Buat yang sempetin komen panjang kemarin, aku ucapin makasih banyak unch ♥️
Pokoknya komentar dari kalian itu selalu bikin aku semangat 💪
😈Happy Reading😈
Helaan nafas halus terdengar dari gadis cantik yang kini sedang membaca hasil kuesioner anak-anak didiknya di meja guru. Tak sedikit dari mereka yang memberikan jawaban secara asal dan tidak ada hubungannya dengan isi pertanyaan.
Gianna jadi pusing. Apalagi saat dia mengecek lembar milik El. Dia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran siswanya. Bukannya menulis impian dan daftar keinginan, lelaki itu malah menyatakan perasaanya.
1. Apa mata pelajaran yang paling kamu sukai? Dan apa alasannya?
Bahasa Inggris soalnya yang ngajar cantik banget
Apa pelajaran yang paling kamu benci? Sebutkan alasannya!
Semuanya, kecuali bahasa inggris soalnya yang ngajar gak secantik guru bahasa inggris.
2. Sebutkan hobi kalian atau hal yang sering kalian lakukan di waktu luang!
Mikirin guru bahasa inggris
3. Apa impian terbesarmu?
Masih rahasia
4. Tulis daftar keinginan yang kamu punya untuk 5 tahun ke depan!
Be a part of Valentine's life
5. Tuliskan sesuatu untuk dirimu 10 tahun yang akan datang.
Jadilah suami yang baik buat Valentine, bro.
Bukannya tersentuh dengan kata-kata El, Gianna malah merasa sangat kesal. Mata Gianna memejam menahan kejengkelan seraya memijit pelipisnya. Bagaimana bisa siswa itu menjawab seperti ini. Lagipula kenapa juga dia harus menyukai seorang guru sepertinya.
Tunggu, bukankah El adalah siswa yang paling membencinya sejak awal pertemuan?
Gianna mengerjap. Tidak juga, El tak banyak bicara saat pertama kali bertemu. Lelaki itu hanya akan meraung marah jika Gianna melakukan hukuman yang membahayakan teman-temannya.
Mengingat pesan yang dikirimkan El malam lalu, Gianna jadi berpikir, semudah itukah lelaki itu mengirimkan tanda cinta pada seorang gadis. Padahal tak ada moment manis di antara mereka berdua yang bisa membuat salah satunya jatuh cinta. Benar-benar tak menyangka.
Lamunan Gianna buyar saat bel pergantian pelajaran berbunyi. Dengan segera dia mengambil perlengkapan mengajarnya dan pergi menuju kelas E.
Memasuki kelas, pandangan Gianna langsung jatuh pada sosok El yang juga tengah menatapnya. Bisa Gianna lihat, lelaki itu nampak tersenyum tipis saat dirinya melangkah masuk.
"Good evening, students."
"Good evening, Bu."
"I told you guys, don't call me Bu. Call me Miss. Miss Valentine," ujar Gianna mengingatkan.
"Lebih enak manggil Ibu daripada Miss," celetuk Galang dan diangguki oleh yang lain.
"Maklum, Bu. Lidah ndeso," cetus Vio.
"Daripada Miss gimana kalau ibu saya panggil sayang aja?" canda Dicki tanpa tahu sebuah tatapan tajam mengarah kepadanya.
"Dasar buaya," cibir Irish.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR (Selesai)
Teen FictionTersedia versi PDF di Karyakarsa Pembunuh bayaran jadi guru? ________ Gianna Camellia Green mendedikasikan hidupnya untuk balas dendam akan kematian sang adik karena bullying di sekolah. Sampai dirinya terjun bergabung dengan sebuah organisasi 'Cr...