Tiga tiga

30.6K 5K 361
                                    

😈Happy Reading😈

☘️Welcome Oktober☘️

Sandra melangkahkan kaki jenjangnya dengan anggun menuju outlet Zara di salah satu mall ternama di Jakarta. Dua orang bodyguards berpostur kekar mengekor dengan setia di belakang punggungnya.

Hari ini Sandra yang sedang bosan, memutuskan untuk pergi keluar menghilangkan penat dengan berbelanja menghamburkan uang. Peter tidak bisa menemaninya karena pekerjaan kantor sedang banyak, bahkan suaminya itu selalu lembur beberapa hari ini.

Walau sempat dilarang untuk pergi sendiri, akhirnya Peter mengijinkan Sandra dengan syarat tidak boleh terlalu jauh dengan para bodyguards nya. Dia tidak ingin kejadian yang menimpa El juga terjadi pada Sandra.

Sebenarnya ada 5 bodyguards yang mengantar Sandra, tapi wanita paruh baya itu tidak ingin menjadi pusat perhatian dengan membawa mereka semua untuk membuntutinya. Jadi hanya dua orang sekarang yang menemani Sandra berkeliling, sedang 3 sisanya berjaga di mobil.

"Ah!" pekik Sandra pelan saat seseorang menabrak bahunya. Tangannya terangkat memberi isyarat pada bodyguards nya untuk tidak mendekat.

"Maaf, Bu. Saya gak sengaja," ucap seorang gadis muda yang menggendong bayi sambil menunduk meminta maaf.

"Iya gapapa. Lagi buru-buru?" tanya Sandra dengan nada keibuan.

"I-iya, Bu. Ini anak saya nangis terus, saya mau cari ruangan menyusui tapi gak ketemu-ketemu dari tadi," gadis itu nampak gelisah karena tangisan anaknya belum mau berhenti.

Sandra yang merasa kasihan, mencoba mengelus pipi bayi yang terlihat lucu itu. Jerit tangisnya memang cukup menganggu pengunjung lain, tapi Sandra lebih kasihan karena wajah bayi itu memerah. Pasti tenggorokan juga sakit jika terus-terusan menangis.

"Ayo saya anterin!" ajak Sandra sambil tersenyum hangat.

"Maaf Bu ngrepotin, saya buta arah soalnya, jadi sering kesasar."

"Gapapa, gak repot kok," cetus Sandra seraya memeluk bahu gadis itu. "Anaknya umur berapa?"

"Baru 4 bulan. Sekali lagi maaf ngrepotin, Bu."

"Santai saja," sahut Sandra lembut. "Nama kamu siapa?"

"April, Bu."

Mereka berdua berjalan beriringan, Sandra yang sudah hafal jalan langsung mengajaknya menuju nursing room yang ada di lantai mereka berada. Dua bodyguards Sandra otomatis mengikuti langkah keduanya dengan jarak satu meter, tak menaruh curiga sama sekali dengan gadis muda tersebut.

Sifat Sandra yang baik hati, mudah berbaur dan penuh simpati, memang sudah menjadi daya tarik dan pesona dirinya sebagai seorang sosialita dengan tingkat paling atas.

Sesampainya di nursing room, Sandra ikut masuk ke dalam dan menyuruh bodyguards nya untuk berjaga dengan posisi agak jauh, dia takut kalau mereka berdiri di depan pintu nantinya membuat pengunjung lain tak nyaman.

April sempat melirik kedua orang tersebut sebelum menyusul Sandra. Di dalam ruangan ternyata hanya ada mereka berdua, membuat April bernafas lega.

"Makasih, Bu. Maaf harus ngrepotin lagi," kata April canggung kala meminta bantuan Sandra untuk mengganti popok anaknya yang penuh, sebab dirinya belum terlalu biasa mengurus bayi.

"Kamu ngurus anak kamu sendirian?" tanya Sandra sembari melepas popok si bayi.

"Iya, Bu."

"Suami kamu?"

FOUR (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang