10 || Pembuktian

4.4K 420 12
                                    

Hourglass



⚠️🔞Warning 🔞⚠️

Terdapat adegan dewasa. Jika dibawah umur atau tidak berminat, silahkan di lewati!

Jaemin menarik tangannya dengan kasar agar terlepas dari genggaman kuat Jeno. Mereka sudah sampai di apartemen dan sampai saat ini Jaemin masih tidak mengerti dengan Jeno.

Saat dalam perjalanan, Jaemin ingin menjelaskan yang sebenarnya tetapi terhalang karena rasa takutnya menghadapi sikap Jeno yang menyetir dengan kecepatan tinggi. Jeno sangat marah, Jaemin tahu itu.

Tapi apakah suaminya itu tak ingin memberi kesempatan pada Jaemin untuk menjelaskan?

"Jeno, aku rasa kau sudah salah paham. Aku pergi bersama Minho hyung karena-"

"Karena apa?! Karena itu jadwal kencan kalian berdua?! Jadi urusan yang kau bilang tadi pagi itu adalah urusan dengan kekasihmu, begitu?!" Jeno memotong cepat.

Jaemin menggeleng kuat. "Aku hanya menerima ajakan Minho hyung, dia ingin mentraktirku sebagai kado pernikan kita. Dan juga aku dan Minho hyung tidak hanya berdua."

"Iya, kalian memang tidak berdua. Bukankah tadi kau juga bersama dengan anaknya?" Jeno menatap pada Jaemim masih dengan tatapan kesal.

"Oh, atau mungkin gadis kecil itu adalah anakmu dan laki-laki brengsek itu? Wah, Na Jaemin, kau sangat pintar bersandiwara." Jeno tersenyum tak percaya.

"Yuna itu adalah muridku." Sanggah Jaemin

"Kau pikir aku percaya?!" Jeno menajamkan tatapannya lagi pada Jaemin.

"Tolong percaya padaku, kau itu sudah salah paham, Jeno. Yuna itu anak yatim piatu, aku dan Minho hyung juga hanya membahas tentang mengadopsi Yuna aga-"

"Mengadopsi? Yak! Apa kau sungguh telah menikah siri di belakangku?!"

"Bukan begitu, Jeno. Minho hyung yang akan mengadopsi Yuna. Kumohon percayalah, aku telah berkata jujur padamu." Jaemin tak mengerti lagi bagaimana harus menjelaskan.

"Kau berbohong, Jaem! Kau bahkan tidak menolak saat dia berlaku manis padamu!"

"Kau bahkan tidak meminta izin padaku saat ingin berkencan dengan orang lain. Sudah berapa laki-laki yang kau kencani di belakangku? Oh, apa kau berniat menjadi jalang karena selama ini aku tidak menyentuhmu? Begitu? Cepat katakan!" Bentak Jeno.

Jaemin mengepalkan satu tangannya. Jeno benar-benar menyebalkan. Bahkan suaminya itu berani berkata seperti itu padanya?

"JAWAB AKU NA JAEMIN!" Bentak Jeno sekali lagi, kali ini diiringi dengan satu tangan Jeno yang mencengkram kuat lengan Jaemin.

"Cukup!" Jaemin bersuara. Matanya tak lagi menatap hangat pada Jeno.

"Dengarkan aku, Jeno. Aku dan Minho hyung tidak memiliki hubungan apapun. Gadis kecil yang kau lihat tadi, dia adalah muridku." Tegas Jaemin.

"Kau berbohong,"

"Tidak! Aku tidak pernah berbohong padamu dan menyembunyikan apapun darimu. Aku dan Minho hyung bahkan tidak pernah berpegangan tangan tapi kau sudah menuduhku yang tidak-tidak. Kau membentakku di saat aku selalu berusaha untuk menjelaskan semuanya. Lalu bagaimana denganmu? Apa kau berusaha menjelaskan hubunganmu dengan wanita itu padaku, Jeno-ya? Bahkan kalian telah berciuman, di depanku, pasangan sahmu. Apa kau tidak pernah memikirkanku sedikitpun saat akan melakukannya? Tidak."

Hourglass (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang