26 || Konferensi Pers

3.3K 321 13
                                    

HOURGLASS



Jemari cantik itu cekatan mengikat dasi hitam pada leher jenjang seorang pria. Mata sipit Jeno memandang pada Jaemin yang tengah fokus mengikatkan dasi miliknya. Hanya memandang tanpa bersuara karena sejak kemarin mereka kembali terlibat dalam perang dingin.

Jaemin tetap menjalankan tugasnya dan pagi ini pria cantik itu membantu Jeno untuk memasangkan dasi, tanpa bersuara banyak bahkan hanya sekedar menatap pun seakan Jaemin benar-benar tidak menginginkannya.

"Sudah." Ujar Jaemin pelan.

Jaemin berbalik dan mengambil pakaian miliknya yang sudah ia siapkan dan ia taruh di atas kasur. Langkahnya menuju ke toilet untuk berganti pakaian.

Jeno menghela napasnya. Hari ini dia akan menyelesaikan segalanya tetapi hal terpenting saat ini adalah konferensi pers. Hari terpenting untuk keluarganya terutama untuk sang kakak yang hari ini akan resmi dinyatakan sebagai pemimpin baru Neo Croup.

"Jeno, ini Mama." Suara Taeyong terdengar seiring dengan sebuah ketukan di pintu kamar Jeno.

"Masuk saja." Balas Jeno dari dalam.

Pintu kamar Jeno terbuka, Taeyong melangkah mendekat pada sang putra.

"Di mana Nana?"

"Ganti baju di kamar mandi." Balas Jeno sambil memakai jam tangannya.

"Yasudah, ayo turun buat sarapan. Papa kamu udah nunggu." Ajak Taeyong.

Jeno mengangguk pelan dan mengikuti Taeyong untuk pergi ke meja makan.

"Pa!" Suara tinggi Mark terdengar.

Mark menepuk pelan tangan Jaehyun yang hendak mengambil makanan duluan. Sudah ada aturan tersendiri di keluarga itu untuk memulai menyantap makanan saat semuanya sudah berkumpul dan Jaehyun sendiri yang telah membuatnya.

Tapi saat ini, kepala keluarga Jung itu justru melanggar aturannya sendiri membuat Mark kesal setengah mati. Mark tidak suka dengan anggapan bahwa orang tua melanggar perintah yang dibuatnya maka sah-sah saja sedangkan jika sang anak yang melanggar perintah akan diberi peringatan bahkan mendapatkan amarah dari orang tuanya.

Bagi Mark, sebuah aturan itu adil bagi siapapun. Baik orang yang lebih tua ataupun yang lebih muda. Salah maka mendapat hukuman dan tidak boleh menerapkan perilaku pilih kasih.

"Kamu kenapa sih sensi mulu sama Papa dari kemarin?" Jaehyun menatap kesal pada Mark.

"Papa gak usah mulai. Mau Mark ingetin ucapan Papa lagi?"

"Laper Mark," keluh Jaehyun.

"Ya tahan. Papa pikir Mark gak laper?"

"Laper ya makan, Mark. Udah ayo duluan aja, yang lain bisa nyusul." Ucap Jaehyun. Saat hendak mengambil centong nasi, tangan Jaehyun langsung mendapatkan pukulan untuk kedua kalinya.

Jaehyun hendak menoleh pada Mark dan kembali mengajukan protes. Tapi saat ia sadar siapa sang pelaku, hanya sebuah cengiran yang ia tunjukkan sebagai balasan.

"Jangan kayak anak kecil. Tunggu semua kumpul dulu." Perintah Taeyong. Taeyong duduk di sebelah Jaehyun dan Jeno di sebelah Mark.

"Udah kan?" Jaehyun menatap pada keluarganya.

"Tunggu Nana." Sahut Taeyong.

Jaehyun hanya bisa pasrah. Dia memang kepala keluarga tetapi melanggar ucapan Taeyong bukanlah hal yang baik. Jaehyun tidak ingin menyeburkan dirinya ke dalam jurang masalah.

Hourglass (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang