Empat dua

32.2K 4.8K 454
                                    

Kalian sadar gak sih kalau Gianna punya nama panggilan beda-beda dari beberapa orang?

Dave 👉 Giant
Martin 👉 Green
Arthur 👉 Gia
Anggota MAS and world wide 👉 Four
Para guru 👉 Miss Val
Anak kelas E 👉 Bu Valentine
Anak kelas lain 👉 Miss Valentine
El 👉 Ibu (gak sweet banget 😂)

☘️Happy Reading☘️

Kenakalan yang di lakukan anak kelas E mulai berkurang. Namun motivasi belajar mereka belum cukup membaik. Walau keadaan kelas sudah berubah lebih tenang, bukan berarti para siswa mendengarkan pelajaran dengan tekun. Minat mereka pada kegiatan penbelajaran masih terbilang rendah.

Dan sekarang hal tersebut menjadi misi Gianna selanjutnya. Dia ingin siswa kelas E bisa bersemangat dan mulai terpacu untuk belajar. Apalagi ujian semester akan segera datang. Sebagai wali kelas tentu saja Gianna ingin para siswa yang berada di bawah naungannya, bisa menunjukan sedikit prestasi.

Maka dari itu Gianna mulai memikirkan cara dan mencari metode mengajar yang bisa menarik perhatian mereka. Karena dia tak bisa mengajarkan semua mata pelajaran, Gianna mencoba berunding dengan para guru dan kepala sekolah.

"Selama ini anak kelas E kekurangan motivasi untuk belajar sehingga kinerja otak dan pola pikir mereka menurun. Apalagi ditambah dari kurangnya peran guru," ujar Gianna membuat beberapa guru terdiam.

"Yang dibilang Miss Val memang benar, tapi semua itu karena sikap kelas E yang sering kali kurang ajar dan lewat batas. Tidak semua guru tahan dengan kenakalan mereka," sahut Bu Sari menjelaskan kondisi selama ini.

"Betul, Miss. Kami sebagai guru tentu marah kalau anak didik tidak menghargai kami. Tapi kalau menegur kelas E, mereka malah lebih kurang ajar," Bu Diana melontarkan pendapatnya.

"Benar," beberapa guru mengangguk membenarkan.

"Apa Miss Valentine punya rencana?" tanya Pak Alexander selaku kepala sekolah dengan penuh wibawa.

Gianna tersenyum sopan pada pak Alexander. "Tentu saja saya punya, Pak," kemudian gadis itu menatap para guru. "Sejauh ini saya bisa melihat sedikit perubahan pada kelas E. Mungkin beberapa guru juga bisa merasakannya."

"Ini artinya hukuman yang saya terapkan pada mereka bisa dibilang berhasil. Untuk menghadapi anak yang berani, kita juga harus lebih berani. Buat mereka berada di kuasa kita," jelas Gianna.

"Jadi apa yang harus kita lakuin?" tanya Bu Gisel.

"Kurikulum pembelajaran kita hanya berhasil diterapkan di kelas lain, tapi tidak dengan kelas E. Sistem pembelajarannya terlalu monoton, sedangkan kelas E suka yang menantang," ungkap Gianna lagi.

"Berarti maksud Miss Val kita harus mengubah kurikulum untuk kelas E?"

Sebagai jawaban awal, Gianna menggeleng. "Tidak perlu. Kita hanya perlu mengubah cara mengajar. Peran guru itu banyak, salah satunya adalah seorang inovator. Biasanya guru mengajar dengan hanya membacakan materi dari buku, atau menyuruh siswa mencatat dan menyalin, lalu mengerjakan tugas yang tertera di buku. Itu pasti membosankan bagi para siswa karena hal tersebut bisa mereka lakukan tanpa adanya guru."

Merasa tenggorokannya kering, Gianna meminta izin untuk meminum air mineral yang sudah di siapkan. Selesai membasahi kerongkongannya, gadis itu menghela nafas. Cukup heran pada diri sendiri, kenapa dia bisa bekerja sekeras ini hanya untuk perubahan anak kelas E.

"Saya setuju dengan Miss Val, mungkin kita sebagai guru juga harus lebih interaktif dan kreatif supaya anak didik senang saat diajar," ujar pak Bambang. "Waktu Miss Val buat challenge, siswa kelas E cukup antusias, loh."

FOUR (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang