25 || God Thankyou

3.6K 309 6
                                    

HOURGLASS




Jeno dan Mark baru saja mendarat dengan selamat di kota tempat tinggal mereka. Penerbangan mereka sempat delay hampir dua jam karena cuaca buruk. Angin dan hujan selalu datang bersamaan akhir-akhir ini terlebih lagi negara mereka sudah mulai memasuki musim dingin.

"Apa sudah ada orang yang menjemput kita? Atau pulang menggunakan taxi?" Tanya Jeno pada Mark.

"Papa dan Mama yang akan menjemput. Tapi kurasa sedikit terlambat, bukankah sedang hujan sekarang?"

Jeno mengangguk saja meski sedikit merasa heran karena Jaehyun yang menjemput langsung.

"Ingin cari restoran sambil menunggu?" Tawar Mark.

"Aku tidak lapar. Kita cari tempat minum kopi saja."

"Sudah kabari Jaemin kalau kau pulang hari ini?" Mark bertanya di tengah perjalanan mereka mencari tempat untuk bersantai.

Jeno tak menjawab. Ia tidak bertukar kabar dengan Jaemin sejak kemarin. Jaemin pun tidak mengiriminya pesan sama sekali.

Mark menghela napasnya melihat keterdiaman Jeno. Terkadang ia dibuat bingung sendiri mengenai hubungan Jeno dan Jaemin. Sangat jauh berbeda dengan hubungan Jeno dan Jaemin yang dulu.

"Mark! Jeno!"

Mark dan Jeno menghentikan langkah saat melihat Taeyong dan Jaehyun yang berada tak jauh dari hadapan mereka. Taeyong tersenyum senang, pria cantik itu berjalan beriringan dengan Jaehyun yang memasang wajah angkuhnya.

Taeyong langsung memeluk Mark lalu Jeno sedangkan Jaehyun hanya memandang ketiganya tanpa mengeluarkan suara atau ekspresi berlebih.

"Kalian baik-baik aja kan? Mama kangen tahu, rumah sepi gak ada kamu Mark. Jeno juga baik kan? Kamu ke mana aja? Ditelepon gak diangkat, bikin Mama khawatir aja." Tutur Taeyong beruntun.

"Belajar durhaka dia, Ma." Balas Mark yang langsung mendapatkan tatapan tidak suka dari Jeno.

Jeno sudah was-was jika saja Mark akan memberitahu Taeyong perihal ia yang mabuk saat berada di Busan kemarin. Tiga hari dua malam Taeyong tidak akan membiarkan Jeno hidup dengan tenang.

"Kamu sibuk banget ya sampai gak bisa kabarin Mama?" Taeyong bertanya lagi pada Jeno.

"Dia mab—"

"Maaf Ma, Jeno sibuk." Potong Jeno cepat sebelum Mark membuka suara dan menyeretnya dalam sebuah masalah.

Taeyong menggeleng pelan menanggapi ucapan Jeno. Memandang Jeno saat ini benar-benar seperti dejavu. Mirip sekali dengan Jaehyun.

"Kita jemput Nana dulu ya? Sekalian Papa kamu mau ketemu sama Yuta." Ujar Taeyong.

"Nana gak di rumah Mama?" Tanya Mark.

"Enggak. Ada sedikit masalah dan Yuta gak izinin Nana buat keluar rumah."

"Kenapa?" Mark dibuat bingung begitupun dengan Jeno.

"Nanti Mama jelasin. Ayo pulang, sebelum makin deres hujannya."

Mark dan Jeno mengikuti langkah Taeyong sambil menggeret koper mereka masing-masing. Keluarga Jung itu nampak angkuh berjalan menyusuri area bandara.

Beberapa orang yang mengetahui pun nampak tak bisa mengalihkan atensinya dari keluarga pebisnis itu. Tak banyak bicara dan bersekspresi, suatu hal yang menjadi daya tarik tersendiri dari keluarga Jung.

Jaehyun membuka pintu bagasi mobil dan membantu kedua putranya untuk memasukkan barang-barang mereka. Setelah selesai, Jaehyun menyusul Taeyong yang sudah masuk duluan ke dalam mobil. Mark dan Jeno berada di posisi mereka, duduk di kursi penumpang dan membiarkan kedua oeang tuanya duduk di kursi depan.

Hourglass (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang