HOURGLASS
⏳
⏳
⏳Orang-orang di kediaman Jaehyun kini sedang saling mengobrol di ruang makan. Mereka melaksanakan makan malam setelah dua jam yang lalu Jeno dan Jaemin datang untuk menginap.
Jaemin duduk di samping Jeno sedangkan Mark bersama dengan Taeyong dan Jaehyun berada di tengah-tengah.
"Jen, Mama sewain asisten di apartemen kamu ya? Biar bisa bantu-bantu Nana nanti." Tawar Taeyong.
"Gak usah, Jaemin bisa sendiri urus apartemen." Jawab Jeno seraya memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya.
"Iya, Ma. Lagipula itu udah tugas Nana kan? Nana gak masalah kok." Jaemin menyahut.
Taeyong mengangguk pasrah. Niatnya kan menyewa asisten bukan hanya untuk membantu Jaemin tetapi juga menemani menantunya itu saat Jeno sedang bekerja.
"Kalian mau berangkat honeymoon kapan? Lusa kan?" Taeyong bertanya lagi.
"Enggak. Jeno gak punya waktu untuk itu," Jeno membalas cepat.
Jaemin mengangguki ucapan Jeno. Ia juga tidak ingin honeymoon terlebih dahulu mengingat hubungannya dengan Jeno masih belum stabil.
"Yah, gagal dong Papa buat pengen cepet-cepet punya cucu. Rencanakan kalau kalian punya anak nanti bisa dititipin ke sini buat temenin Mama sama Papa." Keluh Jaehyun.
Jaemin hampir tersedak mendengar ucapan frontal dari Jaehyun. Bahkan ia tidak berfikir bahwa akan ada anak di kehidupan pernikahannya mengingat Jaemin adalah seorang laki-laki.
"Aku juga sempat berpikir bulan depan akan punya ponakan. Tapi yah, mau bagaimana lagi." Mark juga menampakkan wajah sedihnya.
Jaemin tertegun. Mengapa pembicaraan mereka justru mengarah pada anak?
"Jeno udah selesai. Jeno ke kamar dulu," kata Jeno pada keluarganya.
Pemuda itu lantas beranjak pergi. Jaemin menatap punggung suaminya itu, lagaknya Jeno sedikit terganggu dengan ucapan Jaehyun dan Mark.
"Ma, Pa, kak Mark, Nana juga udah selesai makannya. Nana mau nyusul Jeno dulu," ujar Jaemin.
"Okey Na. Awas jangan begadang, besok Jeno masih harus kerja." Balas Mark sedikit menggoda adik iparnya itu.
Jaemin buru-buru untuk pergi ke kamar setelah mendengar ucapan Mark yang menurutnya sungguh menggelikan.
Dengan ragu Jaemin memasuki kamar Jeno dan menemukan suaminya itu sedang membuka bajunya.
Jaemin refleks membalikkan badan dan menutup matanya rapat-rapat. Apakah Jeno sudah gila? Mengganti baju tanpa mengunci pintu terlebih dahulu sama saja memancing mangsa.
Sedangkan Jeno yang sudah berganti dengan piyama hanya menatap punggung Jaemin dengan heran.
"Jeno sudah selesai belum? Maaf tadi aku masuk tidak mengetuk pintu dulu." Ucap Jaemin tanpa menoleh sedikitpun pada Jeno.
"Hm." Hanya gumaman itu yang menjadi balasan atas pertanyaan Jaemin.
Jaemin perlahan membalikkan badannya dan pandangannya langsung bertemu dengan Jeno yang sedang menatapnya dengan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hourglass (NOMIN)
Fanfiction[REVISI] "Waktu yang menjelaskan dengan baik ketulusan seseorang. Terkadang waktu yang salah bisa menjadi yang paling sempurna" Bagi Na Jaemin, menikahi seorang Jung Jeno adalah sebuah fatamorgana. Kehidupannya selalu dipermainkan oleh waktu. Sedeti...