XXXVI. Menyerah

1.2K 160 24
                                    

"Var, mau kemana?" Tanya lisa yg pura-pura bingung saat varia berpapasan dengan nya.
"Aku pamit yah mba. Aku titip rey sama Icha yah."

Varia tidak kuat menahan kesedihannya saat ini. Ia langsung pergi tanpa berkata apa-apa lagi. Sedangkan sekarang reyhan sedang berjalan ke arah mama nya dengan tatapan tidak suka nya.

"Mama udah puas sekarang? Aku udah nurutin semua permintaan mama. Jadi sekarang balikin mochi ke aku." Ucap reyhan dengan ekspresi datar nya.
"Sayang jangan gitu dong mukanya. Mama ngelakuin ini juga buat kamu loh. Biar ayah bisa balik sama kita. Biar kita bisa kayak keluarga yg lain."

"Itu bukan buat kepentingan aku. Tapi kepentingan mama. Dari dulu aku terlahir memang ngga punya keluarga, jadi sekarang aku ngga ada niatan punya keluarga yg utuh." Ucap reyhan sinis.

"Rey, apa maksud kamu ngomong kayak gitu? Mama ini sayang sama kamu makanya mama berbuat seperti ini."

"Simpan kasih sayang mama. Aku ngga butuh. Satu-satunya keluarga aku hanya mochi. Kembalikan dia."

Setelahnya rey pergi meninggalkan mamanya dan bergegas menuju mobil yg di dalamnya ada supir yg menunggu nya.

Lisa tidak terlalu memperdulikan anaknya. Yang penting sekarang sebentar lagi reno akan menjadi milik nya lagi. Saat ini lisa tersenyum puas. Ternyata rencana dadakan nya ini berhasil juga. Ia memang sengaja mengatur semua kejadian di cafe.

Ia tahu bahwa varia adalah sosok wanita yg baik dan begitu menyayangi anak-anak. Dia bahkan rela mengorbankan kebahagiaan dirinya demi kebahagiaan orang lain.
Jadi ia sengaja mengajak varia bertemu di cafe dimana cafe tersebut adalah cafe yg biasa di datangi oleh teman-teman reyhan. Lebih tepatnya musuh bebuyutan nya reyhan. Yg selalu mengejeknya. Ia juga terpaksa mengambil kucing kesayangan reyhan dan mengancamnya akan membuang nya jika reyhan tidak mengikuti semua rencananya.

Yah benar air mata yg ditunjukkan reyhan ke varia merupakan sandiwara. Itu adalah rangkaian rencana yg dibuat oleh lisa.

Tapi bagi reyhan itu adalah tangisan penyesalan. Hari ini ia kembali berbohong. Di dalam mobil ia termenung. Ia adalah seorang anak yg dipaksa dewasa sebelum waktunya. Terlalu banyak tekanan yg berada di pundaknya.

Reyhan kembali teringat pelukan dan tangisan wanita itu. Dari kecil sampai sekarang ia belum pernah merasakan pelukan yg begitu hangat seperti yg ia rasakan saat di peluk varia. Belum lagi wanita itu menangis dan mengeluarkan air mata yg begitu banyak.

Reyhan sadar bahwa wanita itu baik. Sangat baik.

--------------------------------------------------------

Reno baru saja menyelesaikan operasi nya. Operasi nya memakan waktu hampir setengah hari. Dan saat reno ingin mengambil handphone nya, seorang dokter koas yg juga ikut masuk ke dalam operasi nya bilang bahwa tadi ada telpon masuk dari istri nya. Varia.

"Maaf dok, tadi istrinya telpon. Katanya kalo dokter udah selesai operasinya, dia minta di telpon." Ucap dokter koas itu yg memang bertugas untuk mengangkat semua panggilan masuk saat dirinya sedang operasi.
"Ok. Terimakasih."

Reno senang bukan main. Akhirnya varia mau bertemu dengannya. Semoga saja varia sudah tidak marah dengan nya dan mau kembali pulang dengan dirinya. Ia sudah merindukan istri dan anak nya itu. Reno segera menelpon varia.

"Assalamualaikum" ucap varia di sebrang sana.
"Waalaikumsalam. Sayang, tadi katanya telpon? Kenapa?" Tanya reno yg tidak bisa menahan senyum senang nya.
"Mas, kamu udah selesai operasi?"
"Udah nih. Baru aja kelar. Kenapa? Kamu dimana?"
"Aku di taman rumah sakit kamu. Bisa kesini sekarang? Aku mau ngomong sesuatu."
"Oh yaudah aku kesana sekarang."

Married (by kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang