Varia sampai di depan kamar yg di tempati anak-anaknya. Bimo masih setia mendampingi. Ia takut varia kenapa-kenapa karna tubuhnya yg begitu lemas dan muka nya yg bisa di bilang babak belur.
Varia mengetuk pintu kamar.
"Abang rey, kakak icha buka pintunya sayang." Ucap varia pelan karena memang tubuhnya begitu lemas dan tak ada kekuatan.
"Bunda?" Teriak reyhan dari dalam. Reyhan hanya ingin memastikan bahwa yg berdiri di depan pintu adalah varia. Karna reyhan ingat bahwa varia menyuruhnya membuka pintu untuk dirinya saja.
"Iya sayang ini bunda." Ucap varia tersenyum. Dia bangga karena reyhan mengikuti perintah dirinya yg tidak boleh membukakan pintu jika bukan dirinya yg menyuruhnya.
Reyhan segera membuka pintu nya. Icha yg masih menangis langsung lari memeluk bunda nya erat. Sedangkan reyhan menatap bunda nya. Dia melihat wajah varia yg merah dan ada darah di sudut bibir serta dahi nya. Reyhan marah. Siapa yg berani membuat bunda nya seperti ini?
Varia melepaskan pelukan icha.
"Sayang, jangan nangis lagi. Bunda ngga kenapa-kenapa kok." Ucap varia sambil menghapus air mata.
Varia melihat reyhan. Ia sadar bahwa reyhan sedang marah. Dia menatap tajam ke arah bimo. Reyhan berfikir kalo bimo adalah salah satu orang lisa.
Varia meraih tangan reyhan. "Sayang, om bimo bukan orang jahat kok. Justru om bimo yg nolongin bunda. Reyhan harusnya bilang makasih sama om bimo."
Mendengar itu reyhan langsung tertunduk malu. Dia salah orang.
"Makasih om bimo." Ucap reyhan
Bimo hanya tersenyum. Sedangkan reyhan menatap khawatir bunda nya.
"Bunda ngga apa-apa? Mukanya kenapa begini bun? Apa yg dia lakuin ke bunda?" Tanya reyhan yg marah. Dia yakin bahwa ini ulah nya lisa.
"Bunda ngga kenapa-kenapa kok sayang. Mama kamu ngga ngelakuin apapun kok ke bunda. Rey ngga boleh marah yah sama mama." Ucap varia tersenyum. Walaupun varia begitu marah dengan lisa, tapi varia tidak mau reyhan ikut membenci lisa. Mau bagaimanapun lisa adalah wanita yg melahirkan reyhan ke muka bumi ini.
"Ngga diapa-apain tapi muka bunda begini? terus bunda nyuruh aku buat jangan marah sama dia? Bunda inget ini, rey hanya punya bunda. Ibu rey hanya bunda bukan orang lain apalagi wanita itu. Rey ngga mau ketemu lagi sama dia."
"Sayang-----"
"Bunda, abang tau bunda ngga pengen abang benci sama wanita itu karna dia yg ngelahirin abang. Tapi bun, abang bukan anak kecil yg bisa dibohongin. Abang bisa lihat apa yg udah dia perbuat ke bunda. Jadi tolong jangan ngelarang abang buat benci sama dia. Karna dia memang pantas buat di benci. Dia juga tidak pernah sekali pun bertindak sebagai seorang ibu. Jadi jangan salahin aku kalo emang dia ngga pantas aku sebut mama." Ucap reyhan
Varia menyerah. Reyhan sudah terlalu membenci ibu kandungnya. Mau bagaimanapun dia berbicara, reyhan tetap pada pendirian nya.
Varia merasakan pusing. Badannya begitu lemas. Bimo yg sadar varia sudah mulai hilang keseimbangan langsung menahan tubuhnya dari belakang.
"Bu var, ayo istirahat. Ibu sudah lemas."
Reyhan dan icha juga panik melihat bunda nya seperti itu.
"Boleh tolong anterin gue ke kamar atas bim?"
"Mau saya gendong bu?" Tanya bimo
"Ngga usah bim. Tolong jaga gue di belakang aja. Takut tiba-tiba lemes gue. Dan tolong jangan panggil gue bu. Gue ngga setua itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married (by kontrak)
Romance"Menikahlah dengan gue" Ucap pria tampan yg sedang duduk di depan varia. "Maksud mas?? Kita baru kenal, dan mas mengajak saya untuk menikah??" Tanya varia kaget. "Yahh.. menikah lah dengan gue. Tapi bukan pernikahan atas dasar cinta, tapi atas dasa...