berlari menghampiri Irene dan mencegah adik tirinya itu untuk melakukan hal yang berbahaya.
Irene tentu memberontak. Ia harus segera menyelesaikan sumber masalah di kehidupannya.
"Lepaskan aku! Aku harus membunuh bayi ini! Janin sialan ini telah membuat hidupku hancur!" Ujar Irene.
"Gunakan otakmu dan jangan mati sekarang, bodoh!" Balas Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hourglass (NOMIN)
Fanfiction[REVISI] "Waktu yang menjelaskan dengan baik ketulusan seseorang. Terkadang waktu yang salah bisa menjadi yang paling sempurna" Bagi Na Jaemin, menikahi seorang Jung Jeno adalah sebuah fatamorgana. Kehidupannya selalu dipermainkan oleh waktu. Sedeti...