😈Happy Reading😈
Jam istirahat kedua El tak keluar ke kantin ataupun pergi ke rooftop seperti biasanya. Dia memilih tidur di kelas. Melihat ketua mereka tetap di kelas, membuat ketiga inti Demons juga tak bergerak dan ikut menidurkan diri.
Interaksi Gema dan Gianna tadi masih terbayang-bayang di benak El. Meski tidak ingin mengakui, rasa tidak suka masih mendominasi dirinya.
Berusaha menyingkirkan pikiran tidak penting itu, El memejamkan mata berharap bisa terlelap. Namun harapan tinggal harapan ketika suara ponsel mengusik kedamaiannya.
Tangannya merogoh saku celana untuk mengambil ponsel tanpa mengangkat kepala. Dengan mata yang masih terpejam, El menerima telepon yang sedari tadi menganggunya.
"Halo," ucap El dengan suara serak.
"El, pulang sekarang. Pengawal papa sebentar lagi sampai di sekolah," suara panik papanya terdengar di seberang.
Kening El mengerut. "Kenapa, Pa?"
"Nanti papa ceritain di rumah. Sekarang kamu pulang. Para bodyguards sudah sampai di depan, kamu ikut mereka!"
"El naik motor aja."
"Enggak. Kamu harus pulang sama pengawal. Turuti perintah papa!"
El berdecak kesal setelah sambungan telepon diputus sepihak oleh Peter, mengacak rambutnya kasar kemudian mengambil tas.
Pergerakan El mengambil atensi ketiga sahabatnya.
"Mau kemana?" tanya Damian ketika El sudah berdiri dengan tas di sebelah bahunya.
"Balik."
"Bolos? Ikut dong," beo Joseph kemudian turut mengambil tas nya dari laci.
"Nggak. Bokap suruh balik, kayaknya ada urusan penting," ucapan El menghentikan niat Gibran dan Damian yang hendak mengikutinya. "Gue cabut duluan."
Membiarkan mereka yang masih terheran, El berjalan santai menuju gerbang depan. Dia meninggalkan motornya, lagipula tidak akan hilang meski di biarkan berhari-hari di parkiran sekolah.
Sesampainya di depan gerbang, El dibuat tercengang dengan barisan mobil yang menunggunya. Dua orang pengawal berdiri menyambut El dan membukakan pintu mobil.
Di dalam mobil yang El tumpangi ada 4 orang pengawal, satu di belakang kemudi dan satu lagi duduk di sampingnya, sedangkan dua lainnya menghimpit El di kanan kiri.
El sedikit risih tapi tak bisa protes karena ini pasti suruhan papanya. Belum lagi mobil yang juga turut mengawalnya, satu mobil di depan memimpin, dan dua mobil lagi di belakang. Total ada 4 baris mobil termasuk mobil yang El naiki.
Seperti mengawal pemimpin negara saja.
Apa yang sedang terjadi? Kenapa papanya sampai mengiriminya banyak pengawal?
Semua pertanyaan El terjawab saat dirinya sampai di rumah setelah disambut dengan pelukan sayang dari Peter.
"Mama kamu diculik," ujar Peter membuat El terpaku di tempat.
"Papa jangan bercanda!" sentak lelaki itu menggeram marah. Peter menggeleng pelan, mengisyaratkan bahwa dirinya sama sekali tidak bercanda.
"Siapa yang culik mama? Siapa, Pa?"
"Musuh bisnis Papa," jawab Peter dengan suara lirih, hatinya benar-benar terpukul.
El terdiam. Tentu saja El tahu jika papanya memiliki banyak pesaing bisnis, hanya saja selama ini tidak ada yang berani berbuat sesuatu atau bahkan mencelakai keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR (Selesai)
Teen FictionTersedia versi PDF di Karyakarsa Pembunuh bayaran jadi guru? ________ Gianna Camellia Green mendedikasikan hidupnya untuk balas dendam akan kematian sang adik karena bullying di sekolah. Sampai dirinya terjun bergabung dengan sebuah organisasi 'Cr...