15 || Irene dan Jaemin

3.9K 347 7
                                    

HOURGLASS




Entah apa yang membuat Jaehyun memutuskan untuk memberikan jatah libur bagi beberapa karyawannya termasuk Jeno sendiri. Pagi ini Jeno bangun sedikit terlambat tapi tidak terlalu kesiangan.

Jeno keluar dari kamarnya dan langsung menuju ke dapur untuk mengambil air minum. Tapi langkahnya terhenti sejenak saat melihat Jaemin yang sudah duduk sambil memakan sarapannya.

Tumben? Batin Jeno.

Jaemin akan selalu menunggu Jeno untuk sarapan atau terkadang akan makan sendiri setelah memastikan Jeno bangun dan tidak sempat untuk sarapan. Tapi pagi ini berbeda, Jaemin makan mendahului Jeno.

Jeno tak ingin terlalu memikirkannya dan lebih memilih untuk menghampiri Jaemin.

"Kau berangkat pagi?" Celetuk Jeno yang juga merupakan sebuah hal yang sedikit tidak biasa karena memulai pembicaraan terlebih dahulu. Biasanya Jaemin yang akan berkata terlebih dahulu dan Jeno yang akan menjawab dengan seadanya.

Jeno menarik kursi untuknya duduk. Ia menuangkan air ke dalam gelas dan meminumnya untuk meredakan kering di tenggorokannya.

"Aku mengambil cuti seminggu ke depan dan hari ini aku akan bertemu dengan Renjun dan Haechan sekalian berkunjung ke rumah Ayah. Aku tidak membangunkanmu karena kau libur hari ini." Balas Jaemin sedikit tersenyum simpul dan kembali melanjutkan sarapannya.

Jeno mengernyit. "Kau tahu aku libur?"

"Iya, Renjun yang memberitahuku."

"Mau ku antar saja?" Tawar Jeno.

"Tidak usah. Aku sudah meminta Pak Han mengantarku."

Jaemin beranjak dari kursinya setelah menyelesaikan sarapan dan membawa piring kotornya ke wastafel. Jeno menatap kepergian Jaemin, akhir-akhir ini Jaemin memang terasa seperti orang asing baginya.

Biasanya jika akan pergi Jaemin akan meminta izin terlebih dahulu padanya meski Jeno tidak memaksa. Jaemin juga akan berkata banyak hal meski Jeno selalu mengabaikannya.

"Kau tidak suka dengan sarapannya ya? Mau kubelikan sesuatu saja?" Tanya Jaemin yang sudah kembali. Melihat Jeno yang masih terdiam membuat Jaemin berpikir demikian.

"Tidak. Aku akan makan nanti."

"Yasudah terserahmu saja. Aku akan langsung pergi. Aku akan pulang sore dan malam nanti Mama menyuruh kita berdua untuk datang ke rumah. Kau bisa kan?"

Jeno menghela napasnya. Bahkan Jaemin terlihat berusaha untuk mengalihkan tatapannya saat berbicara dengan Jeno.

"Ya." Jawab Jeno.

"Kau bisa membawa siapapun ke sini untuk menemanimu, aku yakin kau akan bosan nanti. Kau bisa mengusir kebosananmu dengan mengobrol bersama temanmu atau kekasihmu." Ujar Jaemin dengan wajah dinginnya.

Jeno semakin dibuat tidak mengerti dengan pria manis di hadapannya ini.

"Hm," hanya gumaman yang akhirnya menjadi jawaban Jeno.

Hourglass (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang