XXVII. Tania

3.7K 293 69
                                    

Flashback mode on

Hari ini varia bersiap menuju rumah sakit tempat suaminya bekerja. Reno sudah 2 hari tidak pulang karna begitu sibuk dengan operasi dan keadaan darurat yang mengharuskan dirinya tetap berada di rumah sakit. Kebetulan juga hari ini weekend. Ia libur kerja dan icha sedang berada di rumah orang tua nya. Varia sudah memasak masakan kesukaan suaminya itu. Ia juga membawa lebih untuk 2 sahabat suaminya, dimas dan satria.

Varia sampai di rumah sakit. Saat ia ingin menuju bangsal suaminya, ia melihat seseorang yg begitu familiar. Tania. Sahabatnya itu baru saja keluar dari sebuah ruangan dengan map ditangannya.
"Tania? Kenapa dia di rumah sakit? Apa lagi sakit ya?" Batin varia.

Varia baru saja akan ingin menghampiri tania, tapi varia dibuat kaget dengan ruangan yg tertulis di depannya. Ruangan yang baru saja tania masuki.

dr. Arsyinta Dwi Perdana, SpOG. Spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan).

Di luar pun banyak ibu hamil yg sedang mengantri untuk diperiksa oleh dokter. Varia panik. Ia takut jika tania mempunyai penyakit serius. Seperti kista atau kanker serviks. Ia pun tidak bisa lagi bertanya ke tania karna sekarang ia kehilangan jejak sahabatnya itu.

"Var, kamu ngapain disitu?" Reno yang baru saja menyelesaikan operasi pertamanya hari ini bingung melihat istrinya berada di bagian spesialis kandungan. Varia refleks melihat suaminya itu. Ia melihat reno masih memakai pakaian operasinya dan disebelahnya ada satria yang juga memakai pakaian yang sama. Sepertinya mereka baru saja melakukan operasi, fikir varia.

"Aku mau ke tempat kamu mas. Tapi tadi aku liat tania keluar dari sini. Aku jadi panik takut dia kenapa-kenapa."
"Tania? Sahabat kamu itu?" Varia mengangguk. Matanya masih mencari-cari sosok sahabatnya itu.
"Ngapain dia ke spesialis kandungan?" Tanya reno.
"Kalo aku tau, aku ngga kesini buat nyariin dia mas. Aku takut dia kenapa-kenapa mas. Tania belakang ini sudah banget dihubungin."

"Mungkin dia lagi hamil." Sekarang satria bersuara menyimpulkan kejadian yg diceritakan varia ini.
"Aiisshh itu ngga mungkin mas. Tania itu masih single."
"Hamil diluar nikah?" Satria yg terlalu blak-blakan menyatakan pendapatnya itu membuat varia sedikit kesal. Ia yakin tania bukan wanita seperti itu. Meski ia ada di lingkungan seperti itu, varia begitu yakin sahabatnya itu selalu menjaga kehormatan nya sebagai wanita.
"Ngga mungkin. Tania aku ngga kayak gitu."

Tahu istrinya sudah cemberut, reno berusaha mencari cara untuk mengetahui keadaan tania.
"Gimana kalo kita tanya aja ke arsyi. Kita tanya keadaan tania."
"Aku setuju."

Reno segera menelpon arsyi, dokter kandungan di rumah sakitnya. Meski ia tahu kalau masih banyak pasien yg mengantri, setidaknya ia akan mencoba. Itu ia lakukan agar istrinya itu tidak lagi khawatir dan penasaran. Bahaya jika varia yg penasaran tidak mendapatkan jawabannya. Ia tidak bisa dibiarkan tidur krna pertanyaan varia itu.

Arsyi setuju untuk bertemu mereka bertiga. Tapi saat pasien yg sekarang di ruangannya keluar. Satria bingung kenapa ia harus mengikuti mereka berdua. Kenal dengan wanita itu pun tidak. Tapi, entah kenapa ia begitu ingin mendengar jawaban arsyi. Mungkin karna ingin memastikan bahwa tebakannya itu benar.

Pasien itu pun akhirnya keluar. Arsyi mempersilakan reno, varia, serta satria ke dalam ruangan konsultasi nya. Reno memperkenalkan varia ke arsyi krna ini kali pertama mereka bertemu.
"Ada apa nih ren tumben-tumbenan lo dateng ke sini? Ada yg mau periksa?" Mata arsyi langsung memberikan isyarat ke arah varia.
"Bukan istri gue. Dia bloman hamil."

"Boro-boro hamil, gue apa2in aja beloman." Batin reno

"Lah terus?" Tanya arsyi yg heran
"Gini dok, tadi sahabat saya baru aja keluar dari ruangan ini. Saya pengen tahu keadaannya. Saya takut dia punya penyakit yg serius."
"Maaf tapi saya tidak bisa memberitahukan keadaan pasien yang bukan walinya. Saya rasa suami anda juga harusnya tahu. Bukan begitu dokter reno?"

Married (by kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang