EXTRA PART (3)

3.5K 220 9
                                    

HOURGLASS




"Jaemin!"

Paman Han buru-buru menghampiri Jaemin yang sudah tergeletak tak berdaya. Dugaannya benar, terjadi sesuatu yang tidak beres dan dirinya memutuskan memanggil pihak apartemen untuk membantunya membukakan pintu apartemen milik Jeno yang terkunci.

BUAGH!

"P-paman..." Lirih Jaemin saat melihat sopir pribadinya terkena pukulan oleh Irene.

"Lihat siapa yang datang menolongmu, Jaemin?" Irene menoleh sebentar pada Jaemin dan kembali mengarahkan pandangan pada paman Han.

Tumbang? Tentu saja tidak. Paman Han bukan hanya sopir namun ia juga sudah cukup terlatih untuk menjadi seorang bodyguard.

"Apa yang sudah kau lakukan pada Jaemin!" Ujar paman Han menatap marah pada Irene.

"Hanya mengurungnya di dalam kamar seharian, memukulnya pelan, dan baru saja aku juga memaksanya untuk minum minuman yang sudah aku beri racun. Mungkin sebentar lagi aku akan menusuk perutnya?" Ujar Irene tanpa merasa bersalah sekalipun.

"Sialan kau!" Umpat paman Han yang hendak maju untuk memberi balasan namun justru kejutan tak terduga ia dapat.

"K-kau!!" Sopir pribadi Jaemin itu dibuat tak berdaya hanya dalam beberapa detik saja.

Irene menusuknya hingga membuat pria paruh baya itu tak bisa untuk bergerak bebas

"Sayang sekali, seharusnya tusukan pertama aku berikan pada majikan kecilmu tapi kau berani menghalangiku." Irene memandang sedih pada paman Han yang setia menahan sakit pada bagian perutnya.

"Yeobo!" Pekik seorang wanita yang terkejut bukan main saat melihat suaminya terluka.

"Jangan mendekat! Cepat panggil ambulan dan hubungi Tuan Yuta lagi, minta Tuan Yuta untuk segera datang." Pinta paman Han pada istrinya.

"T-tapi..."

"Cepatlah!"

Irene mengedikkan bahunya setelah melihat drama kecil antara suami istri itu lalu berbalik pada Jaemin yang ternyata masih belum menyerah juga. Jaemin masih tetap bertahan meski harus menahan sakit yang bertubi-tubi.

"Astaga, aku pikir racun itu sudah bekerja. Seharusnya aku menambah dosisinya lagi. Iya kan?" Tanya Irene pada Jaemin.

"I-irene...sadarlah...aku minta maaf jika aku sudah menyakitimu...tapi hiks...tolong jangan bunuh anakku..." Pinta Jaemin dengan air mata yang sudah meleleh.

"Tapi kau adalah penyebab anakku pergi meninggalkanku. Asalkan kau tahu, aku sangat sedih. Setidaknya kau harus membalas semua kejahatanmu itu kan?" Irene berujar dengan nada sedih.

"Aku..hiks...jangan bunuh anakku.... biarkan dia lahir...aku mohon...hiks...bi-biarkan anakku bertemu dengan ayahnya dan kau bisa membunuhku setelah itu..."

Jaemin tidak bisa menahan tangisannya lagi. Napasnya sudah mulai tercekat dan perutnya yang semakin terasa sakit.

"Jangan sentuh dia!" Ujar paman Han saat tangan Irene yang memegang pisau mengayun dengan bebas ke arah Jaemin.

"Kau memang pintar membuatku marah. Kau harus menerima akibatnya Na Jaemin!"

"ARGHH..." Jaemin merintih saat tubuhnya dipaksa untuk berdiri dengan cukup kasar.

Sorot mata penuh amarah milik Irene beradu dengan mata indah milik Jaemin yang sangat basah akan air mata.

Irene benar-benar murka, ia tidak peduli lagi dengan niatnya yang akan menghabisi Jaemin di hadapan Jeno. Irene tak bisa menunggu lagi.

Hourglass (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang