6 || Dia Jung Jaemin

4.8K 453 19
                                    

HOURGLASS



Sudah terhitung enam bulan lamanya Jaemin dan Jeno menjalani pernikahan mereka. Jeno yang selalu sibuk dan Jaemin yang selalu mencari kesibukan.

Taeyong baru saja pulang dari apartemen Jeno. Jaemin merasa senang karena mertuanya berkunjung untuk menemaninya. Mereka banyak mengobrol, entah dari hal yang penting atau basa-basi saja.

Saat ini Jaemin tengah bersiap untuk pergi ke kantor Jeno. Lama-lama melihat Jeno yang tidak pernah memperhatikan makannya membuat Jaemin jengah sendiri.

Renjun juga mengatakan jika Jeno hanya sesekali berkunjung ke kantin perusahaan untuk makan siang. Karena itulah, Jaemin memutuskan untuk membawakan suaminya itu makanan.

Jaemin sudah memasak semua makanan kesukaan Jeno, ia sudah bertanya pada Taeyong dan mendapatkan banyak sekali jawaban yang membantu.

Jaemin memakai sepatunya lalu berjalan keluar dan menutup pintu apartemennya yang akan mengunci sendiri sehingga Jaemin tak perlu repot-repot mengunci pintunya.

Ia berhenti sebentar dan mengeluarkan ponselnya.

"Halo pak Han,"

"Iya tuan Na?"

"Apa Jeno membawa mobilnya?"

"Iya, tuan Jeno membawa mobilnya. Apa tuan Na ingin pergi? Biar saya jemput."

"Aku ingin pergi ke kantor Jeno. Terimakasih untuk tawarannya, aku akan pergi naik taxi saja."

"Ah, mianhae. Tolong hati-hati, jika ada sesuatu tolong telepon saya segera."

"Ne. Kututup dulu pak Han,"

Jaemin mematikan sambungan telponnya. Ia kembali melanjutkan langkah sambil memesan sebuah taxi untuknya.

Tak perlu waktu lama, saat ini Jaemin sudah duduk manis di dalam taxi. Tangan Jaemin bergerak untuk mengambil paperbag berisi makan siang untuk Jeno, laki-laki manis itu hanya ingin memastikan jika tidak ada yang tertinggal.

Hanya butuh waktu dua puluh menit untuk sampai. Jaemin meminta sang sopir taxi untuk berhenti di depan lobi perusahaan agar Jaemin tidak perlu berjalan terlalu jauh.

Setelah membayar, Jaemin langsung memasuki gedung perusahaan milik ayah mertuanya. Sangat besar, hampir setara dengan milik ayahnya sendiri.

Beberapa pasang mata terlihat terfokus pada Jaemin yang memakai setelan santai. Hanya kemeja putih dan celana jeans hitam saja.

Namun paras manis Jaemin lah yang mengundang banyak atensi untuknya. Tak heran jika banyak para pegawai yang masih belum mengenal siapa Jaemin. Pernikahannya dengan Jeno hanya mengundang tamu-tamu penting saja juga Jaemin yang tidak pernah berkunjung ke perusahaan ayah mertuanya.

Mungkin beberapa sudah mengenali Jaemin karena laki-laki manis itu pernah menjadi pusat perhatian saat Jeno melamarnya secara tiba-tiba di pesta perusahaan.

"Jujur saja, aku juga iri pada Irene. Dia muda dan berbakat, visualnya bahkan bisa menghipnotis banyak orang."

"Tapi aku tidak suka dengan sikapnya. Dia dekat sekali dengan Doyoung dapyeo-nim. Bahkan dengan mudahnya Irene bisa mendapatkan jabatan sebagai sekretaris pengganti untuk Jeno sajangnim."

"Tapi Jeno sajangnim sudah menikah."

"Kau benar. Tapi aku tidak pernah melihat istrinya. Aura Jeno sajangnim juga sama saja, dingin dan datar. Bukankah seseorang yang sudah menikah harusnya merasa bahagia?"

Hourglass (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang