EXTRA PART

4.3K 295 41
                                    

HOURGLASS



Kediaman Jung sore ini sedang ramai dengan orang-orang yang sibuk mempersiapkan sebuah kejutan kecil untuk seseorang.

Jeno yang sejak pagi mendekam di kamarnya pun sedikit dibuat terkejut karena rumah orang tuanya sudah ramai saja, bahkan kedua mertuanya pun sudah datang.

"Kenapa sudah ramai sekali?" Jeno bertanya pada Taeyong yang saat ini sibuk di dapur bersama dengan Winwin.

"Gak papa dong. Makin cepet selesai kan?" Taeyong membalas dengan menoleh sejenak pada Jeno.

"Tapi gimana kalau Nana nanti tiba-tiba aja dateng?"

Jaemin sedang pergi bersama Haechan dan Renjun sejak pagi tadi. Jeno tidak ada masalah toh mereka pergi karena sebuah rencana.

"Tenang aja, Injun sama Haechan gak akan biarin Nana pulang sebelum tepat waktunya."

Jeno menutup pintu kulkas setelah mengambil segelas air dingin lantas menggeret kursi untuknya duduk.

"Kamu mau makan apa?" Winwin bertanya pada Jeno. Ia tahu sejak pagi tadi Jeno tidak menampakkan diri sama sekali.

"Nih, Mama potongin apel buat kamu. Kalau masih laper makan aja, ada makanan di meja makan." Taeyong menyodorkan sepiring kecil apel pada Jeno.

Winwin juga turut menyodorkan sepiring kecil berisi potongan daging yang baru saja ia panggang.

"Makasih, Bunda." Ucap Jeno. Winwin balas tersenyum dan kembali melanjutkan kegiatannya.

"Pantes kamu gak keluar kamar, kayaknya kamu sakit deh, Jen." Ujar Taeyong menatap lekat pada Jeno.

"Enggak, cuma capek aja." Balas Jeno dengan tangannya yang bergerak untuk mengambil satu iris daging.

"Wajah kamu pucat git—NAH KAN!"

Taeyong langsung dibuat khawatir saat Jeno tiba-tiba saja beranjak pergi saat setelah menunjukkan reaksi ingin muntah.

"Ada apa?" Winwin turut dibuat khawatir.

"Win, tolong urus dapur sebentar. Sepertinya Jeno sakit, aku akan menyusulnya." Taeyong buru-buru menyusul Jeno.

Sebelum benar-benar menyusul Jeno, Taeyong mengambil beberapa obat di kotak p3k. Bertahun-tahun mengurus anak ia tahu betul bagaimana gejala yang akan muncul saat kedua anaknya terserang sakit.

"Sayang, ada apa? Kenapa kau mengambil obat dan minyak angin?" Jaehyun yang kebetulan melintas terpaksa menghentikan langkah melihat Taeyong.

"Jeno sakit. Sepertinya anak itu terlalu kelelahan, aku akan mengurusnya sebentar." Balas Taeyong.

"Ah, baiklah. Perlu aku belikan obat yang lain?"

"Tidak perlu. Aku akan menyusul Jeno sekarang, kau selesaikan saja mendekor halaman belakang." Jaehyun mengangguk pelan dan membiarkan Taeyong pergi meninggalkannya.

Taeyong masuk ke kamar Jeno dan melihat putra bungsunya itu sudah terduduk di pinggiran ranjang dengan tubuh yang sangat lemas.

Taeyong mendecak kecil, tangannya mengarah untuk menyentuh kening Jeno. Panas.

"Kamu tuh kalau sakit bilang, gak diem aja." Tutur Taeyong yang kini sudah duduk di samping Jeno.

"Jeno pikir udah sehat, maaf."

Taeyong menyibakkan rambut Jeno, sepertinya memang Jeno sedang terserang demam tinggi.

"Badan kamu panas banget gini. Kamu paksa makan ya?" Pinta Taeyong.

Hourglass (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang