XL. Hamil

1.4K 144 20
                                    

"Bro, gue keluar dulu ya. Mau kasih kabar ke tania. Takut dia khawatir." Ucap satria

Reno mengiyakan. Akhirnya satria ke luar ruangan IGD bersama dengan dimas juga karna dimas harus bersiap untuk menjalani operasi.

Reno segera berjalan ke arah varia. Wanita nya, wanita yg begitu ia cintai. Penyembuh rasa sakitnya. Wanita yg membuat nya kembali mempercayai cinta.

Wanita itu terlihat cantik meski wajah pucat masih terlihat. Saat ini varia masih belum sadarkan diri. Arsy juga sudah memberikan cairan nutrisi untuk varia dan janin nya.

Satria keluar ruangan IGD. Dan disana ternyata bukan hanya ada tania dan chacha tapi juga ada keluarga varia dan juga keluarga reno.

"Mas, gimana keadaan varia? Dia baik-baik aja kan?" Tanya tania

Satria belum menjawab pertanyaan tania. Ia lebih dulu menyalami orang tua varia dan reno.

"Gimana keadaan varia sat?" Tanya ridwan

"Alhamdulillah semua baik-baik aja kok om. Kalian semua ngga usah khawatir yah."

"Kenapa bisa tiba-tiba pingsan? GERD nya pasti kambuh yah nak satria?" Tanya Wulan yg begitu khawatir dengan putrinya. Wulan sangat mengerti jika penyakit GERD anaknya sudah kambuh, pasti varia akan jatuh pingsan.

"Ini bukan GERD nya tante. Dia muntah-muntah karna dia sedang mengandung. Usia janin sudah 9 minggu." Jawab satria menjelaskan.

"Hamil? Varia hamil nak?" Sekarang giliran arkana yg bertanya

"Iya om. Varia hamil. Usia janin nya sudah 9 minggu. Tapi karna dari kemarin varia stress dan dia tidak makan nasi, nutrisi nya tidak tercukupi. Itu penyebab dirinya bisa pingsan."

"Alhamdulillah ya alloh." Ucap ridwan dan arkana berbarengan.

Kedua keluarga mengucapkan syukur yg tiada henti atas nikmat yg sang pencipta berikan.

Tania dan chacha pun tidak kalah senang nya. Bahkan mereka berdua pun menangis. Satria yg melihat tania menangis segera menghapus air mata wanitanya itu dan tersenyum.

"Kenapa semua pada nangis? Om satria, bunda ngga kenapa-kenapa kan?" Tanya icha yg polos. Ia tidak tahu kenapa semua orang dewasa menangis.

Ridwan segera menggendong cucu kesayangan nya itu.

"Cucu opa yg cantik, bunda sekarang baik-baik aja kok. Malahan bentar lagi icha bakalan punya adik."

"Adik? Dede bayi maksudnya opa?"

"Iya nak. Icha bakalan jadi kakak."

"Yeeeeaaaayyyyyy.." sorak icha bahagia. Dia memang menginginkan seorang adik. Memang baby aarav juga adik nya tapi dia ingin punya adik yg selalu bisa bermain bersama nya setiap waktu.

Semua orang tertawa melihat tingkah lucu icha.

"Alhamdulillah cucu nenek nambah satu lagi nih." Ucap wulan yg begitu bahagia. Ia sudah punya icha, baby aarav, dan sekarang anak yg berada di kandungan putri nya.

Arkana dan wulan berjanji tidak akan pernah membedakan cucu mereka semua.

------------------------------------------------------

Varia membuka matanya perlahan. Kepalanya begitu pusing. Ia melihat sekitar nya. Seperti nya ini bukan apartemen tania. Dari bau obat dan juga suntikan di tangan nya, sudah dipastikan dirinya berada di rumah sakit.

"Sayang, kamu udah sadar? Ada yg sakit ngga?" Ucap reno yg sigap setelah melihat istrinya membuka matanya.

Varia menatap wajah reno. "Aku ada dimana mas?" Tanya varia. Seingatnya dia tadi sedang berada di kamar mandi apartemen tania karna perut nya yg terus mual.

Married (by kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang