Dua sembilan

33.1K 5.1K 228
                                    

Maafkan aku kemarin gak update huhu
Ketiduran 😂

😈Happy Reading😈

Rasa kantuk mulai menyerang Gianna. Tubuhnya lelah ingin segera direbahkan, tapi dia masih belum bisa pulang karena tugasnya hari ini belum selesai.

"Mereka belum selesai juga?" tanya Gianna pada One melalui earpiece.

"Not yet," sahut lelaki yang masih setia duduk di belakang layar dan mengecek keadaan rumah dengan meretas CCTV.

Gianna menghela nafas. Sudah dua jam lamanya dia di atas pohon ini, menunggu dan memantau keadaan sebuah komplek perumahaan elit. Fokus Gianna ada di salah satu rumah, seseorang yang harus dia jaga ada di dalam sana.

Tadi Gianna bahkan baru pulang dari sekolah saat mengecek keadaanya dan tiba-tiba GPS nya bergerak. Setelah berganti baju Gianna langsung melesat menuju titik dengan menggunakan motor sport yang ia dapat dari One.

Dia memarkirkan motornya di sebuah gang kecil kemudian berjalan mencari spot strategis untuk mempermudah dirinya memantau dari berbagai sudut.

"Mereka betul-betul belajar, kan?" gumam Gianna sambil memasukan permen chupa chups ke mulutnya.

"Aku pikir didikanmu mulai membuahkan hasil," suara One terdengar.

"Hm. Ku harap begitu."

"Bocah itu sepertinya tertarik padamu," ujar One mencoba memancing.

"I don't care."

"Kapan terakhir kali kau menyukai seseorang?" pertanyaan terus berlanjut, sepertinya One memang sengaja. Tapi Gianna tak menolak untuk menjawab karena dia bosan jika tidak ditemani.

"I don't remember."

Terdengar dengusan kecil dari One. "Aku rasa kau juga tertarik."

"Ck. Jangan sembarangan!"

"Bukannya kemarin kau kesal karena bocah itu menolak dijodohkan denganmu?" goda One dengan suara datar. Sangat kontras dengan maksud dari perkataanya.

"Aku cuma kesal, bukan berarti aku juga menyukainya. Aku tidak terima. Bisa-bisanya dia menolak gadis secantik aku? Apa dia buta?" sungut Gianna kesal mengingat dia ditolak dua kali oleh orang yang sedang mereka bicarakan.

"Jangan terlalu membencinya," tegur One.

"No. Hanya jengah dengan sifatnya."

Obrolan santai mereka terpaksa terhenti saat One memberi update. "K-03 moving."

Gianna menurunkan kepalanya, mengintai dari celah dedaunan sebelum akhirnya sang target terlihat keluar bersama tiga temannya dan seorang gadis.

"Mereka berguru pada orang yang tepat. Semoga saja kepalanya terisi setelah pulang," kekeh Gianna pelan lalu keluar dari persembunyiannya. "Tapi aku penasaran kenapa Sevarino bisa dekat dengan Jessica? Setahuku anak kelas E bermusuhan dengan anak kelas A."

"Apa kau cemburu?"

"No way!" sanggah Gianna ketus. "Jangan memancing! Kau membuat mulutku lelah."

Diseberang sana, One sedang mengulum tawa mendengar respon Gianna. Menggoda gadis itu mungkin sudah menjadi kebiasaan barunya, dia cukup terhibur dengan reaksi yang gadis itu berikan.

Gianna kembali ke motornya, bermaksud untuk mengikuti El dan teman-temannya dari belakang. Dengan keahliannya mengendarai motor, Gianna menyalip kendaraan lain dengan lihai, mengatur jarak dengan tepat agar keberadaannya tak di ketahui oleh El.

FOUR (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang