HOURGLASS
⏳
⏳
⏳
Long Chapter!Tuan rumah kediaman Nakamoto saat ini tengah bersantai di dalam kamar. Lebih tepatnya hanya sang Nyonya saja yang bersandar pada dada bidang sang suami.
Yuta bersandar pada punggung kasur dengan sang istri yang sejak tadi memainkan ujung pakaiannya. Mereka berada dalam posisi nyaman itu hampir setengah jam tanpa ada sepatah katapun yang keluar karena Yuta sedang fokus pada ponselnya untuk mengurus beberapa pekerjaan.
"Dulu Nana selalu tidur di antara kita. Kak Yuta masih ingat?" Gumam Winwin pelan.
"Hum." Balas Yuta.
"Dulu Nana masih sangat kecil saat digendonganku. Aku ingat sekali saat dia pertama kali tidur di kamarnya sendiri, hampir setiap malam pasti terbangun dan datang menghampiri kita dengan boneka kelinci dan wajah kantuknya." Ucap Winwin.
Yuta hanya mendengarkan dan sesekali mengalihkan pandangan pada sang istri. Lain halnya dengan Yuta yang sibuk memandang ponselnya, Winwin justru menatap pada pintu kamarnya seolah menanti putra kesayangannya datang dan menghampirinya.
"Aku merindukan Nana." Tutur Winwin akhirnya.
Yuta tersenyum dan hanya membalas gumaman sang istri dengan usakan lembut di kepala.
Winwin sedikit mendongak untuk menatap sang suami. Perasaannya sejak tadi pagi terasa tidak enak dan semua pikirannya juga tertuju pada sang putra.
"Telepon saja kan bisa." Ucap Yuta.
"Sudah. Sejak dua hari kemarin aku sudah menelpon Nana tapi tidak diangkat, pesanku pun tidak dibalas. Untung saja aku masih bisa menghubungi Jeno untuk menanyakan kabar putraku."
"Mungkin Nana sedang sibuk atau lupa menaruh ponselnya. Kau tahu sendiri jika Nana sering kehilangan ponsel karena lupa."
Winwin memainkan kaos Yuta sambil menunjukkan wajah sendunya. Entah mengapa akhir-akhir ini ia rindu sekali dengan Jaemin. Saking rindunya sampai terbawa mimpi dan tidak mood untuk makan sebelum Jaemin mengabarinya.
"Hyung," panggilan itu sontak membuat Yuta menoleh dan menatap heran dengan sedikit senyuman. Jarang sekali Winwin memanggilnya dengan embel-embel hyung.
"Bisakah aku meminta sesuatu padamu?"
"Tentu saja. Kau bisa meminta apapun dariku sayang kecuali jika kau ingin berlibur maka aku tidak memiliki waktu sekarang."
"Aku tidak menginginkan itu,"
"Lalu? Kau ingin berbelanja? Aku sudah menyerahkan black card padamu dan kau bisa gunakan sesuka hatimu. Minta sopir untuk mengantarmu nanti."
Winwin menggeleng lagi. Ia tidak butuh materi, ia hanya rindu pada sang putra.
"Aku ingin bertemu dengan Nana, aku merindukan putraku. Hari ini entah mengapa aku ingin sekali mendengar suara putraku, hyung."
Yuta mematikan ponselnya dan mengalihkan fokus pada sang istri. Bibirnya tersenyum kecil, ia pun juga rindu pada Jaemin.
"Semenjak Nana menikah rumah sebesar ini jadi sepi. Aku tidak bisa melihat Nana yang sulit untuk dibangunkan, aku tidak bisa mendengar suara langkah terburu-buru saat putraku terlambat, aku juga tidak bisa lagi melihat putraku merengek meminta sesuatu. Hanya ada aku dan Bibi Seo saja, hyung selalu berada di kantor, sesekali Seonho juga berada di sini, benar-benar sepi." Winwin sama sekali tidak keberatan mengatakan segala isi hatinya karena ia yakin Yuta adalah pendengar yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hourglass (NOMIN)
Fanfiction[REVISI] "Waktu yang menjelaskan dengan baik ketulusan seseorang. Terkadang waktu yang salah bisa menjadi yang paling sempurna" Bagi Na Jaemin, menikahi seorang Jung Jeno adalah sebuah fatamorgana. Kehidupannya selalu dipermainkan oleh waktu. Sedeti...