36 || Jaemin-ah, Irreona

4.8K 313 22
                                    

HOURGLASS




Jeno dan Doyoung berlarian menuju ke ruang ICU setelah bertanya pada resepsionis mengenai keberadaan Jaemin.

Perasaan Jeno benar-benar kacau. Ia bahkan menangis di sela-sela langkahnya. Jeno tidak ingin kehilangan Jaemin, tidak lagi.

Langkah Jeno terhenti sejenak saat matanya sudah menangkap keberadaan keluarganya. Napasnya tersenggal, namun langkahnya kembali ia lanjutkan untuk segera menemui Jaemin.

Bugh!

Satu tonjokan telak Jeno terima membuat kedua mata sipit Jeno terjaga sempurna.

Di hadapannya, ada seorang pelaku yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Kemarahan Renjun sudah tidak bisa terkendalikan sejak ia menerima kabar bahwa Jaemin mengalami kecelakaan.

Seharusnya sejak kemarin-kemarin Renjun memberi pelajaran pada Jeno dan Jaemin tidak akan berakhir seperti sekarang ini.

Bugh!

Satu tonjokan lagi Renjun layangkan. Semua yang berada di sekitarnya dibuat cukup terkejut.

"Apa yang kau lakukan?!" Pekik Doyoung.

"Seharusnya aku menghabisimu sejak kemarin. SEHARUSNYA KAU MATI DITANGANKU SEJAK KEMARIN JUNG JENO!" Teriak Renjun penuh amarah.

"Renjunie, kendalikan suaramu. Ini rumah sakit." Timpal Johnny. Pria berbadan atletis itu dibuat terkejut dan bingung secara bersamaan.

Lain halnya dengan Johnny, Doyoung, dan Yuta yang merasa sangat terkejut akibat ulah Renjun. Jaehyun justru terlihat cukup tenang dan merasa Jeno berhak mendapatkan pukulan akibat perbuatannya.

"Kau mengkhianati Jaemin! Kau membuat Jaemin menangis berhari-hari tapi dia terus memintaku untuk tidak membalasmu! Kau menyakitinya Jung Jeno!" Renjun menarik kuat kerah pakaian Jeno.

Jeno tak bisa berkata apapun. Dia hanya mampu menurunkan pandangannya untuk menatap pada Renjun yang semakin menguatkan cengkramannya.

"Kau menyalahkan segala hal pada Jaemin! Kau juga tahu jika kematian Yangyang adalah murni karena dia depresi! Yangyang bunuh diri tapi kau menyalahkan Jaemin hanya karena Jaemin melihatnya secara langsung! Kau juga seharusnya menyalahkanku Jeno! Aku juga berada di sana!"

Satu tangan Jeno mengepal kuat. Kehilangan sahabat adalah hal yang cukup mengguncang mental Jeno. Tapi kebodohan terbesarnya adalah ia menyudutkan Jaemin atas segalanya.

Renjun siap kapanpun untuk menghabisi Jeno, ia tidak peduli lagi bagaimana status Jeno untuknya. Bos, teman, sahabat, segalanya akan Renjun lupakan karena Jeno memang sudah kelewatan.

"Jangan berani kau mengatakan perihal Yangyang lagi. Aku menyesal dan aku sangat tahu aku salah." Jeno menajamkan sorotan matanya pada Renjun.

"YA! KAU MEMANG SALAH DAN BODOH! KAU MENGHAMILI WANITA LAIN DAN KAU MEMBUAT SAHABATKU KEMBALI BERADA DI AMBANG KEMATIAN! PUAS KAU HA?! TUHAN BAHKAN MENGHUKUMMU DENGAN MENGAMBIL ANAKMU, JENO! PUAS KAU HA?!"

Jeno terbelalak. Tubuhnya yang sudah lemas bahkan terus dipaksa untuk menerima sebuah sambaran petir yang menyakitkan.

"K-kau..." Tenggorokan Jeno bahkan tercekat karena saking terkejutnya.

"YA! ANAKMU SUDAH TIADA! JIKA KAU MENYALAHKAN JAEMIN ATAS HAL INI JUGA, KUPASTIKAN KAU AKAN MATI DENGAN BERSIMPUH DI HADAPAN SAHABATKU!" Ancam Renjun.

Johnny membelalakkan matanya setelah mendengar penuturan Renjun. Jaehyun yang sejak tadi terlihat tenangpun kini menunjukkan rasa was-wasnya. Sementara Doyoung tak bisa berkata apapun, akhirnya ia bisa menemukan jawaban dari pertanyaannya tadi.

Hourglass (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang