Lima

39.4K 5.4K 336
                                    

Happy Reading

"Dia benar-benar cerdik," gumam Matt. Seorang pria yang bekerja sebagai analis di Badan Intelijen Pusat AS (CIA) itu sedang mempelajari bertumpuk-tumpuk berkas.

Sudah hampir setahun lamanya dia mencoba mencari dan mengumpulkan informasi tentang pembunuh bayaran dengan sebutan 'Four'. Meski berita resmi tentang campur tangan CIA pada kasus ini belum lama turun, sebenarnya mereka sudah melakukan pergerakan jauh sebelum sekarang.

Bahkan mereka sudah mengirim beberapa agen mereka untuk mencari informasi di negara yang telah terjamah pembunuh itu. Berusaha mengeruk data dengan membuka kembali kasus pembunuhan yang sempat tertunda atau malah terhenti.

Sindikat kriminal seperti pembunuh bayaran memang hal yang biasa dan sudah menjamur di kebanyakan negara. Hanya saja kemampuan Four tidak bisa dibandingkan dengan pembunuh lain. Apalagi saat melancarkan aksi, Four tak pernah sekalipun tertangkap CCTV ataupun ada saksi mata. Benar-benar sangat rapi dan terselubung.

Mata Matt sudah berkedut lelah, tapi ambisinya untuk mengetahui siapa itu Four membuat dirinya terus bekerja 24 jam non-stop.

Kepala yang sedari menunduk membaca berkas, mendongak ketika telepon di mejanya berdering. Tangannya dengan malas meraih handle. "Halo."

"Matt, ada sehelai rambut di temukan di tuxedo yang dikenakan Mr. Wung Shu saat kembali ke hotel," suara diseberang membuat Matt melebarkan matanya.

"Kirimkan aku datanya!" pinta Matt lalu menutup telepon.

Mendapat petunjuk sangatlah susah. Rekaman CCTV, sidik jari ataupun bukti barang tak pernah dia dapatkan selama menyelidiki kasus Four. Jadi dia berharap sehelai rambut itu bisa membuka celah untuk menemukan siapa sebenarnya pembunuh bayaran paling handal sedunia itu.

***

Peluh mengalir melewati pipi mulus Gianna yang sudah menghabiskan waktu dua jam untuk memukul samsak. Bajunya yang sudah basah karena keringat, menyatu dengan tubuhnya. Tangannya yang di balut kain cerca sudah memerah tapi gadis itu belum juga menghentikan aktivitasnya.

Berita tentang para agen federal yang turun untuk mencari dirinya membuat suasana hatinya gamang. Bukannya takut kalau tertangkap, hanya saja dia jadi tidak bisa melakukan hal sebebas biasanya.

Dirinya percaya pada Zero. Pria itu pasti akan melindunginya dan tidak akan membiarkan siapapun mengetahui identitas aslinya. Karena itulah yang pria itu janjikan saat Gianna setuju untuk bergabung.

"Yo, Four!" seseorang menyapa Gianna dengan riang.

Begitu menoleh, sosok pria tampan dengan setelan hitamnya datang menghampiri Gianna sambil melambaikan tangan.

Dia Hunter - salah satu kaki kanan Zero. Sepertinya dia baru saja kembali dari Jepang. Selain Dark Blood, Zero membentuk beberapa agen rahasia lainnya yang masih dibawah nama MAS (Mudbloods Assosination Society). Hunter memegang kendali Cassanova, dimana mereka biasa bertugas menyelundupkan narkoba dari berbagai negara. Termasuk Jepang.

Dan lagi, sebagai pemimpin mafia nomor satu di Amerika. Zero adalah seorang kaya raya yang mempunyai banyak bisnis legal guna menyelubung bisnis ilegalnya. Salah satunya bisnis hotel dan restoran yang menyebar di beberapa negara Asia. Meski itu hanya bisnis pengalihan.

"Hai, Hunter!" Gianna tersenyum dan menatap wajah tampan Hunter sebagai penghilang rasa lelah. "Kapan kembali?"

"Tadi pagi," Hunter memandangi keringat Giana yang bercucuran. Refleks tangannya menyingkirkan rambut yang menempel di kening gadis itu. "Banyak berlatih huh? Atau...ada masalah?"

FOUR (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang