29 || Dasar Sebuah Hubungan

2.8K 272 4
                                    

HOURGLASS




Yuta memasuki sebuah restoran dengan langkah yang tergesa-gesa. Waktunya harus terbuang sia-sia hanya demi orang yang tidak berguna sama sekali.

"Di mana ruang vvip 3?" Yuta menghentikan seorang staf restoran untuk bertanya.

"Masuklah ke koridor itu dan ruangannya berada paling pojok."

"Terimakasih." Ucap Yuta dan kembali melanjutkan langkahnya.

Dengan kedua alis yang hampir menaut sempurna, Yuta membuka pintu ruang vvip dengan cukup kasar. Pria Nakamoto itu lantas melempar sebuah dokumen yang ia bawa ke meja, tepat berada di hadapan seseorang.

Pria yang sedang duduk bersantai dengan minuman alkoholnya menatap Yuta dengan penuh keangkuhan. Smirk kecilnya muncul secara perlahan.

"Terimalah itu dan berhenti mengganggu keluargaku." Ucap Yuta penuh penekanan.

Pria itu mengambil dokumen pemberian Yuta dan membacanya sekilas. Hampir saja ia dibuat terkejut bukan main dengan apa yang tertera dalam dokumen yang dipegang olehnya.

"Tuan Na, apa kau tidak takut jatuh miskin dengan memberikan dua cabang perusahaanmu sekaligus? Terlebih salah satunya adalah cabang perusahaanmu di Jepang."

"Bukankah itu yang kau inginkan? Tanpa bekerjasama denganku kau bisa mendapatkan apa yang kau inginkan. Jadi berhentilah mengganggu keluargaku, Sehun."

Yuta sudah sangat muak dengan perilaku Sehun. Hanya demi mendapatkan harta dan popularitas, Sehun berani sekali menyentuh kehidupan pribadi orang-orang tersayang Yuta.

Jika Yuta harus berkorban maka sudah pasti ia akan mengorbankan seluruh harta dan bisnisnya asalkan istri dan anaknya tetap dalam keadaan baik-baik saja. Uang bisa dicari namun jika kehilangan seseorang maka Yuta akan menyesal seumur hidupnya.

"Yuta-ssan, kurasa kau terlalu bodoh. Ah tidak, kurasa kau hidup dengan tidak realistis. Orang membutuhkan uang untuk hidup, orang juga membutuhkan popularitas untuk bertahan, tapi kau justru memilih jatuh miskin dengan menyerahkan hampir setengah asetmu padaku. Aku menyukai cara berpikirmu."

Sehun meneguk minumannya dengan perasaan bangga. Ia tak perlu bersusah payah untuk bekerjasama dan mengembangkan bisnisnya, Yuta sendirilah yang justru datang menawarkan keberuntungan.

"Tanda tangani dokumen itu." Perintah Yuta.

Sehun dengan senang hati melakukannya. Yuta sudah menyelesaikan langkah pertamanya, menghentikan tingkah kurang ajar Sehun dengan cara berkorban.

"Jangan pernah menyentuh barang sedikitpun istri dan anakku. Kau juga jangan pernah muncul lagi di hadapanku ataupun keluargaku termasuk Jaehyun dan Taeyong. Kau tahu, aku tidak suka bermain-main dengan orang sepertimu." Peringat Yuta.

"It's simple. Jika separuh perusahaan mu jatuh padaku, aku akan dengan senang hati mengusir diriku sendiri dari kehidupanmu."

"Bagus. Kuharap kau tidak berkhianat sedikitpun atau akibatnya akan sangat buruk."

"Kau mengancamku?"

Yuta mendecih. "Kau pikir aku akan menyerahkan asetku tanpa sebuah imbalan?"

"Istri dan anak tidak ada gunanya. Kau bodoh, Na!" Tutur Sehun meremehkan.

"Aku hanya mempertahankan apa yang aku butuhkan. Diamlah dan jangan pernah kau mengusik kehidupanku lagi."

Yuta mengambil dokumen dari tangan Sehun dan segera meninggalkan ruangan vvip tersebut.

Hourglass (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang