Empat tiga

29.1K 4.7K 389
                                    

Maaf kawan kemarin gak update soalnya banyak kerjaan kantor 😭

Aku berharap kalian yang baca bisa kasih komen tentang cerita ini biar aku bisa tahu cerita yang aku tulis bagus apa nggak, perlu dilanjut atau nggak, dan bikin kalian seneng atau nggak ♥️

Big love buat kalian yang selalu support aku ♥️

😈Happy Reading😈

Sudah dua jam lamanya pesan El tak di mendapat balasan. Membuat lelaki itu mengerang marah karena gurunya tak bisa di hubungi. El hampir gila saat nomor Gianna juga mendadak di luar jangkauan saat dia mencoba menelponnya.

"Argh! Bisa-bisanya dia selalu cuekin chat dari gue," gerutu El geram. "Mana gue gak tau rumahnya di mana. Location nya gak bisa dilacak karena hp-nya gak aktif."

Saking kesalnya, El menendang angin berkali-kali dan membenamkan kepalanya di bantal dalam-dalam. Merasa lelah dengan kelakuan sendiri, El mengubah posisi menjadi terlentang dan menatap langit kamarnya sambil menghela nafas.

"Ck. Kenapa juga gue harus frustasi gini gara-gara dia?" El bermonolog sambil membayangkan wajah cantik Gianna. "Lagian lo kenapa sih muncul dipikiran gue mulu? Ngeselin banget!"

Masih dengan bersungut-sungut, El meraih ponselnya kembali dan membuka fitur galeri. Beberapa saat dia hanya menatapi foto seorang gadis yang dipotretnya secara diam-diam. Tanpa bisa dicegah, sudut bibirnya tertarik hanya dengan melihat foto itu.

"Cantik banget, sih," gumam El dengan perasaan puas meski hanya menikmati paras cantik itu lewat jepretan foto. Ibu jarinya tak tinggal diam dan sibuk mengusap hasil potret tersebut.

Ting!

Suara pesan masuk berbunyi bersamaan dengan pop up yang muncul di layar. Begitu melihat nama pengirimnya, mata El langsung segar dan dengan cepat mengetuk pesan tersebut.

Valentine😈
you better sleep, Sevarino.

Ini pertama kalinya pesan El di balas. Hanya satu kalimat. Tapi entah kenapa El tetap merasa senang, bahkan jantungnya sudah berdetak tak karuan. Lelaki itu merutuki jari-jarinya yang bergetar saat mengetikan huruf demi huruf guna mengirim balasan untuk gurunya.

Natanael
Knp baru bales?
Ibu sengaja ya?

Balasan tak langsung datang. Satu menit. Dua menit. Saat hampir lima menit berlalu, akhirnya sebuah pesan balasan masuk.

Valentine😈
What do u want?

Natanael
send picture
no 5 gmn jawabnya?

El masih menatap layar ponselnya tak berkedip. Jari telunjuknya mengetuk dan bermain di wajahnya untuk menghilangkan perasaan gusar karena pesannya belum dibaca oleh sang penerima.

Sebenarnya El sudah selesai mengisi lembar surveinya. Namun dia tetap ingin memastikan pada wali kelasnya tentang jawaban yang ia tulis.

Bukan. Alasan utama El menghubungi Gianna bukan untuk memastikan pertanyaan yang tertera di daftar kuesioner. Lelaki itu hanya ingin mencari topik supaya bisa mengirim pesan pada wali kelasnya itu.

Tapi bukannya senang karena bisa saling berbalas pesan, El harus rela menelan rasa kesal karena gadis itu sangat sulit di hubungi.

"Ck. Gak dibales lagi. Ngapain sih dia jam segini?" gumam El sembari melirik jam dinding di atas pintu kamarnya.

FOUR (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang