Pembunuh bayaran jadi guru?
________
Gianna Camellia Green mendedikasikan hidupnya untuk balas dendam akan kematian sang adik karena bullying di sekolah. Sampai dirinya terjun bergabung dengan sebuah organisasi 'Crime' terbesar di dunia yang membua...
Happy Reading Jangan lupa baca note dibawah cerita ya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah bom yang dilengkapi suatu pengukur waktu tergeletak manis di meja guru. Waktu di bom itu memang belum di aktifkan, tapi tetap saja membuat tubuh lemas dan jantung berdetak lebih kencang.
"I-itu apa?" cicit Bram terbata.
"Bom waktu," gumam El lirih tapi masih bisa didengar semua orang.
"Serius? I-itu bom beneran?" suara gugup Zayn membuat suasana makin kalut.
"Kok bisa ada bom di sini, sih?" lirih Gabby suram.
"Keluar yuk! Serem."
"Laporin ke guru aja. Kalo meledak kan bukan kelas kita aja yang kena."
"Belom aktif kan? Kita buang aja!" Damian langsung berdiri dan berjalan ke depan untuk mengambil bom itu.
"Jangan, Dam! Kita gak tau apa yang bakal terjadi kalo lo sentuh sembarangan," sergah Gibran memperingati.
Tangan Damian tertahan di udara. Sedikit membungkukan badan guna melihat lebih jelas jenis bom itu. Damian tak mengira bahwa dirinya bisa melihat bom secara langsung.
Saat sedang fokus menatap lekat benda itu, Damian dibuat terkejut oleh suara dentingan. Mata Damian membelalak kaget saat angka di pengukur waktu muncul seketika.
01:00:00
"Shit! Bom nya aktif!" pekik Damian lalu ia berjalan menjauh.
"HUWAAA! MAMA! AKU BELOM MAU MATI!"
"Gimana nih?!"
"Lo apain, Dam?"
"Astaghfirullohaladzim!"
"Hiks mama!"
Semua langsung panik. Mereka berkumpul di bagian belakang kelas, berusaha merentangkan jarak sejauh mungkin dari benda sialan itu.
"Kita keluar!" titah El yang langsung bangkit dari kursi.
El menggeram marah. Dia bertekad untuk mencari Miss Valentine dan memintanya untuk berhenti bermain-main.
Baru saja tangan El terangkat untuk memutar knop pintu, suara dari speaker terdengar kembali.
"Sevarino. Be careful!"
Galang yang melihat El termenung di tempat, bermaksud mendahuluinya membuka pintu. Tak sampai sedetik tangan Galang menyentuh knop pintu, dia langsung menarik kembali tangannya sambil mengerang kencang.
"Anjing! Gue kesetrum!"
Erangan Galang mengejutkan El dan membuat lelaki itu tersadar. El mengambil langkah mundur dan mengangkat sebelah tangannya supaya teman lainnya tak mendekat.