HOURGLASS
⏳
⏳
⏳
🔞WARNING🔞Terdapat adegan dewasa.
⚠️⚠️⚠️Empat jam yang lalu, Jaemin dan Jeno tiba di Maldives. Saat ini pasangan itu sedang bersiap untuk pergi keluar penginapan setelah menghabiskan waktu selama satu setengah jam untuk beristirahat.
Jeno baru saja keluar dari kamar mandi dan disuguhi dengan Jaemin yang sedang membongkar kopernya. Handuk yang sempat Jeno gunakan untuk mengeringkan rambut ia kalungkan ke lehernya dan duduk di pinggiran kasur sebelah Jaemin.
"Mencari apa?" Tanya Jeno.
Jaemin menoleh sebentar. "Aku lupa membawa sweeter-ku. Bagaimana ini?"
"Di koperku ada dua hoodie. Kau bisa memakainya satu." Kata Jeno.
"Aku menyiapkannya untukmu. Jika bajumu kurang bagaimana?"
Jeno tersenyum heran. "Kau yang menyiapkan semuanya termasuk pakaianku. Kau pasti membawa lebih."
"Iya, tapi semua itu hanya kaos dan kemeja santai."
"Memakai itu juga tidak masalah, lagipula udaranya juga tidak terlalu dingin. Pakai saja hoodie milikku jika kau kedinginan."
Jaemin menghela napasnya. Akibat keadaannya yang tidak terlalu baik kemarin ia sampai lupa mengecek kembali koper miliknya juga Jeno sebelum berangkat ke Maldives.
"Kau ingin keluar dengan memakai kaos saja?" Jaemin memperhatikan Jeno yang memakai kaos dan juga celana panjang santai.
"Hm."
"Yasudah. Sebentar, aku membereskan ini dulu."
Jaemin dan Jeno sama-sama beranjak dari tempat mereka. Jaemin membereskan kopernya dan Jeno kembali ke kamar mandi untuk mengembalikan handuk yang ia bawa.
Drrrttt...
Jaemin menoleh ke arah ponselnya yang berbunyi di atas sebuah nakas. Buru-buru ia menutup kembali koper miliknya dan mengambil ponsel untuk melihat siapa yang meneleponnya.
"Siapa?" Jeno menghampiri Jaemin untuk bertanya.
"Ayah." Balas Jaemin pelan.
"Kenapa tidak diangkat?" Jeno menatap bingung pada Jaemin yang justru hanya memandangi ponselnya saja.
"Angkat saja. Kau belum menghubungi Ayah kan sejak tadi? Kita bahkan berangkat tanpa menemui Ayah terlebih dahulu." Saran Jeno.
Semenjak kejadian Jaemin mendengar pembicaraan Yuta dan Winwin, anggota termuda Nakamoto itu terlihat sedikit menjauhkan diri dari ayahnya. Jaemin sangat ingin mengangkatnya namun ia sedikit ragu.
"Nana, lupakan kegelisahanmu. Angkatlah, Ayah pasti sangat khawatir padamu." Jeno berkata lagi dan kali ini Jaemin menurutinya.
"Halo, ayah."
"Halo sayang, kamu udah sampai kan? Gak ada masalah kan di sana?"
"Gak ada. Maaf Nana baru bisa ngabarin Ayah."
"Gak papa, sayang. Maaf ya waktu kalian berangkat tadi Ayah gak bisa antar, Ayah ada urusan."
"Tidak papa."
"Ayah juga mau ngabarin kamu, pulang dari Maldives nanti kita bisa berkunjung ke makam kakek sama nenek kamu. Maaf ya—"
"Nana gak perlu berkunjung ke makam kakek sama nenek. Lagipula Nana bisa kirim doa buat mereka kapan aja, gak perlu ke makam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hourglass (NOMIN)
Fanfiction[REVISI] "Waktu yang menjelaskan dengan baik ketulusan seseorang. Terkadang waktu yang salah bisa menjadi yang paling sempurna" Bagi Na Jaemin, menikahi seorang Jung Jeno adalah sebuah fatamorgana. Kehidupannya selalu dipermainkan oleh waktu. Sedeti...