X. (calon) ibu yg baik??

7.8K 326 10
                                    

Reno mengajak varia untuk masuk mobilnya. Ia mengendarai mobilnya entah kemana. Reno juga bingung kenapa ia harus mengajak wanita ini ke mobilnya. Di dalam mobil, varia menangis. Mencoba menghilangkan sesak di dadanya.

Ia tak menyangka bahwa adam tega melakukan itu. Tega ingin mencoba menidurinya secara paksa agar ia hamil. Ia tak percaya bahwa yg tadi adalah pria yg selama ia cintai. Varia terus menangis, bahkan ia berusaha menutup mulutnya agar tangisnya tak kedengaran reno. Reno menepikan mobil mewahnya. Reno melihatnya menahan tangis.

"Gue mau beli minum. Lo disini aja. Kalo lo mau nangis dan lo malu, nangis aja sekarang. Gue tunggu sampe lo udah selesai nangis. Dan hatinya lo udah mulai sedikit lega. Jangan berusaha menahannya, karna itu malah tambah lo sakit." Reno keluar. Varia yg mendengar omongan tadi langsung menangis setelah melihat reno pergi. Ia menangis sejadi2nya. Berusaha menghilangkan sesak dihatinya.

Setelah dirasa ia sudah sedikit lega, varia mencoba mengatur nafasnya. Reno sudah kembali dengan minuman di kedua tangannya. Ia masih diluar menunggu varia selesai menangis. Entah kenapa hatinya juga ikut sakit. Mungkin krna ia teringat kejadian yg membuat dirinya tidak ingin mengenal cinta lagi.

Ia juga menangis seperti varia. Rasa sakit yg varia alami sama atau malah lebih dengan apa yg dia alami. Varia melihat reno diluar duduk ditaman sendiri sambil melamun. Ia segera turun dan duduk disamping reno tanpa reno sadari.

"Terima kasih." Ucap varia. Reno sedikit terkejut krna wanita yg baru saja ia lihat menangis sekarang duduk disebelahnya dengan senyum yg merekah di bibirnya. Ia pandai menyembunyikan perasaannya, fikir reno.
"Untuk apa??"
"Krna tadi udah nolong aku dari mas adam. Aku ga tau kalo ga ada mas, mungkin aku bakalan kenapa2. Sekali lagi terima kasih."

"Sama2. Gue hanya muak melihat pria yg kasar dengan wanita."
"Ini kedua kalinya mas nolongin aku. Sekali lagi terima kasih krna sudah mau menolongku."
"Anggap aja ini ucapan terima kasih gue krna lo udah nyelamatin icha kemarin. Kalo ga ada lo mungkin icha bisa kecelakaan."
"Akkkhh icha.. Tiba2 aku kangen dia. Entah kenapa saat memeluknya, aku menjadi tenang."

"Nih minum. Gimana sekarang?? Udah tenangan??" Kata reno yg menyodorkan minuman ke arah varia.
"Udah sedikit lega. Sekali lagi makasih."
"Udah berapa kali lo ucapin terima kasih. Yudh sekarang berdiri, gue anter pulang."
"Ga usah mas. Biar saya naik taxi aja. Saya udah banyak ngerepotin mas reno."
"Ini udah malam. Dan ga akan ada taxi lewat sini. Ayo jangan keras kepala gue anter pulang." Varia baru saja igin menolak lagi tapi tiba2 saja reno mendapatkan panggilan telpon.

"Assalamualaikum ma." Ucap reno kepada mamanya.
"Waalaikumsallam ren. Ren, kamu dimana?"
"Aku lg dijalan mau pulang ma. Kenapa?" Reno sedikit curiga mendengar suara dari mamanya. Tampaknya sang mama ingin mengutarakan sesuatu tapi takut untuk berbicara kepada reno.

"Ehm ren, icha------" belum sempat mamanya ngomong, reno langsung panik saat ibunya menyebutkan satu nama. Icha. Putri kesayangannya.
"Icha kenapa ma? Icha sakit? Atu icha jatoh? Atau kenapa ma??" Rentetan pertanyaan keluar dari mulut reno. Ia terlalu khawatir dengan putri kecilnya.

"Ren, tenang dulu sayang. Icha ga apa2 kok. Td alergi icha kambuh. Gara2 ga sengaja makan makanan yg ada kaldu udangnya. Mama ga tau sayang. Mama ga tau kalo itu mengandung udang." Seketika reno menghempaskan tubuhnya di tempat duduk taman yg td ia duduki.

Ia benar2 khawatir dengan icha. Ia tidak bisa membayangkan icha sekarang. Pasti dia gatal2 dan sesak di dadanya. Dari kecil icha alergi dengan udang. Bahkan hanya dengan kaldunya pun sudah bisa membuat anak itu gatal2 dan sesak nafas.
"Kok bisa sih ma? Mama ga perhatiin makanan icha emang? Mama harusnya ga lengah gini dong ma. Trus sekarang gimana keadaan icha?" Reno menjambak rambutnya kesal dengan semua keadaan ini.

Married (by kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang