44 || Keluarga

3.9K 262 4
                                    

HOURGLASS




Mansion besar Jung kini sedang ramai. Taeyong sengaja mengundang teman-teman dekatnya dengan Jaehyun untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Semua masalah sudah terselesaikan dan Taeyong merasa jika sedikit refreshing akan membantu untuk memulihkan diri.

Yuta, Jaehyun, dan Johnny sedang berada di halaman belakang untuk memanggang daging. Winwin, Jaemin, dan Haechan sedang berada di dapur untuk menyiapkan beberapa hidangan. Taeyong dan Ten? Mereka berada di ruang tengah untuk menyiapkan ruang bersantai. Lalu Renjun, Jeno, dan Mark? Tiga orang itu tengah sibuk mengurus pekerjaan sambil sesekali ada perdebatan kecil antara Renjun dengan Jeno.

Perihal Renjun dan Jeno, hubungan dua sahabat itu sudah mulai membaik. Renjun mulai melunak saat Jeno datang menemuinya untuk meminta maaf dan menjelaskan segalanya. Tapi bukan berarti Renjun memaafkan Jeno begitu saja, maafnya berada di tangan Jaemin sama halnya dengan Yuta. Renjun dan Yuta baru akan memaafkan Jeno jika Jaemin sudah lebih dulu memaafkan bungsu Jung itu.

"Hyung, bukain pintu." Pinta Jeno saat mendengar suara bel rumahnya. Jeno sedang sibuk menatap layar laptopnya.

Mark melirik sekilas lalu menghela napasnya. Ia melepas kacamatanya lalu segera beranjak untuk membukakan pintu utama tapi sebuah suara menahan langkahnya.

"Biar Mama aja, Mark." Sulung keluarga Jung membalas dengan anggukan, membiarkan sang mama untuk melihat lebih dulu siapa orang yang datang berkunjung.

Taeyong membuka pintu utama rumahnya dan bibirnya langsung tersenyum dengan ramah.

"Tuan Qian, ayo silahkan masuk."

Kun bersama kedua orang tuanya baru saja datang, mereka juga turut diundang oleh Taeyong dan baru bisa menyanggupinya saat hari sudah menginjak malam. Untung saja Renjun bisa datang lebih awal sebagai perwakilan.

"Maafkan aku karena terlambat, aku baru saja pulang. Apakah acaranya sudah selesai?" Tuan Qian bertanya di sela langkahnya yang mengikuti Taeyong.

"Tentu saja belum. Kita akan berkumpul di halaman belakang, ayo silahkan."

Sementara Taeyong menyambut tamunya, di dapur Winwin sibuk berbicara dengan suaminya. Winwin terpaksa menghentikan acara memasaknya dan membawa Yuta duduk di kursi kecil yang tersedia di dapur.

"Kak Yuta ingin bicara apa?"

Beruntunglah Haechan dan Jaemin sudah pergi dari dapur, Winwin bisa membuat suaminya bercerita dengan leluasa.

"Makam kasan dan tousan hancur." Tutur Yuta. Winwin mendengarnya langsung dibuat terkejut, bagaimana bisa makam mertuanya yang berada di tempat khusus dan terjaga hancur?

"Kau pergi berkunjung?" Yuta menggeleng sebagai jawaban.

"Lalu bagaimana bisa kau tahu?"

"Aku menyuruh Shio untuk mengecek makam tousan dan kasan sebelum membawa Jaemin berkunjung ke sana. Tapi baru saja Shio mengabariku jika makam kedua orang tuaku sudah hancur."

"Tapi bagaimana bisa?" Winwin masih tidak mengerti.

"Kurasa memang makam mereka sengaja dihancurkan. Aku tidak tahu siapa pelakunya hanya saja mengapa harus sekarang? Disaat aku sudah siap membawa Jaemin menemui mereka justru makam mereka sudah hancur." Winwin menaruh tangannya di pundak sang suami.

Terasa janggal namun tidak sepenuhnya, Winwin tahu jika musuh ayah mertuanya masih suka berulah meski ayah mertuanya sudah meninggal. Semua aset keluarga Nakamoto sudah berada di tangan Yuta dan itu cukup menimbulkan banyak konflik di lingkup keluarga besar.

Hourglass (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang