Arabella bertanya-tanya bagaimana nasib Rea. Sejujurnya dia diam-diam mengunjungi gadis itu. Mencari kesempatan lepas dari pelukan Tommy itu ternyata cukup sulit. Bahkan dia bisa mengingat sangat jelas bagaimana wajah si Annora itu saat tau jika dia tak sengaja bergumam tentang Rea.
"Master, tolong jangan bicarakan orang lain saat bersama saya. Itu terasa menyebalkan." Gerutu Tommy yang semakin merapatkan pelukannya yang posisinya mereka saat ini sedang duduk di sofa dan Tommy memeluknya dari belakang.
Melihat bagaimana tempat penjara sesungguhnya membuatnya mengingat kenangannya dulu harus lari dari tempat eksperimen manusia. Dia bisa melihat Rea yang terdiam dan terlihat sangat berantakan duduk dipojokan, dibalik jeruji besi ini. Hawanya yang tidak mengenakkan dengan suhu yang semakin menurun setiap detiknya ditengah malam.
"Nona Calesthene."
Mendengar seseorang memanggilnya Rea lekas mendongak dan mencoba melihat siapa seseorang yang kali ini berdiri didepan rumah barunya ini.
"Siapa? Mau apa kau?"
Dengan pencahayaan yang minim disini. Rea menyipitkan matanya berusaha melihat siapa siluet orang di depannya itu.
"Apa Anda tidak mengenal saya?"
"Suara itu, kau! Bella! Mau apa kau kemari, tunggu! Seharusnya kau yang berada disini!" Rea lekas bangkit dan mencoba meraih Arabella, tapi tidak sampai. Karena kesal Rea menarik-narik jeruji besi dan membuat malam yang tenang ini menjadi berisik. "KEMARI KAU! AGAR AKU BISA MEMUKUL DAN MENARIK RAMBUT MU ITU, GADIS BINTIK!"
Arabella mendesah paruh. Dia tidak habis pikir bagaimana seorang gadis yang terlihat lemah lembut itu ternyata punya rencana yang licik untuk menyingkirkannya.
"Nona Calesthene, hadiah apa yang Tommy berikan padamu?"
"KEMARI KAU JALANG SIALAN!!!"
Melihat Rea masih gigih. Arabella memutuskan lebih mendekat, membiarkan cahaya rembulan dari punggung gadis itu menyinari mulai dari leher hingga wajahnya yang sendari tadi tidak bisa Rea lihat secraa jelas.
"APA KAU PIKIR BISA MERAYU PANGERAN DAN TUAN PUTRI DENGAN MENGECAT RAMBUTMU SAMA SEPERTI MEREKA, HAH! ITU TIDAK AKAN MEMPAN!"
"Apa maksud Anda? Ini penampilan saya sebenarnya."
Rea menelisik setiap jenggal tubuh gadis yang dikenal bernama Bella itu. Gaunnya masih sama sederhananya seperti yang dia lihat sehari-hari. Surai putih keperakannya yang sedikit menggelombang dan wajahnya tidak memiliki bintik sedikit pun. Mata Rea membulat sempurna saat melihat mata dengan tanda ciri khas Tuan Putri Pertama.
"Mata itu... Kau pasti menggunakan sihir ilusi kan, untuk mengelabuhiku dan percaya jika kau itu Tuan Putri Arabella, ya kan!"
"Aku tidak tau hukuman apa yang akan mereka jatuhkan padamu, tapi aku harap setelah itu kau bisa hidup tenang setelahnya."
"KELUARKAN AKU DARI SINI JALANG!"
"Jadi, hadiah apa yang Tommy berikan padamu?"
"KAU TIDAK DENGAR YA! KEMARI KAU! PENJAGA! DIA DISINI! GADIS SIALAN ITU ADA DISINI!"
Arabella hanya diam melihat tingkah Rea yang terus memanggil para penjaga.
"PENJA--"
"Itu sia-sia. Mereka tidak akan datang."
"Apa?!"
"Mereka tidak akan bisa mendengarkan teriakan mu itu. Apa kau tidak menyadarinya? Lihat sekelilingmu."
Rea melihat, tapi semuanya nampak masih sama hingga dia berbalik melihat sesuatu di langit. Itu seekor burung dan burung itu berhenti mengepakkan sayapnya dilangit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku... Tuan Putri?
Fantasy"A-aku... Siapa? Arabella?" Hans, karakter second lead di 'Darah Kaisar' yang aku sukai tidak punya happy ending yang aku inginkan. "Gimana kalau kamu aja yang buat Hans bahagia?" Pertanyaan itu langsung aku iyakan dan siapa sangka aku menjadi putr...