XLIII. Kehangatan

1.2K 155 22
                                    

Reyhan menangis di pelukan varia. Ia menumpahkan semua rasa sedih nya. Bahkan reno dan semua orang yg disana merasa sangat terkejut. Reyhan terkenal anak yg pendiam tapi beberapa kali terlibat perkelahian dengan rio, teman sekelasnya. Dan reyhan juga adalah anak yg begitu tertutup dan tidak gampang bergaul dengan lingkungan nya. Ia hanya mempunyai satu teman sekaligus satu2 nya sahabat. Mikki.

Itupun mikki yg berusaha mendekati nya terlebih dulu. Kalo tidak bisa dipastikan reyhan tidak mempunyai teman saat ini.

Pak slamet serta beberapa guru pun melihat itu dengan perasaan campur aduk. Dari awal mereka kenal anak ini, mereka tahu bahwa anak ini tidak baik-baik saja. Anak ini menyimpan banyak luka. Dan beberapa kali pak slamet serta guru-guru disana berusaha mendekati reyhan. Tapi, lagi dan lagi anak ini membangun dinding yg begitu tinggi sampai mereka pun tidak bisa menghancurkan dinding itu.

Mereka juga tahu bahwa reyhan adalah anak tunggal yg tidak di ketahui keberadaan ayahnya. Ia tinggal bersama ibunya yg menurut mereka juga tidak mengurus nya. Ibu nya sering kali mengabaikan panggilan dari sekolah untuk mengajak bertemu. Bahkan beberapa kali raport reyhan tidak diambil dan akhirnya di serahkan ke reyhan sendiri.

"Duh pake acara nangis segala lagi. Drama banget deh." Ucap ibu-ibu nyentrik yg benar-benar varia benci. Rasanya ingin sekali menjambak rambut wanita itu.

"Anda bisa diam tidak? Apa seorang anak tidak diperbolehkan menangis? Apa mereka harus memendam apa yg dia rasakan? Pak slamet, apa salah jika anak saya sekarang menangis? Apa mengganggu kalian semua?" Tanya varia yg ketus dan keras itu.

Pak slamet serta guru-guru disana memaklumi nya. Jarang sekali reyhan menangis seperti ini. Mereka berfikir ini mungkin akan sedikit mengubah perilaku reyhan yang tertutup.

"Maaf bu mona, biarkan reyhan seperti ini dulu. Kita bisa bicarakan lagi setelah reyhan lega. Ibu-ibu semua tidak keberatan bukan untuk menunggu? Setelah itu kita bicarakan solusi dari masalah ini."

"Saya tidak masalah pak. Biarkan reyhan tenang dulu baru kita bicara kembali." Ucap mama mikki. Varia tersenyum kepada mama mikki yg terlihat cantik dan anggun itu. Mama mikki pun membalas senyum itu.

Sama hal seperti pak slamet dan guru-guru yg lain, Neta juga merasa sahabat anaknya ini mempunyai begitu banyak luka yg di pendam. Ia tahu bahwa anak ini adalah anak yg baik hanya saja dia terlalu sensitif jika berhubungan dengan kedua orang tua nya. Makanya dirinya tidak pernah melarang mikki untuk bersahabat dengan nya.

Reno menatap varia dan reyhan lama. Ia tahu bahwa dirinya salah membentak reyhan. Ternyata anak yg baru ia tahu keberadaan nya begitu banyak menyimpan rasa sakit.

Jujur, sebagai ayah dirinya juga merasa sakit melihat reyhan yg menangis seperti itu. Anak sekecil itu tidak pernah merasakan kasih sayang ayahnya dan sekarang dia dituduh yg tidak-tidak oleh ayah yg baru ia temui. Reno merasa bersalah.

Varia terus menerus memeluk erat tubuh reyhan. Ia juga tak lupa untuk mengelus-elus punggung reyhan perlahan-lahan. Menenangkan. Sebenarnya varia juga berusaha untuk menahan tangisnya. Tapi beberapa tetes air matanya keluar tanpa persetujuan dirinya.

Ia tidak bisa membayangkan reyhan yg sekecil ini begitu banyak luka yg di pendam. Terlalu banyak yg membuat dirinya sakit sampai akhirnya dia menutup dirinya dari lingkungan sekitar.

"Nangis aja yah nak. Ngga apa-apa. Bunda akan selalu ada buat rey."

Reyhan yg mendengar itu semakin keras tangis nya.

Belum ada yg melakukan ini untuknya. Belum ada yg menyayangi nya seperti ini. Reyhan yakin bahwa wanita yg sedang memeluknya ini memang tulus menyayangi nya. Bukan sekedar akting belaka.

Married (by kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang