HOURGLASS
⏳
⏳
⏳
Yuta bergegas ke kamar Jeno setelah ia sampai di rumah Jaehyun. Setelah mendapatkan kabar dari Jaehyun, Yuta bergegas menelpon dokter Kang untuk menyuruh dokter pribadi Jaemin itu untuk datang ke kediaman Jung.Meski hari sudah malam, Yuta cukup beruntung karena doker Kang menyanggupi permintaannya. Yuta buru-buru menyelesaikan pekerjaannya dan langsung datang ke rumah Jaehyun.
Yuta membuka pintu kamar Jeno dan langsung menghampiri sang istri yang tengah terduduk di pinggiran ranjang untuk menemani Jaemin.
"Bagaimana?" Yuta menatap pada Winwin.
"Nana tidak papa. Beruntung saja dia tidak terlalu memaksakan dirinya."
Winwin beranjak untuk berdiri di samping Yuta. Ia sudah meminta Yuta untuk langsung pulang dan istirahat saja karena hari sudah hampir menginjak tengah malam.
"Maafkan aku, aku yang sudah membuat Nana seperti ini." Taeyong menyahut. Ia dan Jaehyun memang menyusul Yuta untuk ke kamar Jeno.
"Tidak. Kak Tae tidak salah, kakak hanya mengatakan kebenarannya saja." Timpal Winwin.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Yuta bertanya pada istri dan kedua sahabatnya.
"Nana sempat melihat foto dirinya bersama dengan Jeno dan Mark waktu mereka kecil. Nana menanyakannya padaku dan aku menjawabnya. Tapi aku tidak tahu jika jawabanku bisa membuat kondisinya memburuk." Jelas Taeyong.
Yuta menghela napasnya. Ia mengerti dan keadaan Jaemin yang memburuk memang bukan kesalahan Taeyong.
"Winwin benar, ini bukan kesalahanmu." Yuta tersenyum simpul pada Taeyong.
Terkadang memang hal seperti ini akan terjadi pada Jaemin. Yuta dan Winwin selalu berhati-hati jika menyinggung soal masa lalu termasuk orang-orang terdekat mereka.
Jaemin selalu merasa dirinya bersalah karena tidak bisa mengingat apapun. Yuta hanya bisa mengantisipasi, ia tidak bisa menghentikan apa yang akan dipikirkan oleh sang putra.
"Dokter Kang sudah memeriksanya dan Jaemin juga sudah meminum obatnya. Dokter Kang mengatakan jika Jaemin harus meminum obatnya setidaknya sampai Jaemin bisa tenang dan menormalkan pikirannya." Sahut Jaehyun.
Yuta mengangguk mengerti. Jika sudah seperti ini Jaemin memang akan selalu meminum obat yang telah diresepkan oleh dokter Kang.
"Di mana Jeno?" Yuta bertanya saat tidak melihat kehadiran menantunya.
"Dia bersama dengan Mark. Jeno nampak kesal dan pergi begitu saja tadi tapi aku tahu jika Jeno merasa sedih, dia masih belum bisa menerima faktanya. Jeno masih menyalahkan dirinya sendiri." Jawab Taeyong.
"Aku tidak menyangka jika sebuah pertengkaran kecil akan berakibat fatal seperti ini." Yuta tersenyum mengingat alasan dibalik keadaan Jaemin saat ini. Alasan yang juga membuat bocah periang yang selalu menempeli putranya berubah menjadi sosok yang dingin.
Yuta tidak pernah menyalahkan Jeno begitupun dengan Winwin. Yuta juga tidak pernah menyalahkan keadaan, ia hanya mencoba untuk menerima semua takdir yang telah dilukiskan oleh sang penguasa semesta, untuknya maupun keluarganya.
"Kak Yuta, bisakah aku berangkat bersama Nana saja besok? Aku masih belum bisa meninggalkan putraku, aku sangat khawatir dengannya." Pinta Winwin pada Yuta.
Yuta tersenyum manis. "Kau bisa berangkat ke Jeju bersama dengan Nana. Aku akan menyusul."
"Bukankah lebih baik kita undur saja?" Sahut Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hourglass (NOMIN)
Fanfiction[REVISI] "Waktu yang menjelaskan dengan baik ketulusan seseorang. Terkadang waktu yang salah bisa menjadi yang paling sempurna" Bagi Na Jaemin, menikahi seorang Jung Jeno adalah sebuah fatamorgana. Kehidupannya selalu dipermainkan oleh waktu. Sedeti...