HOURGLASS
⏳
⏳
⏳
Sudah dua hari lewat keadaan Jaemin terus berada di titik di mana setiap dua jam perawat akan mendatangi ruang ICU untuk memantau perkembangan detak jantung Jaemin. Dua hari itu juga Jeno sama sekali tidak meninggalkan rumah sakit barang sedetikpun.Jaehyun sesekali pulang dan mengurus kantornya namun di setiap malam ia akan menginap di rumah sakit bersama dengan Taeyong. Sementara Winwin dan Yuta, pasangan itu pun sama halnya dengan Jeno, selalu setia berada di rumah sakit.
"Hyung," panggil Jaehyun pada Yuta.
Jaehyun menyerahkan sebuah paperbag pada Yuta dan ikut mendudukkan diri di samping Yuta.
"Aku membawakanmu sarapan. Makanlah dulu." Pinta Jaehyun.
"Aku akan makan nanti. Bagaimana dengan Winwin? Dia sudah bangun?" Yuta balik bertanya karena sejak jam empat pagi ia terjaga di depan ruang ICU untuk menemani sang putra.
"Sudah. Taeyong hyung sudah berhasil membujuknya makan dan sekarang giliranmu." Balas Jaehyun.
Jika kalian bertanya di mana Jeno? Maka jawabannya adalah rumah sakit. Jeno tak pernah pergi namun ia baru bisa melihat Jaemin saat Yuta dan juga Jaehyun tidak ada di sana.
Mark sudah mewanti-wanti Jeno untuk tidak membuat Yuta dan Jaehyun marah. Jeno juga sudah berulang kali bertemu langsung dengan Yuta dan meminta maaf serta izin untuk menemui Jaemin.
Tapi Yuta hanya mendiaminya saja. Jaehyun pun begitu meski sesekali Jaehyun bersuara dengan nada dinginnya.
"Jaemin bagaimana?" Jaehyun bertanya.
"Suster sedang mengganti infusnya."
"Wajahmu sangat lelah hyung, kau sungguh tidak ingin pulang dan beristirahat sebentar?"
Jaehyun tidak berbohong, semenjak Jaemin masuk rumah sakit Yuta sama sekali tidak tidur. Jaehyun seakan dejavu, kesehatan Yuta dan Winwin benar-benar tergantung pada Jaemin.
"Aku tidak akan pulang. Tidak ada pengaruhnya bagiku apakah apakah aku istirahat atau tidak."
"Oke, baik. Tapi kali ini kau tidak bisa menolakku lagi. Makanlah, setidaknya jangan bikin Jaemin merasa sedih dengan keadaanmu." Jaehyun berujar kukuh.
Yuta akhirnya menoleh, menatap pada paperbag dan juga dua buah kopi yang Jaehyun bawa untuknya.
"Aku akan minum kopi saja." Yuta mengambil satu gelas kopi dan tersenyum simpul pada Jaehyun.
Senyuman Jaehyun melebar, akhirnya Yuta mengisi perutnya juga meski hanya dengan kopi.
"Johnny hyung mengatakan padaku bahwa dia sudah mengurus kasus saham yang kau berikan pada Sehun. Setidaknya dalam waktu dekat kau harus menggelar konferensi pers karena berita pengalihan saham milikmu sudah menyebar di media." Tutur Jaehyun.
Tak hanya mengabaikan kesehatannya, Yuta juga sampai mengabaikan urusan pekerjaannya dan Johnny harus turun tangan untuk membantu.
"Apa yang Johnny katakan lagi?" Tanya Yuta.
Jaehyun sedikit menggigit bibir dalamnya. "Johhny hyung mengancam Sehun dan akan membongkar semua bisnis gelap milik pria brengsek itu. Kau tahu sendiri, Ten hyung juga pernah menjadi korban Sehun dan sampai sekarang Johnny hyung masih belum bisa melupakannya."
"Baguslah. Johnny melakukan hal yang benar dan seharusnya kau juga melakukan hal yang sama dengan dia. Istrimu membutuhkan keadilan bukan hanya sikap diammu saja." Ujar Yuta sedikit menyindir dan itu berhasil menohok Jaehyun dengan telak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hourglass (NOMIN)
Fanfiction[REVISI] "Waktu yang menjelaskan dengan baik ketulusan seseorang. Terkadang waktu yang salah bisa menjadi yang paling sempurna" Bagi Na Jaemin, menikahi seorang Jung Jeno adalah sebuah fatamorgana. Kehidupannya selalu dipermainkan oleh waktu. Sedeti...