TAHUN KEDUA
Alora sudah mulai terbiasa dengan kehidupannya di Hogwarts, dia juga sudah tak terlalu memikirkan ejekan teman-temannya. Kejadian luar biasa di tahun pertama mulai dari menjadi muggle born pertama yang diletakkan di Slytherin, ejekan teman-teman se asramanya, terbukanya The Chamber Of Secrets, membekunya Hermione dan menghilangnya Ginny itu sudah cukup menguatkan mental Alora. Dan sekarang Alora sudah sangat siap menyambut tahun kedua di Hogwarts.
Alora sedang sibuk memeriksa setiap kompartemen apakah masih ada tempat untuk satu orang, ia sengaja memisahkan diri dari kawanan kakaknya karena ingin mencoba mencari teman baru.
"Ya, aku ingin membeli permen ini, ini uangnya." Blaise memberikan beberapa koin kepada seorang wanita tua yang menyeret troli berisikan makanan ringan.
"Hai Alora, senang bertemu dengan mu lagi!" Blaise menyapa Alora ramah.
"Hai juga, Blaise."
"Apa kau juga ingin memberi beberapa camilan?" Tanya Blaise, dirinya heran melihat Alora masih berkeliling-keliling di lorong kereta.
"Tidak, aku mencari tempat yang kosong." Jawab Alora.
"Kau bisa ikut denganku." Tawar Blaise ramah.
"Apa kau tidak keberatan?" Alora merasa tidak enak dengan Kakak tingkatnya ini, menurutnya ia cukup banyak merepotkan Blaise di tahun pertama.
"Tentu saja tidak, ayo!" Blaise mulai memimpin jalan.
"Baiklah."
Mereka berdua berjalan beriringan, Blaise membuka sebuah pintu coklat yang membuat jalan mereka buntu, dan interior di kereta bagian ini jauh lebih mewah!
"Gerbong Slytherin terlihat berbeda," kata Alora, dia menyapu pandangannya ke sekeliling.
"Ya, selamat datang di gerbong Slytherin."
Keduanya berjalan ketempat dimana Draco dan Pansy duduk.
"Duduklah, Alora." Kata Blaise ramah.
"Hai Parkinson, dan hai juga Malfoy bagaimana liburan kalian?" Alora berusaha bersikap ramah dan santun kepada kedua manusia dingin ini.
"Ya ampun, Zabini, untuk apa kau mengajak muggle ini kemari?" Pansy seakan menyadarkan Alora kembali untuk tidak perlu beramah-tamah dengan seorang Pansy.
Draco juga tampak terkejut namun dia tak berkata apa-apa.
"Memangnya kenapa kalau aku membawanya? Dia juga seorang Slytherin." Jawab Blaise tenang.
Pansy tampak kesal mendengar jawaban Blaise, ia lantas bangun dari duduknya dan berpindah tempat ke samping Draco.
Ya, itu sangat bagus! Alora jadi tak harus duduk bersebelahan dengan Pansy, apalagi dengan Draco!
Blaise mempersilahkan Alora duduk terlebih dahulu lalu ia ikut duduk.
Suasana tampak canggung, tak ada yang berbicara, dan Alora memilih untuk menatap pemandangan lewat jendela, walaupun dia berusaha mengajak Pansy atau Draco berbicara mereka pasti tak akan menyahut jadi Alora memilih diam.
"Apa temanmu masih hidup?" Tanya Pansy tiba-tiba.
Alora kaget mendengar itu.
"Meaning?" Alora mengerutkan keningnya.
"Kau tidak tau kalau ada tawanan dari Azkaban berhasil kabur dan mengincar Potter untuk membunuhnya?" Pansy tampak menikmati wajah cemas Alora.
"Ya, aku tau itu." Ujar Alora pelan, sedari tadi dia tak pernah memikirkan soal itu, Alora berusaha melupakannya sekuat tenaga agar tak menganggu sekolahnya namun sia-sia karena Pansy mengingatkan nya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LUCKY MUDBLOOD {TAHAP REVISI}
FanfictionMereka yang disebut keluarga berdarah murni mempertahankan kemurnian mereka dengan tidak menjalin hubungan apapun dengan penyihir selain pureblood. Lalu bagaimana jika salah satu dari mereka tidak sengaja jatuh cinta kepada muggle-born? baca:cinta t...