"Makan permen ini!" Perintah Draco.
Anak tahun pertama yang kedua tangannya di kunci oleh Crabbe dan Goyle hanya bisa menggeleng menutup rapat mulutnya.
"Buka mulutmu sendiri atau aku yang akan membukakannya untukmu!" Draco mengeluarkan wand nya dari jubahnya mengancam adik angkatan nya.
Perlahan bocah itu membuka mulutnya dan Draco dengan cepat memberinya permen yang bisa membuat mu muntah dalam sekejap, rasanya sangat menjijikkan.
"Good boy!" Puji Draco disambut gelak tawa Crabbe dan Goyle.
"Hueeeek!" Langsung saja Crabbe dan Goyle melepaskan kedua tangan bocah itu dan membiarkan nya mengeluarkan isi perutnya.
Hidung kedua bocah itu sudah memerah menandakan sebentar lagi akan menangis.
Tak ada yang menolong bocah tersebut karena memang rata-rata para penyihir sedang berada di gedung Hogwarts untuk mendaftar mengikuti triwizard tournament, mau yang ikut maupun tidak sama-sama menyaksikan para calon peserta memasukan nama mereka ke piala api.
Kesempatan tersebut dipakai Draco untuk mengisengi anak-anak tahun pertama.
Alora yang sedang berjalan bersama Ginny langsung menghampiri Draco, lebih tepatnya menghampiri anak kecil yang hampir menangis itu.
Awalnya Ginny dan Alora menemani Fred dan George membuat ramuan penuaan, tapi karena mereka berdua merasa jenuh akhirnya Ginny dan Alora memutuskan untuk berjalan-jalan dan bertemu Draco.
Alora langsung terduduk dan merangkul pundak anak kecil itu, "Keluarkan semuanya!" Ucap Alora lembut.
Ginny menatap Draco kesal, "Dasar Malfoy tidak ada kerjaaan!"
"Aku rasa aku baru saja mendapat kan satu pekerjaan lagi." Draco menodongkan wand nya kearah Ginny dengan smirk andalannya.
Bukan Ginny jika tidak terpancing emosi, Ginny dengan cepat mengeluarkan wand dari jubah Gryffindor nya.
"Ini akan menyenangkan." Draco menarik seulas senyum mengejek.
Alora mendongakkan kepalanya namun tangan kirinya tetap sibuk mengusap punggung anak malang itu.
"Ginny jangan!" Pinta Alora pelan tapi penuh penekanan, mendengar suara gadis itu perhatian Draco teralihkan, Draco menatap Alora dengan tatapan yang cukup sulit untuk di artikan.
"Mobilicorpus!" Ginny merapalkan mantra dengan cepat ketika Draco menoleh kearah Alora.
"AAAA!"
Draco langsung mengambang di udara dengan kaki di atas.
"Turunkan aku!" Teriak Draco pada kedua temannya.
Crabbe dan Goyle mulai kebingungan karena keduanya lupa untuk membawa wand.
Ginny tertawa keras di ikuti anak kecil itu, Alora jadinya ikut tersenyum melihat anak itu tertawa.
"Lihat? Ginny sudah membalaskan dendam mu?" Kata Alora pada anak itu.
Anak itu mengangguk dengan senyuman sumringah.
Ginny mempermainkan Draco, ia membuat laki-laki itu dalam posisi naik-turun naik-turun.
"Harusnya kameramen daily prophet ada disini untuk mengabadikan momen ini," Ejek Ginny.
Ketika Ginny sedang asik menaik turunkan Draco, Goyle dengan cepat mendorong Ginny hingga gadis itu jatuh ke tanah begitu pula dengan Draco.
Buk!
Alora menutup matanya ketika Draco terjatuh "Kau baik-baik saja?"
"Kau harusnya bertanya padaku!" Kata Ginny yang terlentang di tanah.
"Oh, iya." Alora bangkit dan menyodorkan tangannya untuk membantu sahabatnya berdiri.
Setelah berdiri, Ginny mengecek sikunya yang tertutupi lengan jubah, untung saja jubahnya tidak koyak, Ginny membungkuk lalu mengambil wand nya yang tergeletak di tanah.
Ginny lantas mulai berjalan karena sudah muak dengan sikap Draco dan teman-temannya yang menurutnya kelewatan,"Kami antar kau kembali!" Ucap Ginny langsung menggandeng tangan anak itu.
Anak itu dengan senang hati menggenggam tangan Ginny dan berlalu pergi.
Alora membuntut dibelakang, ketika tepat di hadapan Draco, Alora berhenti sebentar.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Alora.
Langsung saja Draco menjawab dengan ketus, "Menurut mu? Remuk rasanya tulangku!"
"Itu juga salahmu. Jangan menggangu jika tak ingin di ganggu." Pesan gadis itu.
Tangan kanan Alora bergerak dan menepuk pundak kanan Draco yang kotor terkena tanah dan daun, setelah memastikan tidak ada tanah lagi di jubah Slytherin Draco, Alora melanjutkan langkahnya.
"Oh, ya jangan lupa di bersihkan bekas muntah tersebut, timbun saja dengan tanah." Alora melambaikan tangannya.
Sedangkan Draco sudah sedari tadi membeku ketika Alora membersihkan pundaknya dengan sangat lembut.
"Alora. Bisakah kau sekali saja bertindak kasar padaku? Jadi aku juga bisa bertindak kejam padamu! Aku tak mungkin jatuh hati padanya, seorang mudblood kotor! Apa yang akan di katakan Father jika mengetahui anaknya melanggar aturan, Father akan sangat kecewa." Gumam Draco yang menatap punggung Alora menjauh.
"Malfoy!" Crabbe menghentikan lamuan Draco.
"Kubur muntah tersebut dengan tanah, aku ada urusan!" Perintah Draco meninggal kan kedua temannya yang langsung berdecak kesal.
_________________
Tertanda
Alora Caliana
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LUCKY MUDBLOOD {TAHAP REVISI}
FanfictionMereka yang disebut keluarga berdarah murni mempertahankan kemurnian mereka dengan tidak menjalin hubungan apapun dengan penyihir selain pureblood. Lalu bagaimana jika salah satu dari mereka tidak sengaja jatuh cinta kepada muggle-born? baca:cinta t...