Tiga

47.8K 5.9K 241
                                    

Happy Reading

Dark Blood sudah ada dan terbentuk sebelum Gianna bergabung. Zero yang sudah bertahun-tahun berkecimpung di dunia bisnis gelap bawah tanah, mengeruk banyak pengalaman jatuh bangun yang menjadikannya sampai di posisi sekarang.

Awalnya Dark Blood yang merupakan bagian dari Mudbloods Assassination Society adalah sebuah agen yang membantu organisasi dalam bagian penyelundupan narkoba, pasar gelap dan penjualan senjata.

Semakin luas koneksi dan relasi yang dibangun Zero, membuat laki-laki itu membuka jalan lain. Membentuk sindikat pembunuh bayaran, Dark Blood mulai menarik para profesional untuk menjadi anggotanya.

Mempunyai kepribadian buruk dan mengerikan, tak ayal banyak calon anggota yang takut bahkan sebelum bergabung pada sifat Zero yang kelewat mirip psikopat. Dia tak segan-segan menghabisi nyawa jika orang itu tak bisa menyenangkan hati atau jauh dari ekspetasinya.

Titisan Lucifer. Itulah sosok yang menggambarkan Zero.

Pertemuan pertama dengan Gianna cukup membuat seorang iblis seperti Zero terkesan akan kemampuan gadis itu. Setelah memantau kehidupan Gianna selama hampir satu bulan, dimana beberapa kali gadis itu terlibat perkelahian dengan para preman ataupun pemalak, bahkan riwayat kehidupan gadis itu sudah ada di tangannya. Zero akhirnya mendatangi Gianna.

Merasa yakin dengan temuannya, Zero mengajak Gianna untuk menjadi anggota Dark Blood yang langsung ditolak mentah-mentah oleh gadis itu.

"Jangan ikuti aku!" sentak Gianna karena Zero terus menguntitnya meski sudah sangat jelas dia menolak.

"Coba dulu," dengan tenang pria itu membujuk sekali lagi.

"Apa maumu?!"

"Sudah kukatakan tadi."

Gianna menyipitkan mata lalu mendengkus kesal. "Kenapa harus aku?"

Gadis ini cukup naif, itu yang ada dipikiran Zero ketika mereka bertemu tatap muka. Dengan gerakan santai dan senyuman miring, dia membuka kacamata hitam yang sedari tadi bertengger manis di hidungnya yang mancung lalu berujar. "Bukannya kamu mau balas dendam atas kematian adikmu? Siapa namanya? Arthur?"

Tersentak, Gianna memasang wajah garangnya dengan tangan mengepal di sisi tubuh. "Kau! Bagaima-"

"Akan ku bantu," potong Zero cepat, sebelah tangannya terangkat.

Masih mode waspada dan tidak ingin terkecoh tawaran pria asing di depannya, Gianna menggigit bibir bawah. "Caranya?"

***

Baccarat Hotel and Residence New York

Bangunan megah yang menjulang tinggi itu terlihat sangat memanjakan mata dengan interior dan cahaya lampu yang menawan. Hotel bintang 5 yang menawarkan akomodasi dengan kristal Baccarat di setiap kamar, selain itu arsitektur dan desain fitur yang mewah mampu membuat siapa saja berdecak kagum saat masuk meski hanya di lobby.

Seorang gadis muda yang menggunakan coat panjang berwarna mocca, sepasang boots di kaki serta memakai topi bolwer yang menghiasi rambut blondenya, melenggang masuk sembari tersenyum pada seorang doorman. Kakinya berjalan lincah meliuk liuk memancarkan aura classy dan anggun sembari menenteng tas kulitnya di tangan kanan.

"Oh, maafkan aku!" pekik gadis itu karena tak sengaja menabrak seorang pria paruh baya yang di ikuti para bodyguardsnya. Sepertinya langkahnya melenceng karena dia bahkan tak menyenggol salah satu bodyguards itu.

"No problem, Miss," dengan gaya sopannya yang terlihat nakal, pria itu tersenyum.

Setelah membungkukan sedikit badan dan menurunkan sedikit sunglassesnya karena merasa tidak enak sudah menghalangi jalan, gadis itu berlalu. Masih dengan gaya anggunnya dia masuk ke lift dan menekan tombol lantai paling atas gedung hotel tersebut.

FOUR (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang