4 || Pernikahan

4.8K 461 21
                                    

HOURGLASS



Selang dua minggu dari perlakuan Jeno yang melamar Jaemin secara tiba-tiba, akhirnya lamaran itu berujung pada sebuah pernikahan

Seminggu yang lalu, Jaehyun dan keluarganya datang ke kediaman Yuta untuk secara resmi melamar Jaemin untuk Jeno. Tentu saja Yuta dan Winwin menyambut baik niat dari keluarga Jaehyun.

Mark dan Haechan juga sudah resmi bertunangan, tepatnya empat hari yang lalu. Jaemin turut bahagia atas pertunangan Mark dan Haechan begitupun sebaliknya.

Pernikahan Jeno dan Jaemin dilakukan disalah satu hotel di Jeju, pulau eksotis yang dimiliki oleh Korea Selatan.

Jeno saat ini sedang berdiri bolak balik sambil berbicara dengan salah satu kliennya lewat sambungan telepon. Taeyong hampir dibuat jengah melihat putra bungsunya itu yang justru sibuk dengan pekerjaan di tengah-tengah hari sakral pernikahannya.

Taeyong juga berulang kali sudah melayangkan protes pada Jaehyun yang berakhir dengan jawaban bahwa suaminya itu sudah tidak bertanggung jawab dengan apa yang Jeno lakukan sebagai HRD baru.

"Udah selesai teleponannya?" Tanya Taeyong sedikit menyindir pada Jeno.

"Udah."

"Jen, matiin ponsel kamu dulu kenapa sih? Biar kamu tuh bisa nikmatin pernikahan kamu." Ujar Taeyong.

"Gak ada yang perlu dinikmatin. Bukannya Jeno bakalan tetap menikah sama Jaemin?"

"Kau sangat beruntung bisa berakhir dengan Jaemin. Jika bukan karena perjodohan yang mama papa rencanakan, sudah kupastikan jika kau akan menjadi berondong tua. Tidak akan menikah meski banyak yang menaksir dirimu." Sahut Mark sedikit mengejek Jeno.

"Berakhir dengan Jaemin atau tidak sama saja." Balas Jeno acuh.

Taeyong menghela napasnya. "Jen, setidaknya kamu harus merubah sikap kamu. Bentar lagi kamu bakal jadi suaminya Nana, bukankah seharusnya kamu senang karena akan menikah?"

"Sudah kukatakan, semua sama saja." Jeno masih membalas acuh.

"Astaga Jeno, jangan sampai nanti kamu bikin Nana gak betah ya sama sikap kamu yang nyebelin setengah mati itu. Apalagi kalau sampai minta cerai. Papa bakalan cabut semua hak kamu di perusahaan Papa," ancam Jaehyun.

Jeno mengerlik malas. Bahkan keluarganya sendiri tidak mempercayai Jeno untuk menjalin sebuah pernikahan. Jeno tidak sebodoh itu, dia juga menghargai betapa pentingnya sebuah pernikahan.

"Pa, Ma, yang mau nikah itu Jeno. Yang bakal jalanin pernikahan itu Jeno juga, jadi Mama sama Papa gak usah terlalu khawatir." Ucap Jeno sengaja menekankan kalimatmya.

"Jangan ribut mulu. Ayo Jen, kamu harus naik ke altar. Udah mulai tuh acaranya." Sela Mark menghentikan Jaehyun yang sempat ingin menjawab ucapan Jeno.

Jeno mengangguk. Ia memberikan ponselnya pada Taeyong karena tidak mungkin ia naik ke altar membawa ponsel.

"Ayo dong, Pa. Makannya udahan dulu," seru Mark yang melihat Jaehyun masih asik memasukkan snacknya ke dalam mulutnya.

"Iya-iya bentar." Jaehyun berdiri dan membersihkan telapak tangannya dari sisa-sisa makanan yang menempel.

Jeno naik ke altar bersama dengan Jaehyun juga dengan Mark, sementara Taeyong sudah mengambil duduk di salah satu kursi paling depan untuk menonton secara langsung.

Jaehyun dan Mark langsung turun setelah mendampingi Jeno sampai di altar. Riuh tepuk tangan langsung terdengar saat para tamu sudah dapat melihat Jeno di atas altar.

Hourglass (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang