Tiga tujuh

29.5K 4.9K 260
                                    

😈Happy Reading😈

Lapangan indoor siang itu terlihat ramai karena sebagian siswa perempuan berada di sana untuk melihat para lelaki latihan basket, sedangkan pemicu keramaian itu terlihat tak peduli dan terus fokus men-drible bola.

Kebanyakan mereka yang duduk di bangku tribune adalah siswa kelas sepuluh dan sebelas, mereka datang karena ingin menonton El bermain basket.

Walau tahu mereka adalah anak kelas E tetapi rasa kagum mereka pada si ketua Demons tak bisa disembunyikan. Selama tidak membuat masalah dengan kelas itu, mereka yakin akan tetap aman. Mengagumi dari jauh tidak buruk juga, kan?

Peluh di wajah El membuatnya semakin terlihat tampan, apalagi dengan nafas terengah-engah. Bahkan Gianna yang sedang menantau latihan mereka sempat tak berkedip untuk beberapa saat.

Saat tersadar dia langsung mengerjap dan merutuki dirinya karena terpesona dengan siswa laknatnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat tersadar dia langsung mengerjap dan merutuki dirinya karena terpesona dengan siswa laknatnya itu.

Sesuai perintah Gianna, siang ini selepas bel pulang sekolah, siswa kelas E yang akan ikut pertandingan basket untuk acara ulang tahun sekolah nanti, latihan untuk mengasah skill yang jarang terpakai.

Bagi El yang senang bermain basket di rumah, tentu saja sudah sangat terlatih baik teknik maupun stamina. Berbeda dengan teman-temannya yang biasanya bermain basket hanya untuk membuang keringat.

"Aduh, gila! Udah lama gak main, nafas gue jadi pendek gini!" keluh Samuel sambil berjalan ke tepi lapangan setelah permainan selesai.

"Untung masih bisa nafas lo," timpal Zayn dengan nafas memburu.

El yang hampir mendekati bangku di mana teman-temanya berada, mendadak di kerubungi lima siswa perempuan yang memegang sebotol air di tangan.

"Kak El, ini aku bawain minum."

"Kak, pasti haus ya? Ini minum dulu."

"Dih, lo ngapain kasih air dingin? Abis keringatan gini tuh gak boleh minum yang dingin. Nih kak El aku beliin air mineral, banyakin minum air putih ya!"

"Caper lo?"

"Biarin lah. Emang itu tujuan gue, caper sama kak El!"

Tenggorokan El sudah sangat kering dan minta segera dibasahi, tapi para perempuan ini malah mencegat dan bertengkar di depannya. Kepala El semakin pusing.

Tanpa sengaja, matanya menangkap bayangan Gianna yang berjalan menghampiri Damian yang sedang mengistirahatkan diri bersama Zayn, Samuel dan Dicki.

"Kak El?" panggil salah satu siswi yang menawarkan minuman.

Tersentak, El melirik mereka sekilas dengan malas. "Minggir. Gue mau lewat."

"Minumnya dulu kak, pasti haus."

"Iya Kak, terima ya?"

"Kak El mau dilap-in keringatnya?"

Karena sudah tak tahan, El berjalan menerjang mereka berlima, membuat para siswi tersebut memekik karena hampir saja jatuh jika tidak saling berpegangan.

FOUR (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang