"Mas, sakit. Tolong lepasin." Kata varia. Mereka sudah sampai kamar dan reno masih menatap kesal varia. Dia benar-benar dibuat kesal dengan tingkah varia seharian ini. Mulai dari tadi pagi, pulang dari rumah sakit yang tiba-tiba, dan juga dia yang diantar oleh rasya.
"Dari mana aja kamu jam segini baru pulang?" Tanya reno sinis. Tangannya masih memegang erat pergelangan tangan varia.
"Mas, lepas dulu. Sakit." Varia memohon. Tangannya benar-benar sakit krna reno sudah menarik dan menekannya terlalu kencang. Reno melepaskan tangan varia.
"Maaf saya tidak mengabari anda. Saya dengan icha hanya makan sebentar dan abis itu pulang. Maaf kalo anda khawatir dengan icha." Suara varia benar-benar rendah. Ia mencoba untuk tidak menangis lagi. Ia benci melihat sosok reno yang kasar seperti ini. Tangannya menjadi saksi kekasaran reno. Tangan varia memerah."Kenapa kamu keluar rumah sakit tanpa ijin dari aku. Kamu itu harusnya dirawat varia." Reno juga sudah merendahkan nada bicaranya. Ia menyesal karna sudah bersikap kasar dengan memegang erat pergelangan tangan varia.
"Saya ngga apa-apa kok mas. Saya juga ngga perlu dirawat."
Reno menaruh tangannya ke kening varia. Benar dugaannya, demam varia tidak turun malah menjadi lebih tinggi. Varia menatap reno dan segera menurunkan tangan reno dari dahinya."Demam kamu makin tinggi, varia. Harusnya kamu ngga boleh keluar-keluar. Kamu harus istirahat."
"Saya bisa urus diri saya sendiri mas. Terimakasih." Reno kembali memejamkan mata nya. Ia benar-benar harus menekan emosi nya saat berhadapan dengan varia. Wanita ini terlalu keras kepala.
"Terus, kenapa kamu tadi ngga mau dirawat? Apa karena pengen jalan sama cowok kamu itu?" Varia berusaha tersenyum.
"Karena saya ada janji sama icha, anak saya. Saya ngga pengen icha sedih karna bundanya tidak menepati janjinya." Ucap varia menatap tepat di manik mata reno. Reno sedikit menyesal karna menuduh varia yang tidak-tidak."Tapi harusnya kamu bisa batalin janji itu. Kamu harus mentingin kesehatan kamu. Kalo kamu kenapa-kenapa gimana? Aku juga yang bakalan kena disalahin." Varia akhirnya mengerti kenapa reno begitu khawatir dengan dirinya. Dia hanya takut disalahkan. Sedangkan di sisi lain, reno merutuki kesalahan omongannya. Kenapa kata-kata yang harus keluar adalah kata-kata biadab kayak gitu.
"Tenang aja mas. Ngga akan ada yang nyalahin mas. Saya sakit karna saya sendiri."
"Var, bukan itu maksud aku." Kata reno yang memegang tangan varia kembali."Aku mau istirahat mas, boleh kan? Please aku mau istirahat sebentar aja." Ucap varia yang menahan tangisnya. Ia menatap reno dengan matanya yg sendu. Terlihat jelas tatapan kesedihan di mata itu. Reno melepaskan genggaman tangannya. Kali ini dia kembali menyakiti hati wanita cantik dan baik ini.
"Kamu tidur di kasur. Biar aku yang di sofa."
"Ngga apa-apa biar saya yang di sofa."
"Var-----"
"Mas, saya mohon biarkan saya istirahat. Bahkan saya ngga punya tenaga lagi untuk berdebat dengan mas reno."Varia berjalan menuju sofa kamarnya. Ia merebahkan badannya yang tidak bisa ia ajak kompromi seharian ini. Lelah fisik dan juga lelah hati. Bahkan varia tak sempat mengganti baju kerjanya. Ia segera memejamkan matanya dengan tetesan air mata yang menurun. Awalnya hanya sedikit, tapi terus mengalir dengan derasnya.
"Ya alloh, sesakit ini kah menikah? Apa ini pertanda bahwa engkau tidak merestui keputusan hamba menerima pernikahan kontrak ini?" Ucap varia dalam hati.
Reno keluar kamar untuk duduk di balkon rumahnya. Ia merenungi semua perbuatannya dengan varia. Juga merenungi nasib pernikahannya yang baru seumur jagung tapi sudah banyak masalah yang harus di lalui. Dia tahu semua masalah berpusat pada dirinya. Reno sudah lama tidak berhubungan dengan wanita. Jadi, mungkin dia tidak tahu cara yang benar memperlakukan wanita. Harusnya reno berterimakasih dengan varia. Berkat dirinya, icha selalu ceria dan bahagia. Wanita itu juga sabar dan baik hati.
"Reno, reno.. kenapa lo bego banget sih!" Reno merutuki semua perlakuan dan perbuatan nya yang sudah menyakiti hati varia. Dia sadar dia salah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married (by kontrak)
Romance"Menikahlah dengan gue" Ucap pria tampan yg sedang duduk di depan varia. "Maksud mas?? Kita baru kenal, dan mas mengajak saya untuk menikah??" Tanya varia kaget. "Yahh.. menikah lah dengan gue. Tapi bukan pernikahan atas dasar cinta, tapi atas dasa...